Gubernur NTT Pastikan Jembatan Termanu Dibangun Tahun 2021,Lanjut Bangun Jalan Amfoang Rp 19 Miliar

Gubernur NTT Pastikan Jembatan Termanu Dibangun Tahun 2021,Lanjut Bangun Jalan Amfoang Rp 19 Miliar

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong

POS-KUPANG.COM I KUPANG---Bupati Kupang, Korinus Masneno secara khusus  menyambut kedatangan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Ketua DPRD Provinsi NTT Emi Nomleni di kawasan Sungai Termanu pasca hanyutnya Jembatan Termanu akibat hujan badai seroja.

Dalam kunjungan ke Amfoang ini, Gubernur Laiskodat memastikan pengerjaan jembatan Termanu direalisasikan pada tahun 2021 ini menggunakan dana dari Kementrian PU. Sementara dana APBD NTT diarahkan untuk  melanjutkan pengerjaan jalan dari Amfoang Barat Daya ke Amfoang Barat Laut senilai Rp 19 Miliar.

Dalam rilis berita yang diterima Pos-Kupang, Jumat (30/4), kehadiran Gubernur NTT dan rombongan menyisir jalur darat ke 4 wilayah kecamatan di Amfoang guna memastikan kondisi jalan dan jembatan yang rusak.

Di area Sungai Termanu, bupati Kupang melaporkan kepada gubernur soal kondisi kerusakan Jembatan Termanu dan kondisi warga Amfoang Barat Daya pasca badai seroja.

Baca juga: Sertijab Bupati dan Wabup Malaka Bersamaan dengan Hari Buruh, Simak Infonya

Gubernur Viktor dihadapan Bupati Kupang Korinus Masneno dan Camat Amfoang Barat Daya Julius Taklal menegaskan, pengerjaan Jembatan Termanu tahun 2021 ini dianggarkan dari Kementerian PU sehingga anggaran provinsi dicabut untuk melanjutkan pengerjaan jalan Amfoang Barat Daya ke Amfoang Barat Laut.

Jalur darat yang sebelumnya tidak bisa diakses, kini sudah bisa dilewati melalui  sungai Termanu menuju Amfoang Barat Daya,Barat laut, utara dan Amfoang Timur. Di sejumlah sungai disiagakan alat berat dan sementara diperbaiki infrastruktur jalan yang rusak akibat hujan badai seroja.

Selain melihat langsung kondisi Termanu, rombongan Gubernur NTT, Ketua DPRD Provinsi NTT Emi Nomleni, Kadis PU NTT, Kadis Peternakan NTT bersama Bupati Kupang berdialog langsung dengan warga Amfoang barat daya terkait dampak bencana dan potensi pertanian.(*)