Salam Pos Kupang
Jadi Bahan Introspeksi
Dua kasus yang bersentuhan langsung dengan pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit pada pekan ini, menarik perhatian banyak pihak

POS-KUPANG.COM - Dua kasus yang bersentuhan langsung dengan pelayanan kesehatan kepada pasien di rumah sakit pada pekan ini, menarik perhatian banyak pihak.
Pertama kasus penganiayaan seorang perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang oleh JS dan kasus perusakan ruang ICU Covid-19 RSUD Waikabubak oleh keluarga pasien covid yang meninggal dunia.
Di Palembang pelakunya sudah ditangkap dan diproses hukum. Sedangkan di Waikabubak, Tim Satgas Vovid-19 menfasilitasi sehingga kasusnya tidak meluas tetapi sudah dilaporkan ke aparat berwajib.
Untuk kasus perusakan ruang ICU Covid-19 RSUD Waikabubak, Direktur, dr.Ando Saragih mengatakan, keluarga korban MWA yang meninggal dunia, adalah warga Desa Weedabo, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat. Keluarga merusak dua kaca ruang isolasi RSUD Sumba Barat, Sabtu (17/4) siang, karena terjadi miskomunikasi setelah mengetahui keluarga mereka meninggal.
Baca juga: Rp 6,3 Miliar BLT, Camat Agus : Jangan Ditransfer ke Sidney, Cina, Hongkong & Kamboja Beli Togel
Baca juga: Menakar Peran Ibu dalam Keluarga (Refleksi Hari Kartini)
Keluarga menilai korban meninggal dunia bukan karena positif terpapar virus corona. Keluarga yang baru datang ke rumah sakit sesaat setelah kejadian itu, langsung menuju ruang isolasi Covid-19. Mereka berteriak menanyakan keadaan almarhum.
Keluarga mengatakan, almarhum bukan terpapar virus corona. Mereka hanya mencium korban dan menanyakan kepada dokter dan perawat yang ada, apakah keluarga bisa membawa pulang.
Petugas menyampaikan jenazah almarhum tidak bisa dibawa pulang karena positip tertular virus corona maka pemulasaran dan pemakaman dilakukan secara protokol kesehatan. Mendengar jawaban itu, keluarga yang jumlahnya cukup banyak tidak terima sehingga situasi sulit dikendalikan hingga terjadi aksi perusakan.
Walau hanya dua pintu kaca yang rusak, namun peristiwa ini patut dijadikan bahan introspeksi bagi masyarakat dan petugas kesehatan dalam pelayanan. Komunikasi dua arah yang terbuka dipandang sangat perlu sehingga tidak terjadi miskomunikasi yang memicu emosi keluarga yang bisa merembet menjadi aksi melawan hukum.
Baca juga: Sosok Ini Ternyata yang Memberikan Bocoran Reshuffle Kabinet, Siapa Menteri yang Layak Diganti?
Baca juga: Betrand Peto Bisa Tinggal di Kampung Lagi , Ruben Onsu Ancam Kembalikan Onyo ke Maggarai
Kita patut memberikan apresiasi kepada Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Sumba Barat yang dipimpin langsung Asisten III Setda Sumba Barat, Yeremia Ndapa Doda, SSos, melakukan negosiasi dengan keluarga.
Memberi penjelasan kepada keluarga dan akhirnya menerima dan memahami dan merelakan almarhum dimakamkan dengan protokol kesehatan walau di pemakaman keluarga. Dan, semuanya berjalan lancar sehingga almarhum pun dimakamkan pada Sabtu (17/4) sore.
Jadi baik oleh masyarakat yang membutuhkan pelayanan maupun tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan perlu untuk saling mengerti dan mengendepankan komunikasi yang baik.
Jika ditemukan hal-hal yang mengganjal, perlu dikomunikasikan secara terbuka sehingga tercipta saling memahami tugas dan kepentingan dari masing-masing pihak. Selain itu, membangun komunikasi hendaknya dengan cara yang baik dengan tidak mengandalkan emosi dan kekuatan.(*)