Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari: Saya Menghargai Pemikiran Terawan

EKS Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari ikut menjadi relawan untuk Vaksin Nusantara yang dimotori Terawan Agus Putranto

Editor: Kanis Jehola
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari 

Saya engga pernah. Saya mau menjadi relawan karena saya tertarik. Saya tidak bisa divaksin dengan vaksin yang ada. Saya mempunyai komorbid.

Kalau pakai Sinovac, katanya Sinovac belum pernah dipakai untuk lansia. Kemudian cocoknya sama Astrazenaca atau Pfizer, saya tidak mau. Saya tidak tahu side effect-nya jangka panjang.

Maka begitu ada alternatif vaksin Nusantara itulah saya tertarik. Sebetulnya menurut saya bukan vaksin, imunoterapi. Kalau vaksin itu pada prinsipnya memasukkan virus atau bagian dari virus ke dalam tubuh kita.

Punya Pak Terawan itu tidak memasukkan virus maupun bagian dari virus ke tubuh kita. Kalau secara terjemahan murni, dia adalah imunoterapi.

BPOM sebut keamanan dan efektivitas vaksin Nusantara belum meyakinkan?

Satu saya tidak tahu apakah itu diizinkan Badan POM atau tidak. Tapi saya ini peneliti, orang yang membimbing penelitian. Saya juga sering penelitian tapi tidak sampai ke Badan POM juga banyak. Kalau penelitian yang ke Badan POM, itu artinya resmi untuk semua orang di negara ini. Badan POM itu adalah lembaga negara.

Andai ada orang yang meneliti kadang-kadang kita tidak tahu, tapi tidak mungkin dilarang. Orang meneliti itu ya tidak mungkin dilarang. Penelitian juga belum tentu berhasil. Kenapa saya suka rela? Karena saya ingin tahu hasilnya. Kalau saya jadi peserta, saya mengikuti iramanya, timing-nya. Sehingga bisa secara terbuka kita bisa melihat.

Bagaimana keseharian ibu di masa pandemi Covid-19?

Saya pelaku protokol kesehatan yang disiplin. Apakah 3M apakah itu 5M. Pakai masker jaga jarak, cuci tangan teratur dan benar. Di rumah saya itu selalu terbuka. Anginnya langsung masuk, AC tidak saya pakai dan segala macam. Hanya di kamar tidur saja pakainya. AC itu mempermudah virus untuk masuk.

Tahun depan ditargetkan kekebalan komunal mencapai 70 persen. Bisa tercapai?

Herd immunity yang dimaksud pemerintah itukan kalau 70 persen divaksin. Kendalanya apakah itu bisa? satu. Kedua, bagaimana mengukur herd immunity selain dari jumlah itu? Apakah betul 70 persen? Jangan-jangan kurang dari 70 persen. Herd immunity itu, kalau 70 persen dari satu populasi mempunyai imunitas yang bagus, nah itu populasi semuanya terlindung. Imunitas yang bagus itu bisa secara alami kalau Anda menderita Covid-19, setelah sembuh, maka Anda akan mempunyai imunitas yang jauh lebih bagus daripada Anda divaksin.

Kalau semua harus 70 persen, artinya orang-orang yang punya imunitas bagus itu tidak dihitung. Kalau orang-orang yang punya imunitas bagus itu dihitung, mungkin tidak perlu 70 persen. Jangan-jangan cuma 50 persen atau berapa, tapi saya tidak tahu bagaimana menghitungnya.

Kiat hidup sehat di masa pandemi terutama untuk para lansia?

Satu, sepengetahuan saya, lakukan protokol kesehatan dengan disiplin. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan betul, jangan banyak berkerumun dan tidak usah pergi ke mana-mana kalau tidak perlu banget.

Jangan jalan-jalan ke pasar sendiri dan sebagainya. Setelah itu tidur yang cukup. Tidur yang cukup itu kira-kira 7 jam per hari, pada malam hari.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved