Gubernur Ini Pernah Diincar Teroris Ketika Masih Berkuasa, Rahasianya Terbongkar Saat Ditembak Mati

Baru-baru ini, Mabes Polri mengungkap fakta mengejutkan tentang teroris di Indonesia. Ternyata selama ini para teroris punya grup di WhatsApp.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Ilustrasi: Polisi melakukan olah TKP ledakan di Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus alias Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021). Polisi menyatakan bom yang meledak tersebut merupakan bom bunuh diri. Enam orang terduga teroris kasus Makassar tersebut ternyata dalam satu grup WA Batalion Iman 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Baru-baru ini, Mabes Polri mengungkap fakta mengejutkan tentang teroris di Indonesia. Ternyata selama ini para teroris punya grup di WhatsApp.

Grup Whatsapp (WA) para teroris itu bernama Batalion Iman. Dari grup inilah diketahui rencana dan target yang hendak dieksekusi.

Dari grup ini pula terungkap fakta tentang rencana aksi para anggota teroris di Tanah Air.

Salah satu anggota grup teroris di WA itu, rupanya berdomisili di Makassar. Dan, terduga teroris itu telah dihabisi Densus 88 ketika secara mengejutkan menyerang petugas secara membabibuta.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono. Dia mengatakan, melalui grup WA itu, dibahas sejumlah aksi amaliyah yang akan dilakukan.

"Mereka membuat grup WA. Nama grup tersebut itu Batalion Iman. Dimana dalam komunikasi dalam grup WA tersebut mereka membicarakan tentang rencana-rencana amaliyah selanjutnya," kata Brigjen Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 13 April 2021.

Selain itu, terduga teroris juga membahas perihal perakitan bahan peledak ataupun bom di grup WA tersebut.

"Dalam grup WA tersebut mereka mempraktikan bagaimana membuat atau merakit bahan peledak," jelas dia.

Dalam penangkapan para pelaku, Rusdi menyatakan mereka mengamankan 1 senapan angin, ponsel hingga kendaraan sepeda motor.

"Polisi amankan 1 senapan angin yang digunakan untuk latihan mereka, bagaimana menggunakan senjata. Kemudian juga 7 buah HP, dan 1 kendaraan roda 2," jelas dia.

Lebih lanjut, ia menambahkan keenam terduga teroris ini merupakan kelompok teroris yang pernah melakukan kajian di Villa Mutiara.

Ke depan, pihaknya masih memburu kelompok lainnya yang terkait dengan aksi ini.

"Densus terus mengembangkan kasus dari kelompok Villa Mutiara Ini. Mudah-mudahan Densus bisa selesaikan permasalahan-permasalahan yang dihubungkan dengan kelompok Mutiara Makassar ini, sehingga betul-betul bisa ciptakan situasi aman," tukas dia.

Baca juga: Teroris Ini Ditembak Mati Saat Ditangkap di Makassar, Densus 88 Anti-Teror Ungkap Fakta Mengejutkan

Baca juga: Terduga Teroris Ini Serahkan Diri Setelah Cairkan Dana Bansos, Kisahnya Mengejutkan Karena Ini, Apa?

Bahkan terungkap pula bahwa para teroris tersebut, menargetkan pula sejumlah pejabat sebagai target yang harus dieksekusi.

Salah satu pejabat yang diincar teroris, adalah Syahrul Yasin Limpo, ketika masih menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan. 

Saat itu, teroris sempat melempar bom pipa di acara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada November 2012 silam.

Dan, yang melakukan tindakan tersebut, adalah MT yang baru ditembak mati Densus 88 Anti-Teror Polri pada Kamis 15 April 2021.

Pada peristiwa tahun 2012 di acaranya Gubernur Syahrul Yasin Limpo itu, MT yang melemparkan bom ke tempat acara.

Untungnya, saat MT melancarkan aksinya bom tersebut, pipa berisi TNT, paku dan beling tersebut, tidak meledak sama sekali.

"Iya betul, (terduga teroris MT ini pelaku pelemparan bom di acara Gubernur SYL)."

"Dia (MT) divonis tiga tahun penjara waktu itu," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol E Zulpan, Jumat 16 April 2021.

"Jadi pascabebas dari hukuman yang dijalani, dia kembali bergabung di kelompok kajian teroris," ujarnya.

Dalam kelompok kajian itu, lanjut Zulpan, MT juga sempat bertemu dengan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar 28 Februari lalu.

Polisi melakukan olah TKP ledakan di Gereja Katedral Makassar (gereja Katedral Hati Yesus Yang Mahakudus), Minggu 28 Maret 2021.

Polisi menyatakan bom yang meledak tersebut merupakan bom bunuh diri.

60 Anggota Teroris

Hingga hari ini polisi telah menangkap sekurangnya 60 terduga teroris setelah insiden ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah mulai dari Jakarta hingga Jawa Timur.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan aparat kepolisian telah menangkap sedikitnya 60 orang terduga teroris setelah teror bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sigit mengatakan, pelaku ditangkap di tempat yang terpisah di sejumlah daerah mulai dari Ibu Kota DKI Jakarta hingga Jawa Timur.

"Jadi sampai saat ini total kurang lebih dari rangkaian Jakarta, Makassar, Jawa Timur, Yogyakarta ada kurang lebih 55-60 orang udah kita amankan," kata Sigit dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu 3 April 2021 malam.

Dijelaskan Sigit, mayoritas para terduga teroris yang diamankan berasal dari klaster teroris Makassar.

"Untuk di Makassar sudah lebih dari 30 kita amankan. Kemudian untuk di Mabes Polri untuk sampai saat ini masih satu orang saja lone wolf," ujar dia.

Lebih lanjut, Sigit mengaku pihaknya akan terus melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap tindak pidana terorisme.

"Harapan kita dalam beberapa hari ke depan kita bisa terus melakukan langkah-langkah di lapangan dalam rangka melaksanakan rangkaian pengamanan sehingga seluruh perayaan ibadah bisa berjalan aman dan lancar," tukas dia.

Teroris Mabes Polri DItembak Mati
Teroris Mabes Polri DItembak Mati (Kompas TV)

Baca juga: Denny Siregar Sebut FPI Tempat Pembenihan Teroris, Setelah Bubar Anggotanya Gabung ke Kelompok Lain

Baca juga: Teroris Ini Sangat Licik, Sebelum Lakukan Bom Bunuh Diri, Minta Dulu Ilmu Kebal ke Dukun Ini, Siapa?

Terduga Teroris Pasar Rebo

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris berinisial W, di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat 9 April 2021 siang.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyampaikan, W merupakan salah satu terduga teroris yang masuk daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok Jakarta dan sekitarnya.

Ia menjelaskan, W turut terlibat dalam pembuatan bom aseton peroksida (TATP) yang dipimpin HH di Condet, Jakarta Timur.

"Saudara W adalah tersangka teroris yang telah ditetapkan DPO."

"Yang memiliki peran ikut merencanakan dan ikut mengetahui pembuatan bom di rumah HH yang telah ditangkap sebelumnya," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Jumat 9 April 2021.

Ahmad kemudian menjelaskan, W juga pernah menyiapkan tempat uji coba peledakan bom di Ciampea, Bogor, Jawa Barat.

"Saudara W menyiapkan tempat uji coba bom di daerah Ciampea Bogor."

"Jadi 2 peran yang sementara diketahui, sehingga dinyatakan oleh penyidik Densus 88 Saudara W DPO dan telah ditangkap," terangnya.

W telah dibawa tim Densus 88 Antireror Polri ke Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, sejak Jumat (9/4/2021) siang hari.

"Selanjutnya nanti tersangka akan diamankan ke Rutan Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucap Ahmad.

Ahmad menjelaskan, tim Densus 88 Antiteror Polri masih melakukan penggeledahan di kediaman pelaku.

Dia bilang, penyidik menemukan barang yang berkaitan dengan aksi terorisme.

Di antaranya, bahan baku peledakan bom aseton peroksida (TATP).

"Saat ini masih dilakukan di rumah yang bersangkutan," cetusnya.

Sebelumnya Wartakotalive memeberitakan, seorang pria diamankan Densus 88 Antiteror Polri, dari sebuah rumah di Jalan TB Simatupang, RT 02/RW 08, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Idris, Ketua RT 02/RW 08 Kelurahan Gedong mengatakan, peristiwa penggerebekan terhadap seorang warga berinisial WI (50) itu terjadi pada Jumat 8 April 2021 sekira pukul 12.30 WIB.

"WI-nya sudah dibawa lebih dulu."

"Dibawa pas dia habis pulang Salat Jumat, belum sampai rumah sudah langsung dibawa sama petugas," kata Idris, Jumat 9 April 2021.

Saat itu, WI dibawa oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri dalam keadaan tangan terikat kabel tis berukuran besar warna putih, menuju sebuah mobil pribadi.

Namun, Idris mengaku tidak mengetahui alasan mengapa warganya itu dibawa anggota Densus 88 Antiteror Polri.

Ia beralasan petugas tidak ada koordinasi dengan pengurus RT/RW.

"Tapi yang saya dengar dia sering main ke rumah (terduga teroris) di Condet yang kemarin itu," ujar Idris.

Rumah di kawasan Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur yang dimaksud merupakan kediaman terduga teroris Husen Hasny alias HH yang diamankan pada Senin 29 Maret 2021 silam.

Ilustrasi Anggota tim Densus 88 Mabes Polri menangkap seorang pria ditengah penggeledahan sebuah rumah di Tambun, Bekasi. Kamarin Tim Densus menangkan seorang terduga teroris di Makassar, namun karena melakukan perlawanan akhirnya tewas didor
Ilustrasi Anggota tim Densus 88 Mabes Polri menangkap seorang pria ditengah penggeledahan sebuah rumah di Tambun, Bekasi. Kamarin Tim Densus menangkan seorang terduga teroris di Makassar, namun karena melakukan perlawanan akhirnya tewas didor (Tribunnews.com)

Baca juga: Abah Popon Bukan Tokoh Fiktif, Sosok yang Disebut-sebut Terduga Teroris Sebagai Guru Ilmu Kebal

Baca juga: Teroris Ini Sangat Licik, Sebelum Lakukan Bom Bunuh Diri, Minta Dulu Ilmu Kebal ke Dukun Ini, Siapa?

Sejumlah personel Densus 88 Antiteror Polri baru menemui Idris setelah mengamankan WI, untuk meminta pendampingan saat melakukan upaya penggeledahan rumah WI.

"Tadi yang mendampingi pas penggerebekan rumah ada saya sama Sekretaris RW," ucapnya.

Ini Peran 4 Terduga Teroris yang Diciuk di Condet dan Bekasi

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menuturkan, pihaknya mengamankan 4 terduga teroris, yang berperan sebagai pembuat bom dan perencana teror.

Hal itu hasil dari penggerebekan dua kediaman terduga teroris di Condet dan Bekasi, Senin 29 Maret 2021.

Dari dua lokasi itu juga disita 4 bom rakitan aktif high explosive, serta 5 stoples bahan peledak seberat 3,5 kilogram yang dapat dijadikan 70 bom pipa.

Fadil menjelaskan, pengungkapan ini berawal dari insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

Kapolri langsung memerintahkan agar seluruh jajaran meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya dan ancaman terorisme.

"Oleh sebab itu pada Senin 29 Marer 2021, hari ini sekitar jam 09.38 WIB."

"Satgaswil Densus 88 DKI Jakarta bersama jajaran Reskrimum Polda Metro Jaya telah melakukan upaya-upaya penangkapan di dua lokasi."

"Di Bekasi dan Condet," katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin 29 Maret 021.

Hasilnya, kata Fadil, telah ditangkap 4 terduga teroris.

Yakni, ZA (37), laki-laki yang berperan membeli bahan baku dan bahan peledek seperti aceton, HCL, termomeer, dan alumunium powder.

"ZA juga berperan memberitahukan kepada Saudara BS cara membuat dan cara mencampurkan cairan yang disiapkan untuk bahan peledak tersebut," ungkap Fadil.

Kedua, BS (43), laki-laki yang berperan mengetahui pembuatan handak dan cara membuat bahan peledak.

Ia menyampaikan kepada MAJ terkait bahan peledak yang diistilahkan dengan takjil.

"Mereka mengistilahkan dengan takjil."

"Setelah semua bahan dicampurkan yang akan menghasilkan bom dengan ledakan besar," tuturFadil.

Ketiga adalah AJ (46), yang berperan mengetahui dan membantu Saudara ZA dalam pembuatan bahan peledak.

"Serta bersama-sama BS mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka persiapan melakukan teror dengan bahan peledak," katanya.

Kemudian adalah HH (56) yang ditangkap di Condet, Jakarta Timur.

"HH ini memiliki peran cukup penting dalam kelompok ini."

"Dia yang merencanakan, mengatur taktik dan teknis pembuatan bersama Saudara ZA."

"HH hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan kegiatan amaliyah."

"Dia ini juga membiayai dan mengirimkam video tentang teknis pembuatan bom kepada 3 tersangka lainnya," beber Fadil.

Dari mereka, lanjut Fadil, ditemukan sejumlah barang bukti berupa bom aktif dan bahan pembuatan bom.

"Ditemukan 4 bom aktif yang sudah dirakit dengan kaleng dan bersumbu, yang bahan peledaknya adalah Triacetone triperoxide atau TATP."

"Bahan ini mudah meledak dan tergolong high eksplosive, yang sangat sensitif atas panas atau gesekan dan lainnya," jelas Fadil.

Oleh sebab itu, kata Fadil, Tim Jihandak Satgegana Polda Metro Jaya memutuskan melakukan disposal 4 bom rakitan itu di lokasi temuan di Condet dan Bekasi.

"Juga dari temuan handak tersebut ada beserta bahan bakunya yang ada, yakni TATP."

"Sesuai dengan perhitungan tim, jumlah TATP dari 5 stoples dengan berat sekitar 3,5 kg, diperkirakan membuat sekitar 70 bom pipa," terangnya.

Saat ini, kata Fadil, pihaknya masih mendalami apakah kelompok yang dibekuk pihaknya di Condet dan Bekasi ini memilili keterkaitan dengan pelaku bom bunuh diri di Makassar atau tidak.

4 Terduga Teroris Diciduk di Jakarta dan Bekasi

Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap 4 terduga teroris di Jakarta dan Bekasi, Senin 29 Maret 2021.

Mereka juga menemukan 5 bom aktif sebagai barang bukti.

Baca juga: Ternyata Mantan Narapidana Teroris di Aceh Terlibat Dalam Aksi Teroris di Mabes Polri, Ini Sosoknya?

Baca juga: Teroris di Indonesia Ada Kaitan dengan Kasus Habib Rizieq Shihab Simak Pengakuan Terduga Teroris Ini

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, seluruh terduga teroris telah diamankan oleh tim Densus 88.

"Densus yang ada di Jakarta telah mengamankan 4 orang dengan identitas ZA, AA, AJ, dan DS," kata Jenderal Sigit kepada wartawan, Senin 29 Maret 2021.

Sigit juga membenarkan tim Densus 88 menemukan bom aktif yang siap digunakan saat penangkapan para terduga teroris.

"Kita temukan barang bukti 5 bom aktif jenis bom sumbu yang siap digunakan."

"Kemudian 5 stoples besar yang di dalamnya berisi aseton, H2O2, HCL, sulfur," jelasnya.

Pihaknya juga menemukan bahan baku pembuatan bom.

"Serta termometer yang bahan-bahan ini akan diolah menjadi bahan peledak."

"Jumlahnya kurang lebih 4 kilogram. Kemudian ditemukan bahan peledak yang sudah jadi jenis TATP dengan jumlah 1,5 kilogram," ungkap Kapolri.

Berita Lainnya di Sini

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Polisi Bongkar Grup WA Bernama Batalion Iman Usai Bom Makassar, Anggota Lain Masih Diburu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved