Bank NTT Minta Dukungan BPJamsostek Pertimbangkan Kelonggaran
Manajemen Bank NTT meminta dukungan BPJamsostek untuk mempertimbangkan kelonggaran atau diskon rate bagi Bank NTT
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Manajemen Bank NTT meminta dukungan BPJamsostek untuk mempertimbangkan kelonggaran atau diskon rate bagi Bank NTT untuk melakukan ekspansi kredit di sektor produktif.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Bank NTT, Hary Alex Riwu Kaho saat menerima kunjungan Direktur Utama BP Jamsostek Anggoro Eko Cahyo di Kantor Bank NTT, Jumat (16/4) siang.
Hary menjelaskan, badai siklon tropis seroja sangat berdampak pada kondisi portofolio Bank NTT. Sekiranya terdapat 536 debitur terdampak dan portofolio hampir mencapai Rp2 miliar. Selain itu, akibat recofusing dampak pandemi Covid-19 dan badai kali lalu, debitur yang tercakup dalam BP Jamsostek hanya sekitar 10.000-15.000 debitur dari target semula 30.000 debitur.
Ia pun meminta dukungan dari BP Jamsostek agar dapat mempertimbangkan diskon rate atau kelonggaran bagi Bank NTT.
Baca juga: OMK Paroki Betun Sigap 1x24 Jam Distribusi Bantuan ke Korban Bencana di Malaka
Baca juga: Dampak Bencana Alam di Kabupaten Kupang, Harga jual BBM Selangit, Ini Sikap Bupati Kupang
"Sekiranya Pak Dirut berkenan mungkin periode berikut dalam penempatan ke kami, ada diskon rate sehingga ada akselerasi dan aksesbilitas yang bisa kita berikan dengan proses bisnis kami," katanya di ruang pertemuan Dirut Bank NTT.
Pada kesempatan itu, Hary pun berterima kasih untuk dukungan BP Jamsostek sehingga Bank NTT bisa menerbitkan obligasi NCD. Hary berharap Anggoro bisa berbagi banyak hal dalam pertemuan tersebut untuk sinergitas BP Jamsostek dan Bank NTT.
Pagi itu sekiranya pukul 10.00 Wita, Anggoro bersama jajaran diterima oleh pihak Bank NTT secara adat Manggarai. Mereka pun dipakaikan kain Manggarai dan menonton pertunjukan Tari Caci. Usai menonton, Anggoro menyerahkan secara simbolis Kartu BP Jamsostek dalam Program GN Lingkaran kepada 10 debitur UMKM Mikro Bank NTT.
Baca juga: Proyek Jembatan Pancasila Palmerah Dinyatakan Layak Amdal dan Siap Dilanjutkan
Baca juga: Pengendara Mabuk, Karisma Terbakar di SPBU Kambaniru
Anggoro menjelaskan, selain memberikan dukungan atas musibah yang dialami oleh NTT dan penguatan kepada para pegawainya, kehadiran BP Jamsostek juga ingin memastikan para debitur/nasabah Bank NTT yang belum masuk dalam kepesertaan BP Jamsostek agar tercakup didalamnya.
"Bukan untuk BP Jamsostek, bukan untuk Bank NTT, tetapi agar pekerja terlindungi," ujar Anggoro.
Ia menguraikan gamblang, BP Jamsostek kini mengelola dana pekerja sebesar Rp494 triliun. Anggoro berupaya agar kiranya BP Jamsostek bisa berkontribusi untuk perbankan di daerah.
"Salah satu komitmen kami bahwa penempatan itu juga melibatkan BPD untuk perekonomian daerah," ungkap Anggoro.
Lebih lanjut Anggoro menyampaikan, Jamsostek kini pun menjajaki investasi langsung dalam Sovereign Wealth Fund (SWF). Ia berharap, kontribusi lebih nyata melalui SWF.
"Mudah-mudahan di SWF bisa di NTT. Mungkin dana kami tidak langsung ke Bank NTT, tapi menghidupkan ekonomi NTT sehingga debiturnya jadi lebih sehat," tambahnya.
Diakuinya, tantangan yang dialami BP Jamsostek adalah turunnya kepesertaan karena pemutusan hubungan kerja (PHK). Dari 34 juta pekerja aktif di tahun 2019, per tahun 2020 kemarin menurun menjadi 27 juta pekerja aktif. Turunnya peserta aktif mengakibatkan cakupannya menjadi turun.
"Karena memang sejatinya perlu lebih banyak pemahaman. Secara edukasi, kami perlu dibantu. Dari 90 juta pekerja yang eligible, baru 48 juta yang terdaftar," sambung Anggoro.