Pasca Bencana Alam NTT
Badai Seroja, 1.549 KK di Lembata Masuk Dalam Rencana Relokasi Pasca Bencana Alam, Ini Datanya
meski sudah masuk dalam rencana, keputusan untuk relokasi tetap ada di tangan warga. Hal ini sesuai dengan perintah presiden.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM-LEWOLEBA-Sebanyak 1549 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur di Kabupaten Lembata masuk dalam rencana relokasi pasca bencana banjir dan longsor.
Ribuan warga yang akan direlokasi itu merupakan warga yang bermukim di Kecamatan Ile Ape yang berada di desa Waowala, Tanjung Batu, Amakaka, Lamawara dan Bungamuda. Sedangkan di Kecamatan Ile Ape Timur, warga di desa Lamagute, Waimatan, Lamawolo dan Jontona.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali berujar penentuan wilayah desa yang akan direlokasi sudah sesuai dengan hasil rapat koordinasi bersama camat dan para kepala desa lokasi terkait.
Menurut dia, meski sudah masuk dalam rencana, keputusan untuk relokasi tetap ada di tangan warga. Hal ini sesuai dengan perintah presiden.
"Sekarang kita ikuti perintah presiden dengan persetujuan masyarakat. Diharapkan warga masyarakat di sekitar itu bisa direlokasi," katanya saat ditemui di Bandara Wunopito Lewoleba, Kamis (15/4/2021).
Perihal lahan relokasi, Sekda Tapobali berujar sudah ada beberapa kelompok masyarakat yang setuju menghibahkan lokasi tanah miliknya sebagai tempat relokasi. Namun, dia belum memastikan tempatnya.
Tim dari Kementerian PUPR juga akan tiba Kamis hari ini untuk meninjau lokasi yang akan jadi tempat relokasi.
Kata dia, pemerintah pusat sudah punya alokasi 700 unit Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) yang bisa dibangun secepatnya. Ini model rumah tahan gempa tipe 36. Jika pemerintah daerah menyiapkan lahan relokasi secepatnya, maka pembangunan rumah juga akan lebih cepat. Tak hanya rumah warga, pemerintah juga akan membangun prasarana dan fasilitas umum. Semua anggaran berasal dari pemerintah pusat.
"Rumah itu tahan gempa. Tipe 36. Rumusnya 1 hektare 50 unit. Anggaran dari mereka, termasuk prasarana dan fasilitas umum," kata Sekda Tapobali.
Bupati Lembata Minta Dukungan Warga Terkait Relokasi
Sebelumnya diberitakan, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur meminta dukungan dari masyarakat perihal relokasi warga korban bencana banjir dan longsor Ile Ape. Menurutnya, beberapa lokasi sudah disiapkan, baik itu di wilayah Kecamatan Ile Ape maupun di luar Ile Ape. Dia bersama rombongan Forkopimda Kabupaten Lembata pada Selasa (13/4/2021) juga sudah melihat langsung lokasi yang selama ini adalah lahan perkebunan milik orang Ile Ape.
Lokasi itu dinamakan 'Moting Hurung Wai Esa' dan merupakan lahan pertanian dan padang penggembalaan warga dengan luas lahan sekitar 4 hektar.
Di hadapan warga, Bupati Sunur menyebutkan tim BNPB akan datang pada Rabu hari ini dan melakukan kajian teknis di lahan yang sudah disiapkan sebagai tempat relokasi. Pemerintah pusat juga sudah mengambil foto satelit lahan-lahan relokasi langsung dari Jakarta.
"Pemerintah sudah rencana relokasi sudah dari tahun 2012 waktu itu khusus desa Waimatan dan desa Lamagute tapi sekarang ini sebarannya sudah meluas di semua wilayah desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur," ujarnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat, Pitang Lamataro juga sudah menunjuk lokasi tanah seluas kurang lebih 3,5 hektare untuk dijadikan tempat relokasi warga korban bencana. Di atas tanah lokasi tersebut, menurutnya, sudah bisa dibangun sekitar 200 rumah dengan rumah tipe 36 untuk korban bencana. Semua jenis rumah didesain langsung dari Jakarta.
"Kita prioritas pertama yang rumah hancur. Saya sudah minta lakukan kajian, besok (hari ini) tim BNPB akan datang untuk kajian lokasi," tegasnya.
"Tidak semua lahan kita pakai, ada yang kita manfaatkan untuk kebun. Saya minta kita ikhlas untuk bisa pindah. Tim dari kementerian akan tiba dan akan gambar di sini dan tempat ini akan jadi satu kota. Akan ada air bersih, listrik dan jalan," tambah Bupati Sunur.
Meski sudah menyiapkan beberapa lahan untuk relokasi korban bencana, Bupati Sunur tetap berupaya supaya lahan relokasi tetap berada di wilayah Kecamatan Ile Ape.
Lebih lanjut, menurutnya, lahan yang ada pertama-tama dihibahkan kepada Pemda Lembata, kemudian Pemda hibahkan lahan tersebut ke pemerintah pusat. Setelah semua rumah sudah dibangun, pemerintah pusat akan menyerahkan rumah tersebut kepada warga korban bencana lengkap dengan sertifikat hak milik.
Sebelumnya, saat meninjau lokasi bencana di desa Waimatan, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur menyebutkan dua skema relokasi bagi korban bencana alam di Kabupaten Lembata yakni skema perorangan dan kelompok. Skema perorangan bagi warga yang sudah memiliki lahan tersendiri untuk relokasi dan skema kelompok bagi kelompok warga yang belum memiliki lahan dan ditentukan oleh pemerintah daerah.
Menurutnya, pemerintah akan mendirikan rumah bagi warga di wilayah relokasi entah yang perorangan ataupun kelompok.
