22 Korban Hilang di Lembata Belum Ditemukan, Kemungkinan Pencarian Diakhiri
Sekda Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali sudah menggelar pertemuan dengan Anggota Tim SAR Gabungan
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Sekda Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapobali sudah menggelar pertemuan dengan Anggota Tim SAR Gabungan, pada Rabu (13/4/2021) kemarin.
Dalam pertemuan itu, kata Tapobali, mereka sudah melaporkan bahwa upaya pencarian sudah maksimal, tetapi 22 korban yang hilang itu belum ditemukan.
Selain pencarian di lokasi bencana memakai tenaga anjing pelacak atau SAR Dog, tim SAR Gabungan juga sudah melakukan pencarian melalui jalur laut. Namun, hasilnya masih nihil.
"Kalau sampai masa tanggap darurat tidak ditemukan lagi maka kita harus akhiri, ikhlaskan kehilangan mereka," ungkap Sekda Tapobali saat ditemui di Bandara Wunopito, Kamis (14/4/2021) meneruskan saran dari Tim SAR Gabungan tersebut.
Baca juga: Siaran Langsung Persija vs PSM Piala Menpora Kamis Malam, Live Streaming Indosiar Pukul 20.30 WIB
Baca juga: Harga Mobil Bekas Kelas hatchback Mitsubishi Mirage Sudah Murah Rp 65 Juta periode April 2021
Dari hasil analisa tim, katanya, kemungkinan korban tertimbun lumpur di bawah laut. Karena itu, butuh waktu untuk jasadnya muncul ke permukaan.
"Dari pemda, kalau mereka (Tim SAR Gabungan) sudah beri gambaran maka kita sesuaikan (akhiri pencarian)," tambahnya.
Menurut dia masa tanggap darurat akan berakhir pada 17 April 2021. Pemda Lembata bisa memperpanjang lagi masa tanggap darurat tapi bukan untuk kebutuhan pencarian korban lagi.
Tahap berikutnya dari penanggulangan bencana, kata dia, adalah perbaikan infrastruktur yang rusak dan pemulihan ekonomi warga pasca bencana.
Baca juga: Loka POM Manggarai Barat Lakukan Intensifikasi Pengawasan Pangan Selama Ramadan
Baca juga: Wagub NTT, Josef Adrianus Nae Soi Pastikan Relokasi Warga Pasca Bencana di Kabupaten Lembata
Hingga Rabu kemarin, BPBD Kabupaten Lembata melaporkan sebanyak 5.846 mengungsi akibat banjir dan longsor minggu lalu. Sebanyak 69 jiwa jadi korban, 46 dinyatakan meninggal dan 22 korban masih dalam pencarian.
Sebanyak 4700 jiwa atau 1442 KK melakukan evakuasi mandiri, 1146 jiwa atau 313 KK tersebar di 9 titik posko pemerintah.
Banjir dan longsor juga menghancurkan 64 unit Fasilitas Umum rusak, total rumah yang rusak sebanyak 697. Rusak berat/hanyut sebanyak 367 unit, rumah rusak sedang 185/dan rumah rusak ringan sebanyak 145.
BPBD juga melaporkan rencana relokasi untuk warga terdampak di 10 desa atau relokasi untuk 1549 KK. Sementara itu, total ternak yang hilang juga sebanyak 3097. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)