Lepas NKRI, Sama-sama Tertimpah Bencana, NTT Banjir Bantuan, Timor Leste Tunggu Bantuan Asing
Sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur Indonesia dan sebagian negara Timor Leste sama-sama dihantam badai sklon tropis Seroja pada Sabtu 3 April hingga
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur Indonesia dan sebagian negara Timor Leste sama-sama dihantam badai sklon tropis Seroja pada Sabtu 3 April hingga Senin 5 April 2021.
Di NTT tercatat sekitar 175 meninggal, rubuan lainnya luka-luka, ribuan orang lainnya mengungsi lantaran rumah mereka hancur.
Bencana di NTT tersebar antara lain di Adonara , Kabupaten Flores Timur , Alor , Sabu Raujua , Kota Kupang , Rote Ndao , Kabupaten Kupang , Malaka dan Nageko
Sementara di Timor Leste tercatat 21 orang meninggal dunia , ribuan lainnya megungsi serta kerusakan properti yang luas.
Bahkan kantor-kantor di negara itu terendam lumpur.
Kerusakan paling parah terjadi di Kota Dili yang merupakan ibu kota negara di ujung timur Pulau Timor itu
Baca juga: Update Data Bencana Badai Seroja di Nusa Tenggara Timur Hari Ini
Baca juga: Pasca Badai Seroja, Tempat Pemandian di wilayah Bello - Kota Kupang Rusak Parah, Begini Kondisinya
Baca juga: 2963 KK di Kabupaten TTU Terdampak Bencana Badai Siklon Tropis Seroja

Bencana di NTT langsung mendapat pehatian pemerintah pusat, bahkan Presiden Joko Widodo langsung turun melihat langsung para korban dan memerintahkan Menteri PUPR merelokasi warga terdampak dan membangun kembali rumah warga yang rusak
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Nasilnal BNPB pun langsung mendisiribuksna bantuan ke lokasi-lokasi bencana yang tersebar di beberapa kabupaten di NTT
Bukan itu saja, gerakan solidaritas dari dari Provinsi lain untuk membantu NTT terus dilakukan
Berbeda dengan Timor Leste
Sementara itu , korban di Timor Leste tidak bisa berbuat banyak. Nagera yang pernah menjadi bagian dari NKRI itu kini hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan asing
france24.com merilis , Uni Eropa menyatakan siap menawarkan bantuan kepada Timor Lorosa'e yang dilanda kemiskinan, yang secara resmi dikenal sebagai Timor-Leste.
"Bencana banjir datang pada saat Timor-Leste bekerja keras untuk menahan penyebaran Covid-19 di antara penduduknya, memberikan tekanan tambahan yang cukup besar baik pada sumber daya dan pada orang-orang Timor," kata Uni Eropa.
Di antara mereka yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana itu adalah ibu dari empat anak Epifania Gomes, yang berlindung bersama suami dan keluarganya di beranda sebuah gereja yang terkunci dekat Dili.
“Sulit mencari air bersih. Kami belum mandi karena tidak ada pancuran atau toilet, jadi kami harus buang air besar di semak-semak,” katanya kepada AFP.