Satu Minggu Pasca Siklon Tropis Seroja: Kerja Keras PLN Pulihkan Listrik di NTT
Satu Minggu Pasca Siklon Tropis Seroja: Kerja Keras PLN Pulihkan Listrik di NTT
Penulis: F Mariana Nuka | Editor: Kanis Jehola
Satu Minggu Pasca Siklon Tropis Seroja: Kerja Keras PLN Pulihkan Listrik di NTT
POS-KUPANG.COM | KUPANG -Tepat seminggu berlalu pasca terjangan Siklon Tropis Seroja di Senin (5/4/2021) dini hari. Kota Kupang pagi itu tampak porak poranda. Atap rumah dan atap kantor berserakan kemana-mana. Jalanan digenangi air.
Banjir di beberapa titik lokasi belum surut. Jaringan telekomunikasi terganggu. Mesin anjungan tunai mandiri ( ATM) tak berfungsi. Pohon-pohon tumbang mengenai kabel dan tiang listrik. Kabel rusak. Tiang berjatuhan.
Pagi itu, listrik di ibu kota provinsi Nusa Tenggara Timur ini mati total. Lantas, bagaimana langkah yang diambil oleh PLN untuk memulihkan kelistrikan di NTT?
Baca juga: Wakil Ketua BK DPRD TTS Bantah Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap DLS
Baca juga: Promo Hypermart Besok Selasa 13 April 2021, Ada Diskon Hingga Rp 75 Ribu, Begini Caranya
Pasca badai pagi itu, pemeriksaan dilakukan ke semua pembangkit listrik, baik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bolok dan Panaf, juga Marine Vessel Power Plant. Pemeriksaan dilakukan menyeluruh terkait kondisi mesin pembangkit, generator, peralatan kontrol, dan kesiapan bahan bakar.
Usai memastikan pembangkit listrik dalam kondisi aman, PLN mengambil langkah pemulihan listrik bertahap.
"Prioritas pertama kami itu pastikan jaringan telekomunikasi dulu. Kalau jaringan susah, koordinasi PLN juga terhambat. Kami koordinasi untuk Telkom dan Telkomsel dulu," kata Manager UP3 Kupang Arif Rohmatin, Sabtu (10/4/2021).
Selanjutnya, PLN melakukan pemulihan listrik di jalur SPBU agar distribusi energi bagi masyarakat tetap berfungsi. Pemulihan listrik berikutnya dilakukan di tempat pelayanan publik, seperti rumah sakit dan perbankan. Kota ini tak semuanya gelap di hari pertama itu.
Baca juga: Telkomsel Kunjungi Wali Kota Kupang, Berikan Layanan Gratis untuk Warga Kota
Baca juga: Saat Serahterima Aset PT Pelindo III dan Lauching E-Book Kearsipan, Bupati Robby Motivasi Warganya
Pemetaan kerusakan telah dilakukan. Hari kedua, para petugas PLN berpencar melakukan pemulihan. Pria berompi biru dan bertopi kuning menyusuri kota. Pohon-pohon yang berjatuhan dan merusak kabel serta tiang listrik harus segera disingkirkan. Bagaimana nasib listrik di rumah-rumah?
"PLN harus memastikan sambungan aman sebelum listrik dialiri ke rumah pelanggan," kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko.
Perjalanan Panjang Listrik ke Rumah Proses menyalakan listrik cukup panjang, dimulai dari pembangkit, transmisi, distribusi, hingga ke pelanggan (konsumen). Listrik yang dihasilkan pembangkit harus ditransmisikan melalui jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan tegangan 70 kV menuju ke Gardu Induk (GI) Maulafa dan GI Bolok. Selanjutnya, di Gardu Induk tersebut diturunkan tegangannya menjadi 20 kV untuk disalurkan ke jalur-jalur atau cabang-cabang yang ada.
"Gardu induk berfungsi untuk mengubah tegangan dari 70 kV ke 20 kV," jelas Arif.
Setelah melalui Gardu Induk, listrik dialiri ke 22 jalur utama, yang akan masuk juga ke Gardu Hubung Undana, Gardu Hubung Sikumana, dan Gardu Distribusi. Saat masuk ke Gardu Distribusi, tegangan telah diturunkan hingga 380 V. Saat ditarik ke pelanggan, diambil salah satu phase dari 380 V menjadi 220 V.
Adapun 22 jalur utama listrik tersebut antara lain Oebufu, Tingkat 1, Oepoi, Lippo, Oesapa, Oebelo, Tarus, Undana, Bandara, Tompelo, Walikota, Batuplat, Penfui, Baun, Naioni, Kupang Kota, Osmok, Tablolong, Pelabuhan Tenau, Manutapen, Semen Kupang, dan Bismarak. Sementara Gardu Induk di Pulau Timor yakni GI Bolok, GI Maulafa, GI Naibonat, GI Soe, GI Kefa, dan GI Atambua.