Kampung Nefo Tenggelam 400 Jiwa Mengungsi ke Gereja Siloam Tunbaun

Akibat Badai Seroja Kampung Nefo Tenggelam 400 Jiwa Mengungsi ke Gereja Siloam Tunbaun

Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA
Kondisi Kampung Nefo di Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang 

Akibat Badai Seroja Kampung Nefo Tenggelam 400 Jiwa Mengungsi ke Gereja Siloam Tunbaun

POS-KUPANG.COM | KUPANG-Badai Seroja yang menerjang NTT pada tanggal 4-5 April 2021 memporak porandakan sebagian besar wilayah Provinsi NTT. Selain menelan korban jiwa, badai yang baru pertama kali terjadi di NTT itu juga menenggelamkan sebagian Kampung Nefo, Desa Tunbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang.

Rumah-rumah warga kampung yang dihuni kurang lebih 400 jiwa ditutup longsor. Meski demikian, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena sebelumnya warga sudah dievakuasi aparat desa yang mendengar informasi dari BMKG.

Jemris Fointuna, warga asal Tunbaun kepada Pos Kupang, Minggu (11/4/2021) menjelaskan, selain kerugian rumah-rumah warga, badai juga merusak tanaman di ladang dan sawah yang siap panen.

Baca juga: 119 Warga Korban Bencana Banjir di Wotan Ulunmado Ditampung di Rumah Warga

Baca juga: Gubernur Apresiasi PLN NTT

"Dipastikan di sana gagal panen. Disamping itu pula, tanaman penopang yang selama ini menjadi sumber pendapatan seperti pisang, kelapa, kemiri, jambu mete dan hasil bumi lainnya rusak akibat tanah longsor," jelas Jemris.

Keadaan ini tambahnya, otomatis dapat menyebabkan para korban bencana kehilangan sumber pendapatan.

"Kebutuhan akan rumah layak huni pasca masa tanggap darurat sangat diperlukan. Saat ini para korban masih ditampung di Posko Bencana Gereja Siloam serta sebagian lagi ditampung di rumah keluarga terdekat," jelas Komisioner Bawaslu NTT ini.

Baca juga: Frans Dapat Uang Rp 1000 di Saku Jaket

Baca juga: Rencana Relokasi, Pemprov NTT Minta Pemkab Segera Putuskan Lokasi Pembangunan, Info

Dia mengatakan, khusus para korban yang rumahnya rusak ringan atau sedang, menurut hasil assessment, rumah mereka akan diperbaiki dan ditempati kembali. Sementara warga Kampung Nefo yang tenggelam, perlu direlokasi karena kampung serta rumah mereka sebelumnya sudah tenggelam.

Jemris mengatakan, saat ini yang sangat dibutuhkan warga, yakni sembako, tikar, tenda darurat dan kulambu.

"Dengan hati yang iklas pula pada kesempatan ini kami mengetuk pintu hati para dermawan untuk berkenan membantu para korban di masa pemulihan dan rehabilitasi di wilayah itu. Bantuan bisa dalam bentuk bahan bangunan seperti seng, paku, kayu, semen serta material bangunan lainnya," pinta Jemris.

Selain bantuan bahan bangunan tambah Jemris, warga juga sangat berharap bantuan selang karet atau selang benang 3 inci kurang lebih 2.000 meter serta bak penampung fiberglass kapasitas 3.500-5.000 liter yang akan digunakan untuk mengairi lahan sayuran sebagai sumber ekonomi baru pasca bencana.

"Kami juga sangat berharap hadirnya para relawan (volunteer) counselor untuk trauma healing bagi anak-anak, remaja dan lansia korban bencana," jelasnya.

Selain Kampung Nefo, warga korban bencana di wilayah Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang juga terisolir. Terisolirnya wilayah tersebut beredar luar di media sosial melalui pesar yang dikirim Romo Januarius dan Romo Fariz dari Oepoli, Kecamatan Amfoang Timur.

Disebutkan, persediaan beras tidak mencukupi untuk satu dua minggu ke depan. Semua warga berharap akan panen dalam waktu dekat, tetapi hujan dan banjir serta air laut telah merusak hampir sebagian besar sawah siap panen di pesisir pantai Oepoli.

"Hampir di seluruh Amfoang belum ada Posko terpusat yang kita bisa akses ketersediaan bantuan. Posko di Oepoli yang kami dirikan seadanya dengan belanja sembako dari kios/toko yang ada di sini sudah pailit dan kehabisan ketersediaan," tulis pesan tersebut.

Menurut Romo Januarius, gerak Posko Santo Petrus dan Mater Dei baru di seputaran Amfoang Timur. Tetapi itu pun belum diketahui satu desa terjauh (Nunuanah) yang terkurung antara sungai besar Sungai Sitoto dan Sungai Noelfael.

Harapan yang disampaikan Romo Januarius ini terjawab karena pasokan logistik menggunakan helikopter BNPB dengan No.Seri PK-PUJ tiba pukul 10.00 Wita, Minggu (11/4) di Lapangan SMPK San Daniel Oepoli Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang

Logistik itu rencananya akan disalurkan kepada warga melalui Posko Siaga Bencana Stasi Petrus Tataum dan Paroki Sta. Maria Mater Dei Oepoli.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja NTT, Ardu Jelamu Marius mengatakan, pemerintah provinsi melalui Satgas Tanggap Darurat Bencana mendistribusikan logistik berupa sembako di wilayah tersebut menggunakan helikopter karena terputusnya akses melalui jalur darat dan laut sejak kejadian bencana.

Logistik yang didistribusikan bagi warga terdiri dari 120 kg beras, 50 kg gula pasir, 30 dos mie instan, 4 dos minyak goreng, 5 dos susu kaleng.

Ardu Jelamu Marius menyebut, akibat bencana tersebut, sebanyak 12 warga Kabupaten Kupang dilaporkan meninggal dunia dan 3 lainnya masih hilang hingga Minggu siang.

Saat ini, jumlah pengungsi di Kabupaten Kupang berjumlah 1.237 KK atau 5.640 jiwa. Sebanyak 6.071 KK atau 24.284 jiwa terdampak. Sementara itu, rumah rusak berat 3.540 unit, rusak sedang 963 unit dan rusak ringan 2.043 unit serta 6.546 unit rumah terdampak.. Selain itu, sebanyak 132 fasilitas umum dan fasilitas sosial juga rusak.

Bantuan Sinode GMIT

Sementara itu, Majelis Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) mengirim bantuan ke Kabupaten Sabu Raijua.

"Bantuan yang dikirim berupa, beras 2 ton, telur 200 rak, 100 buah terpal, 100 lembar kain panjang, 100 pcs minyak telon, 200 dos air mineral, 100 kilogram kacang hijau, 100 dos mie instan, 17 dos minyak goreng, pampres 10 dos, 4 dos sabun mandi, pasta gigi 2 dos, 8 dos pembalut dan 3 dos sikat gigi formula," jelas ketua sinode GMIT, pendeta Dr. Mery Kolimon, Minggu (11/4).

Ia mengatakan, bantuan tersebut akan disalurkan di dua titik yakni, Posko GMIT di Klasis Sabu Barat dan Klasis Sabu Timur. Bantuan itu telah dikirim menggunakan jalur laut dengan kapal KRI Ahmad Yani.

Plt Bupati Sabu Raijua, Drs. Doris Rihi, Msi kepada Pos Kupang semalam menjelaskan, pihaknya bersama Forkompinda telah menyerahkan bantuan dari Bank NTT yang terdiri dari seng 1500 lembar, paku seng 50 kg untuk warga di enam enam kecamatan yaitu, Kecamatan Sabu Barat, Kecamatan Hawu Mehara, Kecamatan Liae, Kecamatan Sabu Tengah, Kecamatan Sabu Timur, dan Kecamatan Raijua yang rencananya akan dikirim menggunakan transportasi laut.

Selain itu lanjut Doris, Pemda Kabupaten Sabu Raijua juga telah menyerahkan bantuan beras sebanyak 5,5 ton kepada 487 KK atau 1984 jiwa di Desa Ledeke Kecamatan Sabu Liae dan Desa Gurimonearu Kecamatan Hawu Mehara

Hingga hari ketujuh pasca badai Seroja bantuan terus mengalir ke NTT. Seperti Kementerian BUMN melalui Satgas BUMN Tanggap Bencana NTT menyalurkan bantuan tunai sebesar Rp 5.067.089.782,-

Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Staf khusus 2 Menteri BUMN Arya Sinulingga bersama Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza dan Wakil Ketua Komisi VI Mohamad Hekal kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja NTT pada Minggu (11/4).

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Viktor Laiskodat juga menerima penyerahan secara simbolis bantuan berupa 250 paket sembako dari PT HM Sampoerna yang diwakili Manajer Area Kupang.

Plt Kepala BPBD NTT Isyak Nuka mengatakan, bantuan dari Kementerian tersebut merupakan bantuan tanggap darurat bagi korban bencana yang akan didistribusikan melalui Satgas Tanggap Darurat Seroja NTT.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian juga terlebih dahulu menyerahkan bantuan tanggap darurat berupa 10 truk Sembako bagi korban melalui Satgas Tanggap Darurat Seroja NTT. Penyerahan simbolis dilakukan secara langsung oleh Menteri Syahrul Yasin Limpo kepada Gubernur Viktor Laiskodat pada Sabtu sore.

Gubernur Viktor Laiskodat mengapresiasi bantuan tanggap darurat yang disalurkan Kementerian BUMN melalui Satgas BUMN Tanggap Bencana NTT.

Ia menginstruksikan agar seluruh logistik bagi korban bencana dan warga terdampak yang masuk ke Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja NTT harus langsung didistribusikan dengan segera dan tidak ditahan tahan.

Hingga Sabtu (10/4), Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon tropis Seroja NTT telah menerima sumbangan para pihak sebesar Rp. 255.310.000. Dana tersebut belum disalurkan.

Sementara itu, Satgas juga menerima logistik dari para pihak berupa 496 paket obat obatan, 47.06 ton beras, 1.327 doa air mineral, 654 ball mie instan, 702 paket sembako, 1.440 kg gula pasir, 129 dus minyak goreng, 135 dus susu, 208 dua snack.

Selain itu, sejumlah 1.295 masker dan hygiene kit, 1.000 paket family kit dan peralatan dapur, 20 unit genset, 10 unit mesin sensor, bahan bangunan, peralatan mandi serta peralatan sandang.

Hingga Sabtu, Satgas telah menyalurkan sebanyak 496 paket obat obatan, 21.75 ton beras, 600 dus air mineral, 625 ball mie instan, 100 kg gula pasir, 10 dus minyak goreng, 114 dus susu, 25 dus snack.

Selain itu, sejumlah 1.295 masker dan hygiene kit, 20 unit genset, 10 unit mesin sensor, bahan bangunan, peralatan mandi serta peralatan sandang. (eko/hh/cr8/)

Berita Bencana Alam NTT

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved