Bencana Alam NTT

Bupati Kupang Sebut Tindakan Penjemputan Paksa Oleh Gubernur NTT Wajar

Saya hadir di sana dan kalau ada rakyat sekarang ini merasa rumah tidak ada, makanan tidak ada, lalu semua berteriak s

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Bupati Kupang, Korinus Masneno meninjau lokasi pengungsian di Gereja Elim Naibonat. 

Bupati Kupang Sebut Tindakan Penjemputan Paksa Oleh Gubernur NTT Wajar

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan, tindakan penjemputan paksa oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat merupakan sesuatu yang wajar.

"Saya kira wajar ya namanya seorang Gubernur, kita dalam kondisi begini," kata Korinus di posko pengungsian, Gereja Elim Naibonat pada Jumat 9 April 2021.

"Semua berat begini, sebenarnya saya sudah tangani, tapi apakah semua tempat saya harus hadir? Kan tidak mungkin. Aparatur Saya hadir di sana dan kalau ada rakyat sekarang ini merasa rumah tidak ada, makanan tidak ada, lalu semua berteriak saya harus hadir kan tidak mungkin," lanjutnya.

Dikatakan Korinus, aparat pemerintah hingga polisi dan TNI semua hadir untuk rakyat.

"Cuma kalau ada yang teriak bahwa kami tidak sampai di sana ya saya mau bagaimana lagi? Tetapi kita tidak boleh menyalahkan rakyat," ujarnya.

Baca juga: Herman Hery dan Ansy Lema Kunjungi Korban Bencana di Kota dan Kabupaten Kupang

"Kalau rakyat lagi kecewa, lagi berteriak, kita tidak boleh menyalahkan, dia mau omong apa saja terserah, tetapi dengan itu (menjadi) dorongan supaya kita berbuat terus," tambahnya.

Lanjut Korinus, alokasi anggaran tanggap darurat disiapkan sebesar 7 milyar rupiah untuk pengadaan beras, mie instan dan juga bahan untuk membangun rumah bagi mereka yang kehilangan rumah.

"Lalu komunikasi, kalau saya harus laporkan ke Gubernur detik per detik kan di sini putus semua. Kalau saya harus tinggalkan ini dan saya harus ke kota, kasihan rakyat saya. Kalau ada apa - apa dia mau lari ke mana?" kata Korinus.

Baca juga: Pemprov NTT Salurkan 20 Ton Beras Ke Kabupaten Kupang

"Jadi biarlah saya bersalah ditingkat atas daripada rakyat menderita di sini, saya tidak bisa tangani," lanjutnya.

Untuk memudahkan komunikasi, Korinus mengutus perwakilan ke Kupang untuk mengambil data secara manual.

"Jadi itu 'lari kaki' saja dari sini antar data tapi sampai malam jam 12 kita standby data di sana supaya laporan saya kepada pemerintah atas juga lebih lancar karena saya di sini jadi kita tidak bisa berhubungan," ungkapnya.

Korinus mengungkapkan, hingga saat ini masih belum bisa menggerakkan tangki untuk memasok air bersih karena minyak belum tersedia.

Baca juga: Tiga Keluarga di Kabupaten Kupang Tinggal Serumah Pasca Badai, Tidak Ada Yang Bisa Dimakan 

Saat ini, lanjut Korinus, pemerintah sedang berusaha untuk mendistribusikan bantuan ke Fatuleu Barat yang 4 sungainya putus total.

 "Saya lagi berusaha untuk mencari, mendorong exca untuk menormalkan empat sungai ini baru bisa masuk ke Fatuleu Barat," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved