Denny Siregar Sebut FPI Tempat Pembenihan Teroris, Setelah Bubar Anggotanya Gabung ke Kelompok Lain
Denny Siregar, pegiat media sosial memberikan pernyataan tegas tentang aksi terorisme yang sampai saat ini masih terjadi di Indonesia.
Sejumlah organisasi dan LSM yang berkolusi dengan tempat-tempat maksiat mendatangi DPR/MRR untuk menuntut pembubaran FPI.
Kedahsyatan badai tudingan terhadap FPI dalam beramar makruf nahi munkar telah mendorong Habib Rizieq Syihab untuk membuat risalah yang menghimpun berbagai tuduhan tersebut dalam bentuk dialog tanya jawab.
Sekaligus untuk berbagi informasi dan pengalaman sesama ikhwan yang concern terhadap perjuangan amar makruf nahi munkar.

Risalah ini bukan dialog imajiner. Semua pertanyaan yang ada dalam risalah ini bukan sekedar imajinasi penulis, tapi merupakan pertanyaan dan pernyataan riil yang penulis dapatkan dari berbagai kalangan dalam aneka kesempatan.
Diharapkan risalah ini bisa menjadi panduan bagi para pejuang amar makruf nahi munkar di manapun mereka berada dan menjadi obat mujarab bagi mereka yang menderita keraguan serta menjadi hujjah yang kuat terhadap para penghujat.
Dalam buku ini juga disertakan album foto perjuangan FPI dari masa ke masa, struktur organisasi FPI, dan berbagai serba-serbi tentang FPI.
Risalah ini ditulis oleh Habib Rizieq saat beliau sedang menjalani masa penahanan di Rumah Tahanan Salemba.
Menanggapi temuan itu, Denny Siregar menyebut bahwa FPI merupakan tempat pembibitan teroris.
Denny bahkan berspekulasi, setelah organisasi itu dibubarkan, mantan anggotanya bergabung dengan organisasi lain yang mungkin terafiliasi dengan teroris.
"FPI adalah tempat pembibitan teroris. Sesudah organisasi mereka dibubarkan, anggota FPI menyebar dan bergabung dengan organisasi teroris lain yang sudah mapan," sebut Denny di akun twitternya.
FPI Memilih Diam
Penangkapan sebanyak empat orang terduga teroris di dua lokasi terpisah, yakni Serang Baru, Bekasi dan Condet, Jakarta Timur pada Senin 29 Maret 2021 menguak sejumlah fakta.
Satu diantaranya adalah penemuan seragam berlogo Front Pembela Islam (FPI) serta sebuah buku FPI berjudul 'Amar maa'ruf nahi mungkar'.
Atas temuan ini, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran memastikan akan mendalami apakah ada keterlibatan ormas FPI.
Terlebih dalam rencana aksi pengeboman yang akan dilakukan oleh empat terduga teroris yang dibekuk Satgaswil Densus 88 DKI Jakarta bersama aparat Ditreskrimum Polda Metro Jaya tersebut.