Bencana Alam NTT
Ibunya Tewas Diterjang Banjir Ileape Lembata Usai Berdoa, Juna Menangis Histeris di RS Lewoleba
Tangis keluarga pecah di Ruang Jenazah RSUD Lewoleba ketika satu orang jenazah korban banjir Ile Ape teridentifikasi
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Tangis keluarga pecah di Ruang Jenazah RSUD Lewoleba ketika satu orang jenazah korban banjir Ile Ape teridentifikasi.
Korban merupakan guru TKK Dewi Sartika Lewotolok di desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape bernama Nurul Hidayati.
Anak laki-lakinya Juna Witak hanya bisa memandang jasad ibunya terbujur kaku di dalam ruang jenazah.
Juna dan keluarganya menangis histeris masih tak percaya kalau Nurul Hidayati merupakan salah satu korban banjir bandang yang berasal dari Gunung Ile Lewotolok, Minggu dini hari kemarin.
Baca juga: Korban Bencana di Lembata Masih Simpang Siur, Kepala BPBD Ungkap Fakta Ini: Kepala Desa Juga Kena
Bernardus Butu, Kepala SDK Lewotolok 1 menjelaskan dia bersama warga menemukan jasad Nurul di tepi pantai desa Amakaka, Senin 5 April 2021 pagi sekitar pukul 09.30 Wita.
Korban kemudian dibawa ke RSUD Lewoleba dan rencananya dimakamkan di Lewolein, Kecamatan Lebatukan.
"Kami temukan di antara himpitan batu dan kayu di pantai sisa material banjir," kata Bernardus saat ditemui di RSUD Lewoleba.
Baca juga: Tiga Rumah di Reok Barat, Manggarai Terendam Air Laut
Baca juga: BMKG Sebut Badai Siklon Seroja Yang Terjang Kupang Tergolong Langka, 10 Daerah NTT Banjir!
Juna Witak, anak laki-laki dari Nurul merupakan salah satu korban selamat dari banjir yang menyapu pemukiman warga di wilayah Ile Ape tersebut.
Juna masih kelihatan trauma dengan kejadian yang menimpa dirinya.
Bernardus Butu mengatakan pada malam naas tersebut Nurul masuk ke dalam rumah untuk beristirahat usai berdoa.
Sementara Juna masih bermain game. Tak lama kemudian banjir besar datang dari arah gunung Ile Lewotolok diawali bunyi gemuruh.
Banjir tersebut menyeret rumah-rumah warga termasuk rumah di mana Juna dan ibunya tinggal.
"Tidak lama bunyi gemuruh banjir, robohkan rumah, sekejap langsung bawa seret semua," ungkap Bernardus.
Baca juga: Dilanda Cuaca Buruk, 2 Armada ASDP di NTT Alami Kerusakan, Begini Penjelasan ASDP Cabang Kupang
Baca juga: Update Covid-19 Mabar: 102 pasien Jalani Isolasi
Juna Witak selamat dari bencana tersebut meski menderita luka-luka. Sedangkan nyawa ibunya tidak tertolong.
Keluarga korban yang tidak mau namanya disebutkan, mengisahkan pihak keluarga awalnya tidak tahu Nurul jadi korban bencana. Suami korban yang berada di Kalimantan menginformasikan via telepon bahwa istrinya masih belum ditemukan.
"Suaminya telepon kalau anaknya dapat, mamanya hilang. Tadi malam saya suruh keluarga ke sana dan dapat di pantai. Dikenali wajah dari tahi lalat," kata dia. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)