Pengakuan Korban Tenggelamnya Perahu di Pulau Ende,: Istri Belum Tau Kalau Azim Meninggal Dunia
Kisah Sedih dari Ende, Pengakuan Wawan, Tragedi Tenggelamnya Perahu di Pulau Ende, 'Bahagia di Surga Azim'
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Gordy Donofan
Wawan mengaku, Aburizal sempat kelelahan. Namun Wawan berusaha meneguhkan hati putranya. "Saya bila, kita sudah hampir sampai," ungkapnya.
"Pas kami sampai dekat dermaga, orang - orang bantu. Saya sampai di dermaga, tidak bisa buat apa - apa, tidak bisa bergerak. Orang - orang pakai perahu, pergi bantu penumpang - penumpang yang lain," ungkapnya.
Lalu bagimana dengan Aisyah dan Azim? Wawan tidak mengingat apa - apa. Namun, dalam hati kecilnya, ia berdoa agar istri dan anaknya selamat.
Beberapa jam kemudian, perahu - perahu yang mencari para penumpang, kembali ke dermaga. Wawan mulai sedikit lega. Ia mengaku mendengar dari orang - orang sekitar bahwa Aisyah dan Azim ditemukan.
Namun, Wawan seketika panik ketika mendapati Azim dalam kondisi tidak bergerak dan tidak bernafas.
Wawan lantas mendekap Azim berjalan menuju Puskesmas Pulau Ende, diiringi isak tangis warga. Wawan berjalan cepat, kendati kakinya luka.
Wawan harus terima kenyataan, nyawa Azim tidak tertolong. Azim meninggal dunia. "Saya iklas, Azim bahagia di surga," kata Wawan terbata - bata.
Aisyah Belum Tau Azim Meninggal Dunia
Wawan mengaku, hingga saat ini Aisyah belum tahu bahwa Azim telah meninggal dunia. Asiyah tengah mendapat perawatan intensif di Puskesmas.
"Istri trauma, dia belum tau kalau Azim meninggal dunia," ungkapnya.
Wawan mengatakan, ia bingung bagimana nantinya menyampaikan soal Azim kepada Aisyah. Sementara Alif, kata, Wawan, kondisinya baik - baik saja.
Keterangan Kapolsek Pulau Ende
Kapolsek Pulau Ende, Ipda Kamaludin, kepada POS-KUPANG.COM, menerangkan, pihaknya sudah mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut.
Ipda Abdul menyebut, perahu motor Empat Bersaudara yang tenggelam tersebut Abdul Hamid, yang juga ada di perahu saat kejadian.
Menurutnya, saat air memenuhi lambung perahu, semua penumpang lompat ke laut. Aisyah juga lompat lebih dulu ke laut, lalu Abdul Hamid menyodorkan sebuah papan untuk menempatkan Azim.