Blak-blakkan Tuan Guru Bajang Ungkap Perbedaan Ini dengan Rizieq Shihab, Singgung Soal Politik, Apa?
Blak-blakkan Tuan Guru Bajang Ungkap Perbedaan Ini dengan Rizieq Shihab, Singgung Soal Politik, Apa?
"Harusnya partai modern itu mengedepankan mekanisme," ujarnya.
Ia mencontohkan apabila adik AHY yakni Ibas menjadi Ketum Demokrat, kondisi partai akan lebih tenang dibandingkan sekarang ini.
"Saya terus terang sangat apresiasi dengan Ibas," kata Marzuki.
"Dia jadi sekjen, dia ke fraksi."
"Kalau Ibas jadi ketua umum, terlepas dari kompetensi dan sebagainya mungkin orang tidak akan terlalu resisten," pungkasnya.
Marzuki Alie Anggap AHY Gegabah
Sebelumnya diberitakan, Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie telah angkat bicara tentang sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan partainya hendak dikudeta.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Talk di Metro TV, Rabu (3/2/2021).
Diketahui sebelumnya AHY membuat pernyataan ada 5 tokoh dalam dan luar partai yang disinyalir hendak berbuat makar.
Marzuki Alie menilai Demokrat terbelah pendapatnya dalam menanggapi pernyataan AHY.
"Ini debatable, ya," komentar Marzuki Alie.
Ia mengaku hendak mengkritik sikap AHY yang dengan gegabah mengumumkan ada kadernya yang makar.
Menurut Marzuki, hal ini sama saja dengan mengumbar urusan rumah tangga partai kepada publik.
"Tapi yang saya kritik adalah mengumumkan kader berkhianat," ungkap Marzuki.
Baca juga: Tuan Guru Bajang Sebut Rizieq Shihab Simbol Politisasi Agama Untuk Kekuasaan: Ini Bukan Salah NU
Baca juga: Tuan Guru Bajang Sebut Rizieq Shihab Simbol Politisasi Agama Untuk Kekuasaan: Ini Bukan Salah NU
"Ini sama saja saya mengasih tahu kepada tetangga atau orang luar, 'Eh, anak saya berkhianat kepada saya'. Lucu kan?" tambah dia.
Ia menilai sikap AHY tersebut tidak bijak sebagai pemimpin partai.
"Ini saya bilang kapasitasnya (AHY) itu. Tidak wise (bijak)," kata mantan Ketua DPR RI itu.
Marzuki melanjutkan, jika memang terbukti ada kader partai yang hendak berbuat makar, seharusnya diselesaikan secara internal partai.
Ia menyebut regulasi di dalam partai sudah menyediakan sanksi bagi kadernya yang dianggap berkhianat.
"Kalau anak kita berbuat apa yang tidak baik, panggil dong anak kita. Kenapa kamu melakukan ini, 'kan ada mekanisme di partai," jelasnya.
Marzuki lalu membandingkan sikap AHY dengan dulu sewaktu dirinya masih terlibat aktif di kepengurusan.
"Waktu saya sebagai pimpinan partai, yang melakukan ini kita panggil, ada yang kita pecat," ungkap Marzuki.
"Tapi enggak gaduh," ungkit dia.
Marzuki juga memberi kritik lain terhadap AHY, yakni agar membangun soliditas partai yang lebih kuat lagi.
"Bahwa dia berkolaborasi dengan orang luar, menjatuhkan, otomatis kalau kita kuat di internal, tidak ada orang luar yang mampu menggoyah kita," jelas Marzuki.
"Tidak akan bisa kalau kita mampu membangun soliditas internal," tegasnya. (Tribun network/fahdi/Garudea/TribunLombok.com/Sirtupillaili) (Kompas.com/Singgih Wiryono)