TMMD Sebagai Asa Membangun Negeri, di Tengah Getirnya Potret Buram Fasilitas Pendidikan di TTU
TMMD Sebagai Asa Membangun Negeri, di Tengah Getirnya Potret Buram Fasilitas Pendidikan di TTU
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Kanis Jehola
TMMD Sebagai Asa Membangun Negeri, di Tengah Getirnya Potret Buram Fasilitas Pendidikan di TTU
POS-KUPANG.COM │KEFAMENANU- Pagi itu, Selasa,16 Maret 2021, langit di atas Kota Kefamenanu teduh. Beberapa gumpal awan pekat bergelayut manja di wajah langit. Seakan berniat menahan terik yang hendak mengunyah kulit. Hembusan sang bayu menyisir pucuk pepohonan di jalan jurusan Wini-Motadik mengantar penulis bersama rombongan Tim Wasev Sterad TMMD Kodam IX/ Udayana yang dipimpin oleh Kolonel Inf Hartono dan Dandim 1618/TTU Letkol Arm Roni Junaidi menuju lokasi pelaksanaan program TMMD ke-110, .
TNI Manunggal Membangun Desa atau lebih dikenal dengan TMMD merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya. Kegiatan TMMD dilaksanakan secara terpusat bersama masyarakat guna mempercepat pembangunan di daerah pedesaan khususnya daerah yang terisolir, perbatasan dan daerah kumuh perkotaan.
Baca juga: TMMD 2021 Berakhir, Dandim Sikka Sampaikan Terima Kasih
Baca juga: Bupati TTU Menutup Secara Resmi Kegiatan TMMD ke-110 Kodim 1618/TTU

Sepanjang perjalanan, alam Kabupaten TTU menyuguhkan pemandangan perbukitan dengan potensi wisata yang luar biasa. Jalan berbelok-belok menjadi sebuah tantangan wajib jika menempuh perjalanan ke Motadik melalui jalur Wini. Jarak tempuh Makodim 1618/TTU menuju Desa Motadik kira-kira 103 kilometer dan memakan waktu kurang lebih 2 jam 11 menit.
Pemandangan jamak alam Wini menggugah sukma. Ibukota Kecamatan Insana Utara yang terletak tepat di perbatasan RI-RDTL ini, mempertontonkan bukit-bukit batu berdiri kokoh menjulang. Konon, menurut penuturan warga setempat, bukit-bukit batu tersebut 300 tahun yang lalu merupakan kawasan lautan.
Penulis bersama rombongan menumpangi sebuah mobil perlahan bergerak mendekati lokasi TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) Kodim 1618/TTU di Desa Motadik, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebelum meninjau langsung progres pengerjaan bangunan SDN Menune, dan Rabat Jalan, penulis bersama Tim Wasev Sterad TNI, Dandim 1618/TTU dan rekan-rekan jurnalis mampir di Makoramil 1618-3/TTU menikmati kopi hangat pengusir letih.
Baca juga: Lebar Jalan 6 Meter Mulai Nampak di Lokasi TMMD 2021
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, 119 Personel TNI Rapid Antigen di Posko TMMD 2021, Ini Hasilnya
Tak berselang lama, saat gelas kopi hangat menyisakan ampas, perjalanan dilanjutkan ke lokasi TMMD yang berjarak sekitar 3 kilometer. Di atas jalan aspal yang telah terkelupas karena usia, mobil perlahan mendekati lokasi TMMD. Hamparan sawah membentang sepanjang sisi kiri-kanan jalan sejauh mata memandang.
Mobil perlahan berbelok ke arah kanan sekitar 300 meter dari jalan umum untuk tiba di lokasi TMMD. Suasana tenang meneduhkan sukma. Kicauan burung di tengah sawah yang membentang di belakang rumah penduduk kian riuh.
Tim Wasev Sterad TMMD bersama Dandim 1618/TTU segera turun dari mobil dan langsung memeriksa progres dan kualitas rabat jalan sepanjang 376 x 3 meter serta pembangunan gedung SDN Menune berukuran 7x5 meter dengan tinggi 3,5 meter yang sebentar lagi memasuki tahapan finishing.
Penulis sibuk mengoleksi potret terbaik untuk ditampilkan di koran edisi besok. Deru mesin pengaduk campuran meraung-raung memecah keheningan. Tampak warga bersama para prajurit TNI sibuk melanjutkan pekerjaan rabat. Beberapa prajurit TNI bermodalkan peralatan bangunan merapikan campuran semen dan pasir pada badan jalan.
Potret Buram Fasilitas Pendidikan
Di bawah kaki bukit nan hijau tampak dua buah bangunan, 1 unit bangunan permanen (4 ruangan kelas) dan 1 unit bangunan gedung sekolah sederhana berdiri kokoh menantang mentari. Terlihat dari jauh gubuk reot yang telah uzur dimakan usia itu beratapkan daun Gewang (salah satu jenis pohon di daratan Timor) lapuk dan berdinding bebak (batang daun gewang yang diiris panjang).
Kondisi gubuk tersebut menampakan kegetiran mendalam. Sinar mentari mengintip di antara celah atap lapuk menerangi tanah. Bangunan sekolah lama yang digunakan untuk proses belajar mengajar ini, telihat miring karena usia. Kursi dan meja yang telah berganti warna digunakan para siswa-siswi dan guru melaksanakan proses belajar mengajar. Potret buram fasilitas pendidikan di Kabupaten TTU.
“Sekolah ini dibangun sejak 2014 melalui swadaya orangtua/wali murid. Kalau hujan biasanya mereka pindahkan kursi meja ke tempat yang tidak bocor. Anak-anak kadang mengeluh tetapi mereka selalu semangat ke sekolah,” ujar Plt kepala sekolah SDN Menune, Frederikus Simau Obe, S. Pd mulai menguak kisah pilu perjalanan pendidikan di sekolah tersebut.
Frederikus mengisahkan, gedung SDN Menune dibangun pada tahun 2014 silam, berdasarkan inisiatif dan swadaya masyarakat dengan memanfaatkan kekayaan alam hutan sekitar. Meja kursi dan papan tulis, disumbangkan oleh setiap orangtua/wali murid. Hal ini dilakukan masyarakat untuk mengobati kerinduan para generasi cilik atas fasilitas pendidikan yang dekat dengan rumah mereka.