PMKRI Ruteng Kecam Aksi Pemboman di Depan Gereja Katedral Makasar
berupaya untuk menggagalkan pelaksanaan perayaan Tri Hari Suci dan Paskah bagi umat kristiani di waktu yang akan datang.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
PMKRI Ruteng Kecam Aksi Pemboman di Depan Gereja Katedral Makasar
POS-KUPANG.COM | RUTENG--Peristiwa pemboman di depan gereja Katedral Makasar, Provinsi Sulawesi Selatan oleh teroris mendapat tanggapan serius dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng St. Agustinus.
Ketua PMKRI Ruteng, Heri Mandela, kepada POS-KUPANG.COM, Minggu (28/3/2021) menyampaikan, DPC PMKRI Ruteng turut berbelasungkawa yang sangat mendalam atas meninggalnya para korban dalam peristiwa tersebut.
"Kami DPC PMKRI Ruteng turut berbelasungkawa yang sangat mendalam kepada korban yang meninggal,"ungkap Mandela.
Mandela juga sangat menyayangkan atas aksi dari pelaku teror dan kecewa terhadap pihak TNI, POLRI, BNPT dan BIN yang tidak mampu mendeteksi lebih dini terkait aksi teror tersebut.
"Sangat disayangkan aksi dari para pelaku yang rela mati demi aksi biadab dan tidak berperikemanusiaan.
Kami juga sangat kecewa dengan pihak TNI, POLRI, BNPT, dan BIN yang tidak mampu mendeteksi lebih dini terkait aksi ini,"ungkap Mandela.
Menurut Mandela, aksi pengeboman di gereja Katedral Makasar pada hari ini dapat menjadi bukti bahwa kelompok teroris di bangsa ini masih terawat dengan baik.
Dikatakan Mandela, mirisnya, kelompok-kelompok ini luput dan lolos dari deteksi lembaga TNI, POLRI, BNPT, dan BIN sebagai pihak yang berwewenang menangani ini. Hal ini tentu menjadi preseden buruk bagi TNI, POLRI, BNPT, dan BIN.
"Dari peristiwa ini, dapat dikatakan bahwa bibit-bibit radikalisme serta kelompok-kelompok teroris masih terawat baik di bangsa kita. Tentu ini menjadi preseden buruk bagi TNI, POLRI, BNPT, dan BIN, sebab aksi teror ini luput dan lolos dari deteksi mereka,"ungkap Mandela.
Menurut Mandela, menjelang Tri Hari Suci dan Paskah, harusnya pihak keamanan bekerja lebih ekstra dalam menjaga situasi yang kondusif untuk bisa memastikan perayaan Tri Hari Suci dan Paskah bagi umat kristiani berlangsung dengan aman dan damai. Karena perlu diingat bahwa kalau dicek peristiwa serupa, hari raya besar merupakan incaran para teroris untuk melangsungkan aksinya.
"Mestinya pihak keamanan bekerja lebih ekstra mengingat sebentar lagi akan ada perayaan Tri Hari Suci dan Paskah bagi umat kristiani. Pihak keamanan tidak boleh terlena dan mestinya belajar dari peristiwa-peristiwa serupa sebelumnya. Hari raya besar sering menjadi incaran teroris dalam melangsungkan aksinya,"tambah Mandela.
Masih menurut Mandela, harus diakui bahwa peristiwa yang terjadi di Gereja Katedral Makasar hari ini memberikan ketakutan bagi seluruh umat kristiani dan hal ini sangat mengganggu situasi Tri Hari Suci dan Paskah yang akan datang.
Besar kemungkinan ini sudah menjadi target dari para teroris. Mereka (teroris) berupaya untuk menggagalkan pelaksanaan perayaan Tri Hari Suci dan Paskah bagi umat kristiani di waktu yang akan datang.
"Sadar atau tidak, peristiwa hari ini memberikan dampak ketakutan besar bagi umat kristiani dan tentu ini sangat mengganggu perayaan Tri Hari Suci dan Paskah yang akan datang. Mungkin ini menjadi target dari para teroris. Mereka ingin menggagalkan perayaan Tri Hari Suci dan Paskah bagi umat kristiani,"ujar Mandela.
Menyikapi aksi teror ini, kata Mandela, DPC PMKRI Cabang Ruteng St. Agustinus mendorong TNI, POLRI, BNPT, dan BIN agar bekerja lebih maksimal lagi dalam menjaga situasi ke depannya, teristimewa situasi dalam perayaan Tri Hari Suci dan Paskah dalam waktu dekat.