Tewas Tenggelam di Bendungan Tilong Saat Ditemukan Alvin Haeleka Terduduk di Bebatuan
Pelajar berusia 18 tahun warga Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Alvin Haeleka, tewas tenggelam di Bendungan Tilong
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pelajar berusia 18 tahun warga Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Alvin Haeleka, tewas tenggelam di Bendungan Tilong, Sabtu (27/3) pagi.
Tenggelam sejak pukul 07.00 WITA, mayat Alvin ditemukan tim gabungan pukul 18.00. "Saat ditemukan, korban dalam keadaan terduduk di atas bebatuan di sekitar lokasi titik pencarian," kata Ketua Tim Penyelam dari Basarnas Kupang, Cosmas Hery Hanto Bria kepada Pos Kupang.
Jasad Alvin kemudian diserahkan ke keluarga di Desa Oenlasi, RT3/RW2 Dusun 1, Kecamatan Kupang Tengah, untuk disemayamkan. Petugas sempat mengalami kesulitan selama proses pencarian Alvin.
Cosmas Hery mengaku, saat melakukan penyelaman pertama kurang lebih 25 menit, jarak pandang dalam air di Bendungan Tilong tak lebih dari satu meter. Kedalaman 5 meter.
Baca juga: Ardy Mbalembout Tanggapi Pernyataan Jubir Demokrat Kubu Moeldoko
"Ini kendala. Tadi kami coba mencari dengan pola melingkar, namun kontur di bawah dasar air juga berbatu. Sehingga tali digunakan juga kemungkinan tersangkut. Mungkin ada daerah yang terlewatkan karena jarak pandang dan kontur," jelasnya.
Pada pencarian kedua, Cosmas mengatakan, tim penyelam melebarkan tempat pencarian hingga radius 6 meter dengan waktu penyelaman 25 menit. Kedalaman 8 meter. Namun kendalanya tetap sama sehingga hasilnya nihil.
Baca juga: Usai Dilantik, Penjabat Bupati Belu Zakarias Moruk Tiba di Atambua Hari Ini
Menurut warga setempat, kejadian bermula saat Alvin bersama tiga temannya olahraga pagi di sekitar bendungan. Usai olahraga, Alvin dan rekan-rekannya melompat dari tanggul bendungan untuk bermain air.
Alvin melompat terkahir dan tenggelam. "Katanya dia punya teman-teman sempat tolong dia (Alvin) tapi teman itu juga tidak sanggup," ujar warga setempat yang menyaksikan proses pencarian.
Saksi mata yang juga kerabat korban, Yandri Ome, menceritakan, usai olahraga, ia bersama Alvin dan kedua rekannya memang melompat ke bendungan. "Ada mau mandi juga. Katong (kami) sudah lompat lebih dulu, dia (Alvin) dari belakang. Pas lihat ke belakang, dia tidak muncul lagi," ujarnya.
Ayah Alvin, Simon Haelake, menceritakan putranya itu berangkat dari rumah sebelum fajar menyingsing bersama ketiga rekannya. Mereka hendak olahraga. Ia sama sekali tak menduga putra keduanya itu tenggelam. "Biasa saja perasaan saya, macam hari biasanya. Tiba-tiba ada yang datang panggil, jadi saya lari keluar ke tempat bendungan," kata Simon.
Simon menuturkan, selama ini, jika hendak berpergian Alvin selalu berpamitan dan meminta izin kepadanya. Namun pagi di hari kejadian, Alvin tak pamit. Belakangan yang datang malah kabar duka.
Malam sebelum kejadian, Alvin yang merupakan Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Kupang Tengah ini, masih tertawa. Saat itu, setelah makan malam, Alvin sempat telpon saudarinya di Sumba.
"Dia telpon, ketawa-ketawa saya masih dengar. Setelah itu kan kami tidur. Tadi pagi baru dia punya teman datang panggil baru saya tahu," tutur Simon sembari meneteskan air mata.
Ibunda Alvin, Adriana Haleke Umbu Lado, yang mendengar kabar pilu tersebut, bergegas ke tepian bendungan. Ia tak kuasa menahan tangis. Ia berteriak memanggil nama Alvin. Ratapannya terdengar sejak pukul pagi hingga pukul 15.40 saat putranya ditemukan sudah tak bernyawa.
Adriana tak sanggup berbicara, menutupi segala kepiluan dengan air mata, tak membayangkan sang putra keduanya harus meninggalkannya untuk selamanya. (cr7)