Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok

Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok

Editor: maria anitoda
KOMPAS.com/THINKSTOCK
Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Wanita Inisial J Seorang PSK di Kupang Buat Pengakuan Mengejutkan Soal Prostitusi Online Bikin Syok 

Kemajuan teknologi yang hadir ditengah kehidupan manusia telah memberikan begitu banyak dampak.

Selain mempermudah akses berkomunikasi dan bekerja, teknologi juga menyimpan sebuah kecemasan bila disalah gunakan. 

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosok Bripda AP, Tembak PSK Akan Dikencani Setelah Open BO Prostitusi Online, Ini Kronologinya

Penyalahgunaan teknologi ini, sangat terlihat dengan maraknya bisnis prostitusi online yang kian menyebar tak terkendali.

Kota-kota besar di Indonesia tak luput dari bisnis ini, demikian halnya kota Kupang yang perlahan mulai tersengat bisnis ini. 

J seorang pekerja seks komersial (PSK) yang juga merupakan seorang warga di Nusa Tenggara Timur, mengaku melakoni pekerjaan tersebut lantaran depresi

dengan kehidupan, yang menurutnya sangat membuatnya tertekan. 

Kebutuhan yang terus meningkat dan ketiadaan lapangan pekerjaan, memacu ia untuk terjun ke bisnis pelayanan jasa ini. 

"Karena keluarga. Saya ada berkelahi dengan orang tua" ujarnya, Kamis 18 Maret 2021.

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: ABG Cantik 14 Tahun Ditemukan di Gudang, Diduga Bakal Dijual untuk Prostitusi Online,4 Orang Dibekuk

Selain itu, ia juga mengatakan, sejak menggeluti pekerjan tersebut, dirinya pun jarang kembali ke rumah untuk menjenguk kedua orang tuannya yang telah memasuki usia rentan itu. 

Sehari-hari, wanita berusia 25 tahun itu menghabiskan waktunya di berbagai tempat di kota Kupang dalam menjalankan pekerjaan tersebut.

Selain melampiaskan segala depresinya di pekerjaan tersebut, ia juga meluapkan semua unek-uneknya itu dengan teman-teman untuk ngobrol dan sekedar jalan- jalan. 

Senada dengan J, MS seorang pekerja lainnya, mengatakan dirinya terpaksa menjalankan usaha tersebut akibat desakan ekonomi yang menghimpitnya. 

MS yang merupakan warga luar NTT ini, mengaku kegiatan yang ia jalankan selama setahun terkahir.

Untuk mempermudah, bisnis di kota Kupang, ia mempunyai seorang mucikari yang membantu memuluskan aktifiasnya tersebut. 

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sambil Tertawa Hotman Paris Tawari Nikah Siri Pedangdut Cantik Ini, Dulu Terjaring Prostitusi Online

"Hubungi penanggungjawab aku duli, ikuti saja penjelasannya. Bilang aja mau ketemu BO (boking open) MS gitu" sebut MS dalam obrolan pada Sabtu (20/3/2021). 

Ketika di konfirmasi terkait dengan keberadaan mucikari, MS enggan menyebutkan identitasnya dan hanya memberikan nomor telfon dari sang mucikari.

Upaya untuk mengobrol bersama mucikari tersebut tidak bisa, lantaran nomor yang diberikan tak bisa tersambung ketika dilakukan panggilan selular. 

Sosiolog dari universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang  Drs. Yos E. Jelahut, M.Si, hal tersebut terjadi akibat dari penutupan lokalisasi bernama Karang Dempel (KD), yang baginya penutupan tersebut tidak serta merta juga menutup bisnis ini, namun lebih kepada merubah modus operan. 

"Itu seperti merubah modus dari terbuka ke tertutup itu. Ex dari sana, menurut saya ya merbuah modus itu" ujarnya, Kamis (25/3/2021). 

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosok Bripda AP, Tembak PSK Akan Dikencani Setelah Open BO Prostitusi Online, Ini Kronologinya

Baca juga: Ditangkap karena Prostitusi Online, Polisi Amankan Kondom dan Ungkap Tarif Fantastis Artis TA

Ia menerangkan, hasil penelusurannya di media online termakasud aplikasi michat yang sering digunakan sebagai layanan komunikasi, banyak pekerja yang begitu fulgar menawarkan 'jajanan' tersebut. 

Hal ini bagi Yos, justru sangat dikhawatirkan dan menyebabkan modus pekerja akan berganti dari terselubung ke modus terbuka. 

Secara sosiologis, ia menilai ada beberapa hal yang disebabkan hingga adanya praktek seperti ini.

Pertama, pada sektor pendidikan dan keterampilan yang terbatas dari pekerja, sedangkan tuntutan kehidupan justru semakin meningkat sehingga pekerja rela melakoni pekerjaan ini. 

Di point yang kedua, lanjut Yos, ada pada lemahnya kontrol sosial dari pemerintah setempat. 

"Saya jarang membaca berita pemerintah kota Kupang melakukan operasi atau razia di hotel-hotel, sementara sesungguhnya tidak sudah, karena menurut saya sudah sangat terbuka.

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Sehingga untuk operasinya itu mudah sekali" jelas Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Undana ini. 

Ia menyarankan agar pemerintah melalui dinas sosial kota Kupang  melakukan solusi lunak untuk melakukan pendataan, pembinaan dan pelatihan keterampilan dan penyiapan modal usaha serta memberi peluang usaha dan tetap melakukan pendampingan. 

Secara logika, para pekerja menggantungkan penghasilan pada praktek ini, sehingga pemerintah sebisa mungkin merubah praktek ini agar para pekerja mendapat hasil dari pekerjaan lain yang lebih baik. 

Selama ini kan kita lihat peran pemerintah hanya memberikan bantuan modal usaha tanpa pelatihan, pembinaan dan pendampingan, nah setelah mereka terima uang itu bisa saja di gunakan untuk modal cari tempat lain lagi dengan pekerjaan yang lain lagi kan, mubazir namanya" tandasnya. 

Terkait dengan alasan pekerja yang mengaku menjalankan pekerjaan tersebut karena depresi dengan kehidupan keluarga atau faktor ekonomi, menurut Yos hal tersebut perlu ditelusuri kebenarannya. 

Pasalnya, berdasarkan penelitian yang telah ia lakukan, para pekerja bisa saja merasionalkan pendapatnya agar tidak diketahui 

Yos juga menyayangkan penggunaan aplikasi michat yang sering disalah gunakan oleh pengguna. 

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

Baca juga: Sosiolog Undana Sebut Prostitusi Online di Kota Kupang Sudah Vulgar, Kontrol Lemah

"Itu kan ibarat orang menciptakan parang, tergantung dari orang yang menggunakan parang itu. Dan sekarang bagaimana kontrol pemerintah melalui operasi cyiber melalui Pemkot, kepolisian atau sat pol pp" terangnya. 

Ia juga menduga di kota Kupang sendiri, hampir ratusan tempat menjalankan bisnis 'enak-enak' ini.

Disisi lain, ia juga mengungkapkan adanya dua populasi pekera seks komersial (PSK) di kota Kupang, yaitu PSK asli dari Kupang dan bukan dari wilayah Kupang. 

Kedua populasi ini juga mempunyai ciri yang berbeda

Baca juga: Soal Prostitusi Online di Kupang, Para Pekerja Mengaku Depresi Dengan Kehidupan 

Baca juga: Sosok Bripda AP, Tembak PSK Akan Dikencani Setelah Open BO Prostitusi Online, Ini Kronologinya

Baca juga: Polisi Amankan Artis TA Diduga Terlibat Prostitusi Online, Bersama Pria dalam Kamar Hotel di Bandung

Untuk PSK asli Kupang cenderung menutup diri dan menggunakan akun-akun samaran dalam berkomunikasi, sedangkan PSK dari luar wilayah Kupang justru lebih agresif menawarkan diri. 

"Yang orang Kupang itu rata-rata prakteknya bukan di hotel, mereka banyak menawarkan diri di tempat kos atau tempat lain yang sudah sering digunakan" pungkasnya.

Kepala dinas komunikasi dan informatika kota Kupang, hingga saat ini belum berhasil di wawancarai.  (Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved