Penerbangan Bersejarah Rombongan Wagub NTT ke Pantar Alor : Mengasyikkan dan Mencemaskan

Bandara yang berada di Kabir, Pulau Pantar, Kabupaten Alor menjadi bandara kedua di kabupaten itu. Sebuah kabupaten yang merupakan wilayah 3TP

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTMEWA
Foto bersama usai penerbangan perdana rombongan Wagub NTT ke Bandara Pantar di Kabur Kabupaten Alor, Sabtu (20/3).  

Penerbangan Bersejarah Rombongan Wagub NTT ke Pantar Alor : Mengasyikkan dan Mencemaskan

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Penerbangan perdana dalam rangka uji coba Bandara Pantar pada Sabtu (20/3) pagi menjadi sejarah baru dunia penerbangan di NTT. Landing perdana pesawat perintis Dimonim Air di bandara yang baru saja diresmikan Presiden RI Jokowi tiga hari lalu juga sekaligus menjadi sejarah tersendiri bagi masyarakat Alor khususnya dan NTT umumnya. 

Pasalnya, Bandara yang berada di Kabir, Pulau Pantar, Kabupaten Alor menjadi bandara kedua di kabupaten itu. Sebuah kabupaten yang merupakan wilayah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) di Indonesia.

Selain itu, Bandara Pantar sekaligus menjadi bandara ke 15 yang dimiliki Provinsi NTT, menjadikan NTT sebagai salah satu provinsi dengan bandara terbanyak selain Papua. 

Wagub NTT Josef Nae Soi kepada POS-KUPANG.COM mengisahkan, penerbangan perdana yang membawa rombongan pejabat Pemprov NTT itu berlangsung baik dan lancar. Meski begitu, penerbangan itu telah memberi pengalaman unik dan menarik bagi dia dan seluruh rombongan

"Mengasyikan, mengesankan, tapi sekaligus mencemaskan," cerita Wagub Josef Nae Soi tentang pengalaman terbang kembali menggunakan pesawat perintis setelah sekian lama. 

Ia mengaku, asyik namun mencemaskan karena dalam waktu yang lama ia tidak lagi menggunakan penerbangan perintis dengan pesawat yang berukuran kecil.

"Sangat asyik juga sekaligus mencemaskan karena sudah lama tidak naik itu pesawat, rasa was was pasti ada, itu manusiawi sekali. Secara umum bagus memang hanya waktu turun ada spot jantung, agak goyang sedikit," kisah Wagub Nae Soi. 

Pesawat yang membawa rombongan itu lepas landas dari bandara El Tari Kupang sekira pukul 08.00 Wita. Menempuh perjalanan membelah langit sekitar 50 menit untuk sampai ke Nusa Kenari.

Saat memasuki Pantar dan akan bersiap untuk landing, pesawat disambut gelap gulita kabut dan awan tebal. Wagub Nae Soi berkisah, pilot sedikit bermanuver dan terjadi sedikit goncangan. 

"Setelah kami turun baru orang disana bilang, bapak kalau orang besar yang datang dan orang baik biasanya diterima dengan hujan, itu menurut orang disana (Alor)," kisahnya. 

Saat acara penyambutan akan dimulai di Terminal Bandara, hujan deras langsung mengguyur.

"Begitu baru mulai acara penyambutan, langsung hujab lebat dan hujan angin," tambah Wagub Nae Soi. 

Masyarakat sangat antusias. Seluruh warga di kampung kampung yang berada di sekitar bandara datang ke pinggir landasan. Mereka menyaksikan penyambutan dan peninjauan bandara sekaligus melihat pesawat yang akan membuka isolasi wilayah mereka dari udara itu.

"Penuh itu, di pinggir lapangan manusia penuh, masyarakat antusias sekali," ujar dia. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved