Berita NTT Terkini
Di Nanga Bere Manggarai Barat, Madrasah Mirip Kandang
INFRASTRUKTUR pendidikan masih minim juga dijumpai di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin witu, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan
POS-KUPANG.COM - INFRASTRUKTUR pendidikan masih minim juga dijumpai di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Amin witu, Desa Nanga Bere, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat. Gedung sekolah yang dibangun sejak tahun 2004 mirip kandang hewan.
Bangunan non permanen berukuran 21 meter x 8 meter. Atap daun dan lantai tanah. Dinding dari belahan bambu yang sudah lapuk bercelah dan berlubang sehingga siswa dapat dilihat dari luar, begitupun sebaliknya. Bau tak sedak menyeruak dari setiap sudut ruangan.
Baca juga: Hadapi Pileg 2024, Ketua DPC Hanura SBD Resmikan Rumah PAC Wewewa Barat
Gedung tersebut disekat menjadi tiga ruangan, diperuntukkan bagi siswa kelas 1, 2 dan kelas 3. Setiap ruangan tanpa daun pintu. Ternak kambing milik warga sering keluar masuk ruang kelas.
Setiap kelas dengan 15 siswa. Siswa mengaku tidak nyaman saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Ketika musim hujan seperti sekarang, air masuk ke dalam ruang kelas. Saat musim kemarau, siswa mengeluh kepanasan.
Baca juga: NEWS ANALYSIS Prof Drs Feliks Tans, MEd, PhD Praktisi Pendidikan: Tantangan Pemimpin Baru
"Murid kurang konsentrasi dengan keadaan ini," keluh Siti Kamaria, guru MI Al Amin Kewitu, Selasa (9/3/2021) lalu.
Guru lainnya, Muhammad Amirullah membenarkan bahwa kambing sering berkumpul di ruang kelas. Sebelum memulai KBM, ruang kelas dibersihkan siswa dan guru. Meski demikian bauk kotoran kambing tetap tercium.
Wakil Kepala Sekolah MI Al Amin Kewitu, Muhamad Hidin menjelaskan, dulu atap gedung sekolah dari alang-alang. Namun pada tahun 2006 diganti dengan seng hasil swadaya masyarakat.
Hidin mengatakan, kondisi semakin parah saat musim hujan karena air masuk ruang kelas. "Itu menyulitkan guru dan para siswa," katanya.
Menurut Hidin, pihaknya telah berusaha memasukkan proposal namun belum dijawab. Ia berharap, pemerintah dapat membantu MI Al Amin Kewitu dengan membangun ruang kelas baru.
Selain gedung darurat, MI Al Amin Kewitu memiliki 5 ruang permanen. tiga ruang di antaranya digunakan siswa kelas 4, 5 dan kelas 6. Dua ruang lainnya untuk perpustakaan dan ruang guru.
"Sebanyak 3 ruang permanen di atas dari dana PNPM tahun 2008 dan 2 ruangan lainnya dari Dipa Kemenag Provinsi NTT tahun 2009 lalu," katanya.
Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Barat, Drs Nikolaus Nuka mengaku tidak mengetahui ada ruang kelas MI Al Amin Kewitu mirip kandang hewan.
"Terima kasih atas informasinya. Selama ini saya tidak pernah dapat informasi itu, termasuk sekolah yang bersangkutan. Informasi resmi dan formal belum," kata Nikolaus via telepon, Minggu (14/3).
Menurutnya, persoalan yang membelit sekolah itu membuat pemerintah untuk segera mengambil langkah untuk mengatasinya. Ia memberi atensi dan berusah menyelesaikan.
"Ini membuat pemerintah harus berpikir untuk menindaklanjuti karena tidak bisa membiarkan seperti ini, kalau memang sekolah masih laik dan jumlah siswanya memenuhi syarat, saya berpikir tidak ada alasan negara tidak campur tangan itu," ujar Nikolaus. (ii)