Breaking News

Berita NTT Terkini

PLN NTT Optimis Gunakan Bahan Lokal Untuk Pembangkit Listrik

PLN) terus mengembangkan bahan bakar dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan ketersedian sumber daya alam di Indonesia, beg

Editor: Ferry Ndoen
PK/irfan hoi
pose bersama Rektor Undana Kupang, Prof. Fred Benu (baju putih, duduk), GM PLN UIW NTT, Agus Jatmiko (baju batik tengah, duduk), Pimred Pos Kupang, Hasyim Ashari (baju hitam, duduk) dan staf PLN, Undana dan redaksi Pos Kupang. 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -   Pusat listrik negara (PLN) terus mengembangkan bahan bakar dengan energi terbarukan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan ketersedian sumber daya alam di Indonesia, begitu juga dengan PLN unit, induk wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tekad ini dikatakan GM PLN UIW NTT, Agustinus Jatmiko dalam diskusinya di kantor Pos Kupang, Rabu (10/3/2021) bersama rektor Undana Prof. Fred Benu, dalam acara obrolan asyik, "Biomasa Undana untuk CO- Firing PLN". 

Agus menuturkan, langkah tersebut dijalankan PLN, usai penandatangan Paris of Greetmen yang bertujuan untuk mengurangi efek rumah kaca. Indonesia sendiri berusaha untuk kontribusi dalam hal mengembangkan energi terbarukan dengan target 23 persen energi pada tahun 2025  berada di Indonesia.

Strategi yang di lakukan adalah CO-Fairing. CO- Fairing sendiri merupakan kombinasi pembakaran antara batubara dengan biomasa.

"Jadi PLN mempunyai PLTU yang tersebar di seluruh Indonesia itu, nantinya batubara dicampur dengan biomasa" ujarnya.

Di NTT sendiri, dua PLTU yaitu PLTU Bolok dan PLTU Ropa di Ende menjadi sasaran dalam program ini. Untuk mencapai target 23 persen, hingga saat ini PLN baru berkontribusi 12-13 persen dan NTT berada di 8 persen.

Untuk mengejar target pada 2025 mendatang, ketersedian chip dan pelet hasil hutan energi di NTT juga menjadi sangat penting agar tetap berkelanjutan dan terus berproses.

"Kita bisa campurkan 10 persen, jika nanti pasokan itu bisa banyak, kita akan naikan lagi ke 20 persen" sambung Agus.

Secara nasional,  telah ada 20 unit PLN yang menggunakan CO-Firing dari Biomasa. Ia mengklaim biomasa itu sendiri sangat ramah lingkungan, hal ini terlihat ketika proses pembakaran yang diketahui tingkat emisinya akan sangat rendah, bila di bandingkan dengan pembakaran batu bara.

Agus juga menerangkan, untuk mendapat bahan tersebut bisa menggunakan hasil gergaji kayu-kayu, potongan-potongan pohon dari lamataro, kaliandara dan gamal. Selain itu bisa juga di gunakan dari sampah organik.

Sejauh ini, pihak PLN UNW NTT, Dirinya telah melakukan uji coba di PLTU Bolok menggunakan tiga jenis bahan tersebut dan hasilnya sangat baik. Hal ini juga, menurutnya, telah di lakukan rangkaian penelitian di pusat penelitian dan pengembangan (puslitbang) yang bekerja sama dengan PT PCB.

"Secara teknis, secara finanisal, program ini sudah sangat layak" sebutnya. 

Bahan tersebut, kata Agus, tidak menimbulkan abu seperti yang ditimbulkan ketika pembakaran batu bara. Bahkan, pada saat menggunakan bahan tersebut juga, peralatan PLN tetap dalam kondisi baik tanpa gangguan. Justru terjadi pengurangan biaya ketika menggunakan bahan ini.

Melalui uji coba tersebut, PLN optimis dan mendorong program ini untuk berkolaborasi dengan pihak universitas Nusa cendana (Undana) Kupang, yang juga telah di dukung oleh gubernur NTT, Viktor Laiskodat.

Diakui Agus, program ini merupakan program besar sehingga membutuhkan dukungan yang sama besar. Keberhasilan program juga turut dipengaruhi oleh keterlibatan stakholder, dan keberhasilan dari program yang dimaksud juga harus memberi keuntungan setimpal bagi para mitra.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved