YBL Kabupaten Ngada Tekad Hijaukan Lahan Kritis di NTT
YBL yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Bajawa tersebut. Hal itu karena sehari sebelumnya, kami sempat janjian
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Selain program bambu lestari, program lain yang dilakukan oleh YBL adalah program pembibitan bambu supaya bambu yang ada tidak punah dan dikembangkan secara besar-besaran untuk kegiatan konservasi.
Dalam program pembibitan tersebut pihaknya menemukan bagaimana cara untuk membuat pembibitan yang baik dan dapat diterapkan dengan melibatkan masyarakat sekitar.
"Dan kita melibatkan kelompok ibu-ibu dan bahkan mereka mampu melakukan pembibitan dengan baik melalui pendampingan. Bayangkan dalam waktu dua bulan ibu-ibu bisa membuat pembibitan sampai 126 ribu bibit bambu," ujarnya.
YBL Gandeng PKK
Dengan melihat pesatnya pembibitan yang dilakukan oleh kaum ibu, kata Paskalis menjadi bahan refleksi dari YBL, pemerintah, dan stekholder lainnya untuk bisa menggandeng PKK dalam proses pembibitan bambu pada tahun 2021 ini.
"Sehingga dari Ngada, kita coba meluas ke beberapa daerah seperti Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka. Jadi tahun ini nanti ada 350 ibu-ibu akan terlibat kerjasama dengan PKK," ungkapnya.
Sejak kehadirannya di Kabupaten Ngada, kata Paskalis, YBL memiliki mimpi besar untuk menghijaukan lahan kritis di Provinsi NTT. Karena bibit-bibit bambu yang disiapkan tersebut dapat ditanam dilahan kristis yang merupakan kawasan hutan. Selain itu, bibit bambu tersebut nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang ingin menanam.
"Yang penting mereka mau menanam saja. Tapi prinsipnya, kita ingin supaya menghijaukan lahan kritis di NTT ini. Dan kami yakin kalau para pihak mendukung maka kita bisa hijaukan lahan di NTT ini dengan bambu," ujarnya.
Target 2,8 Juta Bibit Bambu
Sementara itu, Program Manager YBL Wiwien Windrati mengatakan, saat ini YBL sedang mejalin kerja sama dengan pemerintah provinsi NTT untuk pembibitan 2.800 juta bibit bambu yang akan dilakukan di tujuh kabupaten di Flores.
Nantinya, bibit bambu yang disiapkan tersebut akan ditanam di semua lahan kritis yang masuk dkawasan hutan lindung sebagai upaya untuk rehabilitasi lahan di Pulau Flores.
"Jadi targetnya untuk penghijauan lahan kritis, tapi dikerjakan terlebih dahulu pembibitannya," jelasnya.
Dalam kegiatan pembibitan tersebut, YBL memberdayakan masyarakat khususnya kaum ibu yang ada di tubuh kabupaten itu sehingga masyarakat memperoleh income-nya secara langsung.
"Jadi bukan lagi pada penyedia bibit personal atau jasa. Tetapi kita berdayakan ibu-ibu. Apalagi dimasa covid-19 seperti ini akan lebih baik kita memberikan tambahan income kepada ibu-ibu," ungkapnya.
Selain melakukan pembibitan, terang Wiwien Windrati, YBL juga melakukan advokasi dan koordinasi dengan para pihak. Advokasi juga dilakukan dengan pemerintah agar bambu dapat dimasukan ke dalam RPJMD. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)