YBL Kabupaten Ngada Tekad Hijaukan Lahan Kritis di NTT

YBL yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Bajawa tersebut. Hal itu karena sehari sebelumnya, kami sempat janjian

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/THOMAS MBENU NULANGI
Sejumlah bibit tanaman bambu yang siap ditanam.  

YBL Tekad Hijaukan Lahan Kritis di NTT

POS-KUPANG.COM | BAJAWA--Hawa Kota Bajawa, ibukota dari Kabupaten Ngada dingin seperti biasanya. Hari itu, Rabu (3/3/2021) sekira pukul 11:00 Wita, saya bersama seorang teman bernama Elpin Basan bergegas ke arah selatan Kota Bajawa.

Menggunakan motor revo, kami berdua menuju Kampung Turetogo, Desa Ratogesa, Kecamatan Golewa untuk mewawancara Project Leader Yayasan Bambu Lestari (YBL) Paskalis Lalu di kantornya.

Bukan tanpa sebab saya mendatangi kantor YBL yang berjarak sekitar 10 km dari Kota Bajawa tersebut. Hal itu karena sehari sebelumnya, kami sempat janjian untuk bertemu di Kantor YBL.

Untuk diketahui, YBL merupakan yayasan non profit yang bergerak dalam bidang pengembangan dan peningkatan kualitas bambu untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Sekira 30 menit lamanya dalam perjalanan, kami pun tiba di Kantor YBL di Kampung Rategosa, dimana ketika memasuki kampung tersebut banyak sekali rumpun bambu yang tumbuh subur disekitar kantor.

Rumpun bambu yang hijau menjulang tinggi membuat daerah sekitar kantor menjadi sejuk. Hawa dingin sangat terasa. Kami berdua pun disambut oleh salah seorang petugas dan dipersilahkan untuk masuk ke Kantor YBL yang hampir semua bahan bangunannya menggunakan bambu.

Tak berapa lama kemudian, Koordinator Project Leader Yayasan Bambu Lestari Flores Paskalis Lalu dan Program Manager Yayasan Bambu Lestari Wiwien Windrati menemuai kami.

Sebelum melakukan wawancara, kami memperkenalkan diri terlebih dahulu. Usai perkenalan, kami pun langsung memulai wawancara.

Paskali Lalu mengungkapkan bahwa kantor pusat YBL berada di Bali, dan kehadiran YBL di wilayah Kabupaten Ngada sudah sejak tahun 2017 lalu bahkan sejak beberapa tahun yang silam.

Sejak gempa tahun 1992 yang melanda wilayah Flores, perhatian terhada tanaman bambu semakin tinggi. Hal tersebut sebagai upaya mempersiapkan bahan bangunan yang terbuat dari bambu supaya dapat menahan gempa. Gerakan menanam bambu bahkan terus menjalar di sejumlah wilayah di Flores termasuk di Kabupaten Ngada dengan gerakan sejuta bambu pada masa kepemimpinan Bupati Yohanes Samping Aoh. 

"Karena melihat potensi tanaman bambu di Kabupaten Ngada ini luar biasa sehingga dari waktu ke waktu terus melakukan uji coba, bambu ini mau dibawa kemana. Akhirnya YBL menggagas untuk menyiapkan bibit bambu ini dan Ngada menjadi sentral," ungkapnya.

Ada beberapa program YBL di Kabupaten Ngada, salah satunya yakni program hutan bambu lestari dimana bambu yang ada dipelihara secara baik dan benar sehingga bambu yang ada dapat masuk ke industri.

"Dalam program ini juga bagaimana kita diajarkan untuk memelihara rumpun bambu yang baik, bagaimana memanen bambu yang baik, dan juga bagaimana menyiapkan bibit yang baik," ungkapnya.

Tujuannya, kata Paskalis, selain melakukan konservasi bambu juga supaya bambu yang ada di wilayah Kabupaten Ngada layak masuk di dunia industri. Dengan begitu ada manfaat dalam program tersebut.

Selain program bambu lestari, program lain yang dilakukan oleh YBL adalah program pembibitan bambu supaya bambu yang ada tidak punah dan dikembangkan secara besar-besaran untuk kegiatan konservasi.

Dalam program pembibitan tersebut pihaknya menemukan bagaimana cara untuk membuat pembibitan yang baik dan dapat diterapkan dengan melibatkan masyarakat sekitar.

"Dan kita melibatkan kelompok ibu-ibu dan bahkan mereka mampu melakukan pembibitan dengan baik melalui pendampingan. Bayangkan dalam waktu dua bulan ibu-ibu bisa membuat pembibitan sampai 126 ribu bibit bambu," ujarnya.

YBL Gandeng PKK

Dengan melihat pesatnya pembibitan yang dilakukan oleh kaum ibu, kata Paskalis menjadi bahan refleksi dari YBL, pemerintah, dan stekholder lainnya untuk bisa menggandeng PKK dalam proses pembibitan bambu pada tahun 2021 ini.

"Sehingga dari Ngada, kita coba meluas ke beberapa daerah seperti Manggarai Barat, Manggarai Timur, Manggarai, Ngada, Nagekeo, Ende, dan Sikka. Jadi tahun ini nanti ada 350 ibu-ibu akan terlibat kerjasama dengan PKK," ungkapnya.

Sejak kehadirannya di Kabupaten Ngada, kata Paskalis, YBL memiliki mimpi besar untuk menghijaukan lahan kritis di Provinsi NTT. Karena bibit-bibit bambu yang disiapkan tersebut dapat ditanam dilahan kristis yang merupakan kawasan hutan. Selain itu, bibit bambu tersebut nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang ingin menanam.

"Yang penting mereka mau menanam saja. Tapi prinsipnya, kita ingin supaya menghijaukan lahan kritis di NTT ini. Dan kami yakin kalau para pihak mendukung maka kita bisa hijaukan lahan di NTT ini dengan bambu," ujarnya.

Target 2,8 Juta Bibit Bambu

Sementara itu, Program Manager YBL Wiwien Windrati mengatakan, saat ini YBL sedang mejalin kerja sama dengan pemerintah provinsi NTT untuk pembibitan 2.800 juta bibit bambu yang akan dilakukan di  tujuh kabupaten di Flores.

Nantinya, bibit bambu yang disiapkan tersebut akan ditanam di semua lahan kritis yang masuk dkawasan hutan lindung sebagai upaya untuk rehabilitasi lahan di Pulau Flores.

"Jadi targetnya untuk penghijauan lahan kritis, tapi dikerjakan terlebih dahulu pembibitannya," jelasnya.

Dalam kegiatan pembibitan tersebut, YBL memberdayakan masyarakat khususnya kaum ibu yang ada di tubuh kabupaten itu sehingga masyarakat memperoleh income-nya secara langsung.

"Jadi bukan lagi pada penyedia bibit personal atau jasa. Tetapi kita berdayakan ibu-ibu. Apalagi dimasa covid-19 seperti ini akan lebih baik kita memberikan tambahan income kepada ibu-ibu," ungkapnya.

Selain melakukan pembibitan, terang Wiwien Windrati, YBL juga melakukan advokasi dan koordinasi dengan para pihak. Advokasi juga dilakukan dengan pemerintah agar bambu dapat dimasukan ke dalam RPJMD. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved