Ulama Terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Agung Ali al-Sistani Dukung Kristen dan Muslim Hidup Damai
Ulama terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Agung Ali al-Sistani mendukung umat Kristen di negaranya hidup dalam " damai".
Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak tersebut disebut sebagai ziarah perdamaian dan untuk memperluas dialog dengan agama-agama lain.
Pemimpin umat Katolik di seluruh dunia itu pada Sabtu juga bertemu dengan ulama Syiah yang terkenal di Irak, Ayatollah Ali Sistani.
Dalam pertemuan tersebut, Ali Sistani sepakat bahwa umat Kristen di Irak harus dapat hidup dalam damai.
"Kami semua berharap kunjungan ini menjadi pertanda baik bagi rakyat Irak," kata Adnane Youssef, seorang umat Kristen dari Irak utara, kepada AFP.
"Kami berharap ini akan mengarah pada hari-hari yang lebih baik,” imbuh Youssef.
Jumlah pemeluk Kristen di Irak menyusut drastis sejak invasi pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) pada 2003 untuk menggulingkan Saddam Hussein.
Sebelum 2003, jumlah pemeluk Kristen di Irak berjumlah 1,5 juta orang. Kini, jumlah tersebut berkurang menjadi hanya 400.000 orang atau sekitar satu persen dari populasi Irak.
"Kunjungan yang sangat penting ini akan meningkatkan moral kami setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan, masalah, dan perang," kata Pastor George Jahoula di Irak.
Upaya pembangunan kembali
Pada 2014, ketika milisi ISIS menyapu sepertiga Irak, Paus Fransiskus mengatakan dia siap untuk datang menemui para pengungsi dan korban perang lainnya.
Tujuh tahun kemudian, dia akan melihat sendiri kota tua Mosul yang hancur dan upaya untuk membangunnya kembali.
Paus Fransiskus juga akan mengunjungi Qaraqosh, lebih jauh ke timur di Dataran Niniwe, yang merupakan salah satu kota Kristen tertua di Irak.
Kota Mosul hancur lebur ketika ISIS menduduki kota tua itu pada 2014. Tiga tahun kemudian, ketika ISIS dikalahkan di kota tersebut pada 2017, satu per satu penduduknya kembali ke sana.
Mereka bekerja perlahan-lahan dan bekerja sama untuk membangun kembali kampung halaman yang porak-poranda.
Untuk menghormati Paus Fransiskus, pengrajin lokal telah menenun stola sepanjang dua meter dengan tulisan "Our Father" dan "Hail Mary" yang dijahit tangan dengan hati-hati di benang emas dalam aksara Syriac.