Ulama Terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Agung Ali al-Sistani Dukung Kristen dan Muslim Hidup Damai

Ulama terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Agung Ali al-Sistani mendukung umat Kristen di negaranya hidup dalam " damai".

Editor: Agustinus Sape
AYATOLLAH ALI AL-SISTANI'S OFFICE via AP
Pertemuan antara Paus Fransiskus (kanan), dan pemimpin Muslim Syiah Ayatollah Ali al-Sistani (kiri) di Najaf, Irak, Sabtu (6/3/2021). 

Paus Fransiskus, pendukung kuat dari dialog antaragama, yang telah bertemu dengan ulama Sunni di beberapa negara mayoritas Muslim, termasuk Bangladesh, Maaroko, Turki, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Sementara, al-Sistani adalah ulama yang diikuti oleh sebagian besar dari 200 juta Muslim Syiah di dunia, dan merupakan tokoh nasional untuk warga Irak.

Muslim Syiah merupakan minoritas di antara Muslim, tetapi mayoritas di Irak.

"Ali al-Sistani adalah pemimpin agama dengan otoritas moral yang tinggi," kata Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, kepala Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dan spesialis studi Islam.

Sistani memulai studi agamanya pada usia 5 tahun, naik dari jajaran ulama Syiah ke ayatollah agung pada 1990-an.

Ketika Saddam Hussein berkuasa, dia mendekam dalam tahanan rumah selama bertahun-tahun.

Namun, ia muncul ke publik kembali setelah invasi pimpinan AS menggulingkan rezim represif pada 2003, untuk memainkan peran publik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada 2019, dia berdiri bersama pengunjuk rasa Irak yang menuntut layanan publik yang lebih baik dan menolak campur tangan eksternal dalam urusan dalam negeri Irak.

Pada Jumat (5/3/2021), di Baghdad, Paus Fransiskus membuat permohonan serupa. "Semoga kepentingan partisan berhenti, kepentingan di luar yang tidak memperhitungkan penduduk lokal," kata Paus.

Setelah melakukan pertemuan dengan ulama Syiah terkemuka, Paus melanjutkan perjalanan ke ke situs gurun di kota kuno Ur, yang diyakini sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim, yang diyakini dari agama Kristen, Yahudi dan Muslim.

Kunjungi Umat Kristen Irak yang Menderita di Bawah ISIS

Paus Fransiskus juga akan mengunjungi umat Kristen di Irak yang mengalami kebrutalan kelompok teroris ISIS pada Minggu (7/3/2021).

Paus asal Argentina tersebut akan memimpin doa untuk para korban perang di Mosul, kota yang hancur lebur akibat pertempuran sengit untuk menggulingkan ISIS.

Paus berusia 84 tahun tersebut melakukan kunjungan bersejarah di Irak dan dijaga dengan ketat sebagaimana dilansir AFP.

"Kita umat beriman tidak bisa diam ketika terorisme melanggar agama," kata Paus Fransiskus pada Sabtu (6/3/2021).

Paus Fransiskus, tengah, meninggalkan Gereja Mar Youssef di Baghdad, Irak, Sabtu (6/3/2021). Paus Fransiskus dan ulama Syiah di Irak menyampaikan pesan yang kuat tentang hidup berdampingan secara damai Sabtu, mendesak umat Islam di negara Arab yang lelah perang untuk merangkul Minoritas Kristen yang terkepung selama pertemuan bersejarah di kota suci Najaf.
Paus Fransiskus, tengah, meninggalkan Gereja Mar Youssef di Baghdad, Irak, Sabtu (6/3/2021). Paus Fransiskus dan ulama Syiah di Irak menyampaikan pesan yang kuat tentang hidup berdampingan secara damai Sabtu, mendesak umat Islam di negara Arab yang lelah perang untuk merangkul Minoritas Kristen yang terkepung selama pertemuan bersejarah di kota suci Najaf. (AP PHOTO/KHALID MOHAMMED)
Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved