Berita NTT Terkini

Hari Kedua, Bupati Andreas dan Wabup Bena Kembali Kumpulkan Para Sekretaris dan Kabid

Bupati Andreas Paru dan Wabup Raymundus Bena kembali menggelar tatap muka bersama para Sekretaris dan Kepala Bidang Lingkup Pemkab Ngad

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Bupati Ngada Andreas Paru didampingi Wabub Raymundus Bena dan Sekda Theodosius Yosefus Nono saat memimpin rapat bersama sekretaris dinas dan kabid di Aula Setda Ngada, Selasa (2/3/2021). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA-Di hari kedua melaksanakan tugas sebagai bupati dan wakil bupati Ngada, Bupati Andreas Paru dan Wabup Raymundus Bena kembali menggelar tatap muka bersama para Sekretaris dan Kepala Bidang Lingkup Pemkab Ngada. Kegiatan digelar di Aula Setda Ngada, Selasa (2/3/2021).

Dalam arahannya, Bupati Andreas menyampaikan gambaran tentang visi dan misi AP-RB. Sebelum menyampaikan visi misi Bupati Andreas menegaskan bahwa model kepemimpinan yang akan dilakukan dalam membangun Ngada kedepan adalah model keteladanan yang mesti ditunjukkan kepada staf yang akan dipimpinnya.

Berkas Perkara Kasus Dugaan Korupsi Proyek Wisata Awololong di Limpahkan Polda NTT ke JPU

Menurutnya, keteladanan menjadi modal utama dalam melaksanakan semua program termasuk Tante Nela Paris. Pemimpin berperan penting untuk memotivasi para bawahannya untuk menyamakan persepsi untuk mengaplikasikan dalam aksi nyata tidak sebatas teori belaka.

Keteladanan diwujudkan dalam nilai integritas, jujur, dan nilai kepedulian. Pemimpin harus peduli dengan hal kecil disekitar kepada bawahan dengan lingkungan kerja untuk merespon hal hal yang besar berkaitan dengan keluhan masyarakat.

Pertemuan Mendadak Koalisi Marsel-Djafar Capai Dua Nama Calon Wabup Ende, Golkar Jadi Penonton

Lanjut Bupati Andreas, nilai integritas yang berikut adalah kemandirian, disiplin harus menjadi contoh, dan nilai tanggung jawab menjadi penting. Model tanggung jawab seperti jangan menunda nunda pekerjan dan cepat merespon komplain masyarakat.

"Pemimpin harus kerja keras berkaitan dengan tupoksi dengan job description yang telah ditetapkan," ujarnya.

Andreas mengungkapkan, nilai terakhir pemimpin yakni harus adil. Kalau semua nilai ini dilakukan, maka akan ada perubahan yang berdampak pada kinerja dan bermuara pada kesejahteraan.

"Selain itu yang paling penting juga adalah pemimpin harus memiliki inovasi. Inovasi menghasilkan ide dan gagasan untuk menggali potensi potensi kita. Inovasi juga penting untuk dongkrak PAD," ungkapnya.

Selama ini, kata Andreas, pemerintah daerah terlalu berharap dana dari pusat seperti DAU dan DAK. Sangat tidak logis jika ingin membangun rumah sendiri tetapi kemampuan keuangan terbatas sehingga hanya berjalan pelan.

"Saya melihat ada asset masyarakat yang tidur, lahan luas tidak digunakan. Ini tidak boleh terjadi dan Tante Nela Paris akan menjawab itu. Tiga kunci utama Keteladanan, Integritas dan Inovasi," terangnya.

Bupati Andreas menjelaskan, Visi Tante Nela Paris ditekankan pada bidang pertanian dan pariwisata. Hal tersebut berangkat dari potensi yang ada di daerah ini. Keduanya akan memetakan berdasarkan zona agroekologi untuk memetahkan potensi sesuai dengan wilayah.

"Pendekatan pembangunan di Golewa akan berbeda dengan Riung misalnya. Ini untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri yang akan bermuara ke Tuka, Tuku dan Teka. Tuka berkaitan dengan ketahanan pangan, Tuku berkaitan kemandirian pangan dan Teka berkaitan dengan kedaulatan pangan. Konsep ini bersentuhan dengan kesaharian masyarakat seperti Tuza, Mula Wesi Peni," jelasnya.

Bupati Andreas mengatakan, dirinya bersama Wakil bertekad untuk langsung aplikasi. Kebutuhan masyarakat harus dipenuhi oleh pemerintah.

"Nelayan butuh apa kita rencanakan dan disiapkan termasuk desa-desa di garis pantai. Tahun ini belum bisa jawabi semua akibat kebijakan refocusing namun kita akan secara bertahap melaksanakan program ini. Kita siapkan bibit untuk masyatakat, berkaitan dengan SDM kita siapkan tenaga pendamping wajib datang dan tinggal di desa," tegasnya.

Untuk itu, kata Andreas, sebagai Sekretaris maupun sebagai Kabid yang membidangi sektor-sektor ini harus bisa menerjemahkannya. Program Tante Nela Paris suka tidak suka harus dilakukan sebab semua masyarakat di Ngada sudah mengetahuinya. Programnya tidak muluk-muluk, namun fokus pada masyarakat desa.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved