Laut China Selatan
Saling Unjuk Kekuatan di Laut China Selatan, Senjata Siapakah yang Paling Canggih, China atau AS?
Saling Unjuk Kekuatan di Laut China Selatan, Senjata Siapakah yang Paling Canggih, China atau AS?
POS-KUPANG.COM - Saling Unjuk Kekuatan di Laut China Selatan, Senjata Siapakah yang Paling Canggih, China atau AS?
Ada tanda-tanda baru dari angkatan bersenjata China dan militer Amerika Serikat (AS) bahwa ketegangan di Laut Cina Selatan akan berlanjut di bawah pemerintahan AS yang baru.
Sabtu (27/2), Komando Militer Teater Selatan China melakukan latihan tembakan langsung untuk menguji tanggapannya terhadap serangan rudal berulang di "laut jauh", demikian televisi China, CCTV melaporkan seperti dikutip South China Morning Post. Laporan itu tanpa menyebutkan kapan atau di mana latihan militer itu dilakukan.
• Bupati TTU Kunjungan Kerja ke RSUD Kefamenanu, Berikan Semangat Kerja bagi Para Tenaga Medis
• Ngaku WA SBY Tapi Tak Dibalas, Marzuki Ali Bongkar Borok Ayah AHY, Tak Diduga Ternyata Begini, Apa?
• Umat Muslim, Baca Surat Yasin 83 Ayat Lengkap dengan Doa Setelah Membaca Surat Yasin, Dosa Diampuni
• Balas Tengku Zulkarnain yang Sebut Dirinya Kurangi Micin, Denny Siregar Ungkap Kasus Nakes, Kenapa?
Latihan militer China tersebut melibatkan kapal perusak berpeluru kendali Yinchuan, kapal fregat berpeluru kendali Hengyang, kapal pendaratan dermaga amfibi Wuzhishan, dan kapal pendukung Chagan Hu.
Komando Teater Selatan bertanggung jawab untuk mengawasi perairan luas yang diklaim China di Laut China Selatan.
Pada saat yang sama, AS telah meningkatkan aktivitas pengintaian di wilayah tersebut.
Badan Pengawasan Situasi Strategis Laut China Selatan melaporkan, sebuah kapal pengintai AS telah berlayar di sekitar Kepulauan Paracel sejak Selasa lalu.
“USNS Impeccable sedang berlayar di sekitar Kepulauan Paracel, dan kemana tujuannya? Jalur jalur reguler semacam ini tidak biasa untuk kapal pengintai di daerah ini," kata lembaga pemikir China itu via Twitter, Jumat (26/2).
AS juga mengirim pesawat pengintai untuk terbang di atas Laut China Selatan di lepas pantai Taiwan pada Sabtu, kata lembaga pemikir itu.
USNS Impeccable berada di tengah-tengah konfrontasi pada tahun 2009 ketika kapal pengintai laut tak bersenjata itu dibayangi oleh lima kapal China di lepas pantai selatan pulau Hainan. Insiden itu memicu perselisihan diplomatik antara Beijing dan Washington.
Ketegangan meningkat antara China dan AS, dengan Beijing berulang kali memprotes operasi militer AS di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.
Awal pekan ini, setidaknya ada 10 pesawat pembom China, termasuk pesawat H-6J angkatan laut China yang paling canggih, mengambil bagian dalam latihan serangan maritim di perairan, setelah peningkatan kehadiran militer AS di daerah tersebut.
• Bupati TTU Kunjungan Kerja ke RSUD Kefamenanu, Berikan Semangat Kerja bagi Para Tenaga Medis
• Ngaku WA SBY Tapi Tak Dibalas, Marzuki Ali Bongkar Borok Ayah AHY, Tak Diduga Ternyata Begini, Apa?
• Balas Tengku Zulkarnain yang Sebut Dirinya Kurangi Micin, Denny Siregar Ungkap Kasus Nakes, Kenapa?
• Harga Termurah Rp 50 Juta Mobil Bekas Murah Daihatsu Gran Max, Cek Varian Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA BERITA LAINNYA:
Gawat, China Resmi Keluarkan Aturan Mengerikan di Laut China Selatan, Amerika Bisa Hancur, Apa Itu?
China telah lama ngotot mempertahankan Laut China Selatan, meski tindakannya diklaim ilegal.
Seperti kita tahu, Laut China Selatan berada di antara beberapa negara Asia Tenggara seperti, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Namun, China terus ngotot mengklaim sebagai wilayahnya berdasarkan sembilan garis putus-putus.
Bahkan untuk memperketat penjagaan China juga mengesahkan sebuah undang-undang kontroversial, yang dianggap bisa memicu perang.
Menurut Daily Star, Minggu (14/2/2021), China memerintahkan penjaga pantainya untuk menyerang kapal asing yang masuk ke wilayah Laut China Selatan.
Wilayan tersebut, sudah dipetakan China berdasarkan klaim sembilan garis putus-putus.
Tindakan ini dianggap oleh China untuk melindungi kepentingannya di Laut China Selatan.
Namun, membuat negara tetangga seperti Filipina merasa undang-undang itu mengancam perbatasannya.
China dituduh berencana melakukan cara kekerasan untuk menjaga kedaulatannya atas Laut China Selatan.
Beijing telah memerintahkan penjaga pantainya untuk menyerang kapal asing di dalam perbatasan sembilan garis putus-putus, yang membentang ke laut sengketa itu.
China telah mengesahkan Undang-Undang Penjaga Pantai bulan lalu, kemudian dikenal sebagai hukum "tembakan terbuka".
Yang memberikan komando pasukan laut negara itu kebebasan untuk menembaki kapal asing yang dianggap mengancam kedaulatan nasional.
Ia menyatakan bahwa penjaga pantai dapat mengambil semua tindakan yang diperlukan.
• Bupati TTU Kunjungan Kerja ke RSUD Kefamenanu, Berikan Semangat Kerja bagi Para Tenaga Medis
• Ngaku WA SBY Tapi Tak Dibalas, Marzuki Ali Bongkar Borok Ayah AHY, Tak Diduga Ternyata Begini, Apa?
• Perpres Investasi Miras di NTT Bisa Menggerus Industri Miras Berbasis Rumah Tangga
• Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung, Saksikan Jutaan Kelelawar dan Laut Tembus Pandang
Termasuk penggunaan senjata ketika kedaulatan nasional, hak kedaulatan, dan yurisdiksi dilanggar secara ilegal oleh organisasi atau individu asing di laut.
Tetapi langkah itu membuat marah Filipina, dengan Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin Jr menyatakan pasukannya akan membalas jika salah satu kapalnya menjadi sasaran.
"Sejauh ini belum ada kejadian. Jika ada insiden, saya jamin akan ada lebih dari sekedar protes," kata Locsin kepada media lokal.
Baca Juga: Sindikat Mengerikan di China, 70 Warganya Ditangkap Atas Produksi dan Penyelundupan Vaksin Virus Corona Palsu, Raup Keuntungan Hampir 39 Miliar Rupiah
Ancaman itu muncul setelah dia mengeluarkan protes diplomatik terhadap ancaman perang secara lisan.
"Awalnya saya bilang, Anda bikin undang-undang domestik, itu urusan siapa-siapa, tapi kalau dipikir-pikir, Anda menyadari bahwa undang-undang ini bisa diterapkan ke wilayah yang mereka klaim sebagai miliknya mereka. Itu bagi saya adalah ancaman perang," katanya.
Undang-undang baru China juga dapat berdampak pada Jepang di Laut China Timur.
Beijing telah lama mendambakan perairan itu, berulang kali mengirim milisi penangkap ikan dan penjaga pantainya ke zona ekonomi eksklusif Jepang.
Kementerian Pertahanan Jepang khawatir langkah tersebut dapat mengguncang ketertiban berdasarkan hukum internasional, menurut laporan.
Kedutaan Besar Beijing di Manila mengklaim undang-undang itu tidak ditujukan untuk satu negara dan mematuhi konvensi internasional.
"Banyak negara telah memberlakukan undang-undang serupa," kata China.
"Hukum Penjaga Pantai Filipina (PCG) tahun 2009 menetapkan PCG sebagai angkatan bersenjata dan berseragam. Tak satu pun dari undang-undang ini yang dilihat sebagai ancaman perang," bunyi pernyataan kedutaan.
Namun terlepas dari upayanya untuk mengalihkan perhatian.
• Bupati TTU Kunjungan Kerja ke RSUD Kefamenanu, Berikan Semangat Kerja bagi Para Tenaga Medis
• Ngaku WA SBY Tapi Tak Dibalas, Marzuki Ali Bongkar Borok Ayah AHY, Tak Diduga Ternyata Begini, Apa?
• Taman Wisata Alam 17 Pulau Riung, Saksikan Jutaan Kelelawar dan Laut Tembus Pandang
• Harga Termurah Rp 50 Juta Mobil Bekas Murah Daihatsu Gran Max, Cek Varian Spesifikasi dan Harganya
Banyak tetangga China, termasuk Taiwan, Korea Selatan, Vietnam, Malaysia, Indonesia, serta Jepang dan Filipina, telah menolak klaim tersebut.
Penjaga pantai China adalah kekuatan paling kuat dari jenisnya di wilayah tersebut.
Mereka sudah aktif di sekitar pulau-pulau Laut Cina Timur yang dikendalikan oleh Jepang tetapi diklaim oleh Beijing, serta di Laut Cina Selatan, mengklaim hampir keseluruhannya.
Kegiatan tersebut telah membuat penjaga pantai sering melakukan kontak dengan pasukan udara dan laut dari Jepang, sekutu utamanya AS, dan penuntut lainnya ke wilayah di Laut Cina Selatan, termasuk Vietnam, Malaysia, dan Filipina.