Konflik China vs Amerika Serikat
Pantasan Berani Tantang AS dan India, Ternyata Segini Kenaikan Anggaran Militer China Tahun 2021
Pantasan berani tantang AS dan India, ternyata segini kenaikan Anggaran Militer China Tahun 2021
Pantasan Berani Tantang AS dan India, Ternyata Segini Kenaikan Anggaran Militer China Tahun 2021
POS-KUPANG.COM- Tak gentar hadapi ancaman Amerika Serikat ( AS ) dan India, ternyata China punya anggaran militer yang cukup fantastis.
Pada tahun 2021 ini, anggaran militer China diperkirakan akan naik signifikan.
Pantasan berani tantang AS dan India.
China menghadapi ancaman AS dalam konflik di Laut China Selatan.
Sementara dengan India, China masih berkonflik soal perbatasan wilayah darat.
Pada Mei tahun lalu, ketika banyak dari dunia luar tidak yakin tentang situasi keuangan China setelah pukulan besar Covid-19, negara itu masih menetapkan target pertumbuhan anggaran pertahanan sebesar 6,6%. Ini turun dari target pertumbuhan di 2019 sebesar 7,5%.
Hal itu menghasilkan rancangan anggaran 1,268 triliun yuan atau US$ 196,44 miliar (setara dengan Rp 2.750 triliun, kurs Rp 14.000US$). Angka yang melampaui prediksi banyak orang.
Para analis menilai, tahun ini, ekonomi China sedang pulih dan akan memberikan momentum yang lebih kuat untuk pertumbuhan yang stabil dari anggaran pertahanan.
"China adalah satu-satunya negara besar yang mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2020, dan 2021 akan menjadi lebih baik. Sehingga kemungkinan akan menikmati sedikit peningkatan dalam anggaran pertahanannya," kata Li Jie, seorang ahli militer yang berbasis di Beijing.
Mengomentari Li, Song Zhongping, seorang ahli militer Tiongkok dan komentator TV, juga memperkirakan tingkat pertumbuhan yang sedikit lebih cepat. Yakni sekitar 7%, dan setidaknya tidak jauh lebih lambat dari tahun lalu.
Namun, tren kenaikan ini akan bertepatan dengan spiral penurunan anggaran defisit pemerintah. Negara itu menetapkan target defisit anggaran setidaknya 3,6% dari PDB untuk tahun 2020 ketika ekonomi terpukul oleh virus corona.
Untuk menghidupkan kembali ekonomi dari pandemi ini, Mei tahun lalu China berencana menerbitkan obligasi khusus untuk pemulihan virus corona senilai 1 triliun yuan.
"Rekor defisit anggaran di tahun 2020 adalah dampak dari pengaturan darurat sebagai tanggapan terhadap pandemi, yang telah berjalan dengan sendirinya, dan inilah saatnya pemerintah merevisi defisit anggarannya sesuai dengan kebutuhan ekonomi secara normal," kata Lian Ping, Kepala Zhixin Investment Research Institute.
Dengan pertumbuhan PDB China yang menuju rebound yang kuat, pemerintah diperkirakan akan lebih fokus pada pencegahan risiko keuangan dan mengekang leverage secara makroekonomi.