Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Minggu 28 Februari 2021, Minggu Prapaska II: TABOR MENUJU GOLGOTA
Gunung Tabor terletak di sebelah utara negara Israel. Tepatnya di ujung timur Lembah Yizreel, 17 km (11 mil) sebelah barat Danau Galilea.
Ajakan Yesus kepada para rasul untuk “turun gunung” merupakan pelajaran yang penting bagi para murid. Ternyata para rasul yang tiap hari bersama Yesus pun membutuhkan waktu untuk memahami misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang harus terjadi demi keselamatan umat. Mereka belum mengerti bahwa kemuliaan Golgota lebih agung dari kemuliaan Tabor.
Yesus melarang murid-murid menceritakan kepada siapa pun tentang peristiwa itu, sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Mrk 9:9). Pesan penuh tanda tanya ini sangat beralasan karena pengharapan orang Israel akan Mesias saat itu bersifat politis.
Bila hal ini tersebar sebelum Ia bangkit, maka Tuhan Yesus beserta murid-murid akan menghadapi banyak kesulitan. Suasana akan “gempar” sebab masyarakat Yahudi saat itu manganggap Musa adalah nabi terbesar.
Transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor menyatakan jati diri Kristus selaku Anak Allah. Kita mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat semesta.
Peristiwa ini mengokohkan iman para murid agar lebih mengenal Yesus sebagai jalan menuju kemuliaan Allah Bapa.
Peristiwa transfigurasi adalah titian bagi para murid bertemu dengan ke-Ilahi-an Yesus Kristus sebelum Ia harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan. Setelah semua itu terjadi barulah para murid mewartakan kepada orang banyak bahwa memang Dia patut didengarkan.
Yesus mengajak kita untuk turun dari Tabor dan menuju Golgota. Kita tinggalkan zona nyaman untuk berkarya dan bersaksi. Berani keluar dari zona-zona nyaman hidup kita, berani mengendalikan diri dan berani melangkah menuju Golgota.
Yesus menampakkan kemuliannya pertama-tama bukan karena Yesus ingin orang yang melihat dan mengikuti-Nya kagum. Yesus menampakkan kemuliaan-Nya karena Ia menjadi Pribadi yang berkenan pada Bapa.
Tanpa harus mengejar kehormatan, kuasa dan kekayaan hidup, kadang dengan jalan menumbalkan sesama dan alam semesta, pada akhirnya kita akan memperolehnya, ketika kita berusaha, berjuang menjadi pribadi yang berkenan pada Allah sesuai dengan panggilan hidup kita saat ini.
Hidup kita berkenan sebagai suami atau istri di hati Tuhan. Hidup kita berkenan sebagai orang tua atau anak di hati Tuhan.
Hidup kita berkenan sebagai rakyat dan warga negara dalam bersikap secara bijaksana terutama dalam wabah corona yang terkesan ada banyak pihak yang kurang peduli.
Hidup kita berkenan sebagai pengikut Kristus yang berdaya tahan dan berbuah dalam hidup.
Semoga kita memperoleh tempat terhormat dan kemuliaan dalam hidup, bukan karena kita gila hormat dan gila kuasa tetapi buah dari ketekunan hidup dalam bersekutu dengan kehendak Tuhan dan hidup bersaudara dengan semua insan.*
Simak juga video renungan harian katolik berikut: