Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Minggu 28 Februari 2021, Minggu Prapaska II: TABOR MENUJU GOLGOTA

Gunung Tabor terletak di sebelah utara negara Israel. Tepatnya di ujung timur Lembah Yizreel, 17 km (11 mil) sebelah barat Danau Galilea.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik, Minggu 28 Februari 2021, Minggu Prapaska II: TABOR MENUJU GOLGOTA (Markus 9: 2-10)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Gunung Tabor terletak di sebelah utara negara Israel. Tepatnya di ujung timur Lembah Yizreel, 17 km (11 mil) sebelah barat Danau Galilea.

Jika kini puncaknya dapat dicapai dengan kendaraan, pada masa lalu para pengunjung harus mencapainya dengan mendaki 4.340 anak tangga. Agar dapat mencapai puncaknya, peziarah harus menempuh jalan yang berputar-putar dan agak menakutkan, sebab melewati tebing-tebing yang curam.

Identifikasi paling awal gunung tempat transfigurasi ini adalah dari Origen pada abad ke-3 Masehi. Juga disinggung oleh St. Cyril dari Jerusalem dan Hieronimus pada abad ke-4.

Di puncak gunung ini terdapat BasilikaTransfigurasi serta Biara Fransiskan (OFM). Sejak abad ketiga masehi di gunung ini telah berdiri tiga kapel yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus, Musa dan Elia.

Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad ke-12 hingga abad ke-13.

Penulis Injil Markus menampilkan mukjizat: Yesus dimuliakan di atas Gunung Tabor. Peristiwa ini disebut dengan transfigurasi. Peristiwa di mana Yesus dimuliakan dan bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Muka-Nya bercahaya dan penuh kemuliaan. Hal ini merupakan puncak spiritualitas Yesus.

Peristiwa transfigurasi Tuhan Yesus ini juga dicatat dalam Injil Matius (17:1-8) dan Lukas (9:28-36), sedangkan Injil Yohanes tidak memasukkan kisah ini sebab dari awal Yesus sudah ditampilkan sebagai Pribadi yang mulia, yaitu sebagai Allah (Yoh. 1:1). Pada waktu peristiwa itu, hadir tiga murid Yesus yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes.

Transfigurasi merupakan satu-satunya peristiwa di mana Yesus menampilkan kemuliaan-Nya di atas gunung bersama dengan Musa dan Elia. Peristiwa Transfigurasi ini merupakan salah satu dari lima peristiwa penting dalam kehidupan Yesus menurut Injil. Empat peristiwa lain yaitu Pembaptisan, Penyaliban, Kebangkitan dan Kenaikan-Nya ke Surga.

Ketika terpesona dengan mukjizat dan terpapar kebahagiaan itu, Petrus meminta kepada Yesus untuk mendirikan 3 kemah di atas Gunung Tabor.

“Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia” (Mrk 9:5).

Mereka ingin mendirikan kemah bagi Yesus, Musa dan Elia supaya kehadiran mereka bertiga dalam kemuliaan lebih permanen.

Permintaan Petrus ini menunjukkan betapa “nyaman” berada di sana (kemuliaan). Petrus, Yakobus dan Yohanes berada dalam zona nyaman di atas Tabor dan tidak mau beranjak dari situasi itu.

Namun Yesus tidak mau para murid terlalu lama berada dalam “zona nyaman ”itu. Ia segera mengajak para murid-Nya untuk kembali melaksanakan peristiwa keselamatan di tengah dunia.

Ajakan Yesus kepada para rasul untuk “turun gunung” merupakan pelajaran yang penting bagi para murid. Ternyata para rasul yang tiap hari bersama Yesus pun membutuhkan waktu untuk memahami misteri sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus yang harus terjadi demi keselamatan umat. Mereka belum mengerti bahwa kemuliaan Golgota lebih agung dari kemuliaan Tabor.

Yesus melarang murid-murid menceritakan kepada siapa pun tentang peristiwa itu, sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Mrk 9:9). Pesan penuh tanda tanya ini sangat beralasan karena pengharapan orang Israel akan Mesias saat itu bersifat politis.

Bila hal ini tersebar sebelum Ia bangkit, maka Tuhan Yesus beserta murid-murid akan menghadapi banyak kesulitan. Suasana akan “gempar” sebab masyarakat Yahudi saat itu manganggap Musa adalah nabi terbesar.

Transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor menyatakan jati diri Kristus selaku Anak Allah. Kita mengenal Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat semesta.

Peristiwa ini mengokohkan iman para murid agar lebih mengenal Yesus sebagai jalan menuju kemuliaan Allah Bapa.

Peristiwa transfigurasi adalah titian bagi para murid bertemu dengan ke-Ilahi-an Yesus Kristus sebelum Ia harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan. Setelah semua itu terjadi barulah para murid mewartakan kepada orang banyak bahwa memang Dia patut didengarkan.

Yesus mengajak kita untuk turun dari Tabor dan menuju Golgota. Kita tinggalkan zona nyaman untuk berkarya dan bersaksi. Berani keluar dari zona-zona nyaman hidup kita, berani mengendalikan diri dan berani melangkah menuju Golgota.

Yesus menampakkan kemuliannya pertama-tama bukan karena Yesus ingin orang yang melihat dan mengikuti-Nya kagum. Yesus menampakkan kemuliaan-Nya karena Ia menjadi Pribadi yang berkenan pada Bapa.

Tanpa harus mengejar kehormatan, kuasa dan kekayaan hidup, kadang dengan jalan menumbalkan sesama dan alam semesta, pada akhirnya kita akan memperolehnya, ketika kita berusaha, berjuang menjadi pribadi yang berkenan pada Allah sesuai dengan panggilan hidup kita saat ini.

Hidup kita berkenan sebagai suami atau istri di hati Tuhan. Hidup kita berkenan sebagai orang tua atau anak di hati Tuhan.

Hidup kita berkenan sebagai rakyat dan warga negara dalam bersikap secara bijaksana terutama dalam wabah corona yang terkesan ada banyak pihak yang kurang peduli.

Hidup kita berkenan sebagai pengikut Kristus yang berdaya tahan dan berbuah dalam hidup.

Semoga kita memperoleh tempat terhormat dan kemuliaan dalam hidup, bukan karena kita gila hormat dan gila kuasa tetapi buah dari ketekunan hidup dalam bersekutu dengan kehendak Tuhan dan hidup bersaudara dengan semua insan.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved