Presiden Joe Biden 'Serang' Arab Saudi, Ungkap Keterlibatan Putra Mahkota Dalam Pembunuhan Wartawan
Amerika Serikat secara terbuka menuduh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.
Menurut Washington Post, intel AS memiliki beberapa bukti kuat yang menunjukkan Pangeran MBS adalah dalangnya.
Salah satunya adalah telepon dari Pangeran MBS kepada saudaranya, Khalid bin Salman duta besar Arab untuk Amerika, yang dipantau oleh intel AS.
Dalam telepon itu, Pangeran MBS menginstruksikan saudaranya untuk memberitahu Khashoggi agar ke Istanbul untuk mengurus dokumen pernikahannya dengan Hatice Cengiz, tunangannya.
Bukti lain adalah rekaman pembunuhan dari dalam konsulat Istanbul yang dibuat oleh intel Turki.
Rekaman itu menjelaskan apa yang terjadi, mengidentifikasi para pembunuh, dan menunjukkan komunikasi antara mereka dengan Riyadh.

Jaksa Tangkap Tersangka Baru di Arab Saudi
Jaksa Turki pada Senin (28/9/2020) dapat 6 tersangka baru atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, yang semuanya berasal dari Arab Saudi.
Sebelumnya jaksa Istanbul menuntut hukuman seumur hidup untuk 2 tersangka dan 5 tahun penjara bagi 4 tersangka lainnya, lapor kantor berita Anadolu.
Khashoggi (59) yang merupakan kontributor The Washington Post, dibunuh dan jasadnya dimutilasi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Khashoggi saat itu sedang mengurus dokumen pernikahannya dengan tunangannya dari Turki Hatice Cengiz, dan kasus tersebut mencoreng reputasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
Keenam tersangka asal Arab yang didakwa hanya beberapa hari jelang peringatan dua tahun tewasnya jurnalis itu, tidak berada di Turki dan harus diadili secara in absentia menurut laporan media lokal yang dikutip AFP.
Dalam kasus terpisah yang diluncurkan pada Juli, pengadilan Istanbul mulai mengadili secara in absentia 20 warga Saudi lainnya atas pembunuhan itu, termasuk 2 mantan asisten pangeran Arab.
Jaksa Turki mengklaim wakil kepala intelijen Arab Ahmed Al Assiri dan bos media pengadilan Arab Saud Al Qahtani memimpin operasi tersebut, dan memberi perintah kepada tim pembunuh.
Khashoggi dicekik dan tubuhnya dimutilasi oleh grup yang terdiri dari 15 orang di dalam konsulat, menurut para pihak berwenang Turki. Jenazahnya sampai sekarang belum ditemukan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi datang dari "tingkat tertinggi" pemerintah Saudi tetapi tidak pernah secara langsung menyalahkan Pangeran MBS.