Presiden Joe Biden 'Serang' Arab Saudi, Ungkap Keterlibatan Putra Mahkota Dalam Pembunuhan Wartawan

Amerika Serikat secara terbuka menuduh Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman, sebagai dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Editor: Frans Krowin
Kompas.com
Pangeran Mohammed bin Salman.(AFP/FAYEZ NURELDINE) 

Laporan intel AS mengatakan, 7 dari 15 orang itu berasal dari Rapid Intervention Force yang sebelumnya menangani kritik dan protes terhadap Arab Saudi di luar negeri.

CIA tak lama kemudian menyimpulkan Pangeran Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi Trump enggan merilis laporannya.

Namun, beberapa pengamat Arab Saudi yakin pembunuhan itu bisa terjadi tanpa sepengetahuan Pangeran MBS.

Putra mahkota berusia 35 tahun itu sudah berulang kali memenjarakan para kritikus dan menyingkirkan para rivalnya di keluarga kerajaan.

Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi (kiri) dan Pangeran Mohammed bin Salman (kanan)
Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi (kiri) dan Pangeran Mohammed bin Salman (kanan) (net)

Intelijen AS Bongkar Keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi

Direktur intelijen AS (Amerika Serikat) diperkirakan akan merilis laporan yang menunjukkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS), sebagai dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Laporan rahasia itu diyakini mengatakan, berdasarkan laporan intel yang dikumpulkan CIA dan badan mata-mata lainnya, Pangeran MBS merancang pembunuhan Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 di Istanbul, Turki.

Pangeran MBS dengan tegas membantah tuduhan itu, meski beberapa penasihat terdekatnya terbukti terlibat.

Kantor berita AFP pada Jumat (26/2/2021) mewartakan, pemerintahan Donald Trump tidak membuka laporan itu atau menuding Pangeran MBS, karena ingin memperkuat hubungan dengan Arab Saudi.

Deklasifikasi laporan rahasia ini terjadi saat Presiden Joe Biden berupaya mengatur ulang relasi AS di Timur Tengah, dan mengembalikan prinsip-prinsip HAM ke posisi penting dalam kebijakannya.

Biden sempat menelepon Raja Salman ayah Pangeran MBS pada Kamis (25/2/2021), yang diklaim Gedung Putih bukan tentang laporan Khashoggi.

Namun sebelumnya pada Rabu (24/2/2021) presiden ke-46 AS itu berkata sudah membaca laporannya.

Hanya satu bulan setelah pembunuhan Jamal Khashoggi, CIA sangat yakin Pangeran Mohammed bin Salman yang memberi perintah, menurut pemberitaan The Washington Post.

Khashoggi adalah jurnalis dan editor senior Arab Saudi yang dihormati.

Ia mengasingkan diri dan tinggal di "Negeri Paman Sam", lalu menulis artikel yang mengkritik putra mahkota Arab Saudi di Washington Post.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved