Mengenang Mama Gelu, 50 Tahun Menyimpan Darah Martir Pater Beeker di Dalam Botol
Ratusan pelayat, di antaranya keluarga dan kerabat dekat, mengantar jenazah Maria Gelu Ledjap-Layar
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Ratusan pelayat, di antaranya keluarga dan kerabat dekat, mengantar jenazah Maria Gelu Ledjap-Layar (89) ke pembaringan terakhir di wilayah Rayuan Kelapa, Kota Lewoleba, Jumat (26/2/2021) siang.
Sebelumnya, jenazah perempuan yang akrab disapa Mama Gelu ini disemayamkan di rumahnya di Kota Baru, Kelurahan Lewoleba Tengah. Mama Gelu meninggal dunia pada Kamis, 25 Februari 2021 sekitar pukul 08.10 Wita dikelilingi anak dan cucunya.
Semasa hidupnya, Mama Gelu dikenal sebagai sosok yang saleh, rajin berdoa dan rendah hati. Hal ini diakui oleh salah satu anaknya, Mikael Layar sebelum jasad Mama Gelu dimakamkan.
• Jerry Manafe Ajak Semua Elemen Masyarakat Kabupaten Kupang Bersinergi Perangi Covid-19
"Saya itu yang paling Mama sayang. Saya sedih karena dia sosok ibu yang sangat mencintai anak-anak," ungkap Lurah Lewoleba Barat tersebut kepada Pos Kupang.
Cerita tentang kesalehan Mama Gelu kembali mencuat di bawah tenda duka. Mama Gelu dikenal sebagai sosok perempuan yang menyimpan darah Misionaris Pater Henricus Conrardus Beeker, SVD di dalam sebuah botol.
• Prakiraan BMKG Soal Kondisi Cuaca di Wilayah Provinsi NTT Hari Ini
Misionaris yang akrab disapa Pater Beeker ini berkarya di Paroki Lerek, dari tahun 1940-1956.
Dia dibunuh oleh seorang warga bernama Bernardus Baha Luga dan wafat sebagai martir di Kampung Watuwawer, Paroki Lerek pada 20 April 1956.
Mama Gelu yang kala itu masih berusia sangat muda, 24 tahun, jadi salah satu saksi yang melihat tubuh Sang Martir bersimbah darah, tak bernyawa.
Daniel Ledjap mengisahkan, sebagai Ketua Perfek Santa Anna kala itu, Mama Gelu turut menyaksikan langsung peristiwa pasca pembunuhan Pater Beeker yang hingga kini masih dikenang oleh umat Katolik di Lembata.
Dia bertekuk lutut, meratapi kepergian sang Martir dan sempat memasukan darah Sang Martir ke dalam botol.
Darah Pater Beeker itu kemudian disimpan selama 50 tahun.
Darah salah satu misionaris tanah Lembata yang ada di dalam botol itu lalu diambil oleh Pater Ande Mua Tolok untuk dipersatukan lagi bersama tulang belulang Pater Beeker yang dipindahkan dari Larantuka ke Kampung Watuwawer, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.
"Sebagai Ketua Perfek Santa Anna, dia hadir menyaksikan semua kisah itu," kata Daniel sebelum ibadat pemakaman Mama Gelu dilangsungkan.
Sejak kematian Sang Martir, Mama Gelu kemudian bernazar kalau anaknya kelak akan dipersembahkan kepada Tuhan, menjadi misionaris, mengikuti jejak Pater Beeker.
Nazar itu pun jadi kenyataan saat anak sulungnya Hengki Ladjar ditahbiskan menjadi imam dan kini bertugas sebagai Gembala Umat di Keuskupan Sintang.