Plasma Convalescent Penting Bagi Pasien Covid, Inilah Yang Dilakukan Komunitas Penyintas di Kupang
selalu berupaya untuk memperoleh pendonor plasma darah dari penyintas dengan suka rela melalui sarana media sosial.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
Plasma Convalescent Penting Bagi Pasien Covid-19, Cara Inilah Yang dilakukan Komunitas Penyintas Covid-19 di Kota Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG--Pasien Covid-19 di Kota Kupang, maupun di daerah-daerah di wilayah Kota Kupang saat ini sedang membutuhkan plasma Convelescent untuk membantu dalam proses kesembuhan.
Berkaitan dengan persoalan ini, Komunitas Penyintas Covid-19 di Kota Kupang yang digagas oleh Eduard Fredrik Mandala selalu berupaya untuk memperoleh pendonor plasma darah dari penyintas dengan suka rela melalui sarana media sosial.
Diketahui bahwa Eduard Fredrik Mandala ini adalah penyintas yang telah enam kali mendonorkan plasma darahnya.
Eduard Fredrik Mandala sebagai penggagas komunitas penyintas bersama dengan Theodorus Widodo yang saat ini diketahui sebagai salah satu penyintas kelas berat dan dr Samson Ehe Teron sebagai Kepala UTD PMI NTT hadir dalam acara ngobrol asyk Pos-Kupang.Com dengan mengambil tema 'Komunitas Penyintas Covid NTT, Demi Ketersediaan Plasma Convelescent' yang dimoderatori oleh jurnalis Pos Kupang, Novemy Leo, Rabu (24/2).
Dalam dialog tersebut, Novemy Leo meminta kepada Eduard Frederik Mandala memberikan keterangan saat ini sudah berapa banyak anggota penyintas Covid-19 di Kota Kupang atau di NTT
Dalam penjelasnnya, Eduard menerangkan bahwa saat ini jumlah anggota yang sudah terkumpul dalam grup penyintas ini sebanyak 160 lebih anggota, dan semuanya saat ini berada di Kota Kupang.
Komunitas Penyintas saat ini menggunakan sarana apa saja dalam mencari anggota penyintas yang rela mendonorkan plasmanya
Eduard menyampaikan bahwa, komunitas penyintas Covid-19 saat ini menggunakan media sosial Whatsapp untuk menyebarkan informasi.
Ia juga mengatakan, komunitas penyintas ini, selain para penyintas juga didalamnya ada anggota yang berstatus dokter spesialis penyakit dalam dan umum.
Orang-orang yang bergabung dalam komunitas penyintas bersifat suka rela. Artinya bahwa, selalu bersedia untuk memgambil bagian dalam pekerjaan kemanusiaan ini, serta bersedia berbagi kesembuhan melalui donor plasmanya.
"Saya bersyukur hingga saat ini, teman-teman anggota dalam komunitas yang telah mendonorkan plasma darahnya, walaupun ada yang dua kali maupun lebih, bahkan ada anggota yang saat ini lagi menunggu hasil Pcr untuk mendonorkan plasma darahnya," ungkap Eduard
Apakah saat ini komunitas penyintas tidak ada alternatif selain grup Watsapp
Eduard merespon bahwa, saat ini komunitasnya lagi melakukan sistim informasi penyintas, semacam mercusuar. Jadi anggota keluarga yang membutuhkan plasma darah, bisa langsung mengunjungi website komunitas penyintas dan akan disebarkan disemua medsos.
Novemy Leo, untuk masuk bergabung dalam komunitas penyitas apa saja persyaratannya
Untuk persyaratan ingin masuk dan bergabung dalam komunitas penyintas ini, menurut Eduard, syaratnya sangat simple yakni langkah paling awal adalah suka rela bagi siapa saja yang ingin bergabung. Selain itu harus berlatar belakang mantan pasien Covid-19 atau orang yang pernah terpapar Covid-19.
Selain itu persyaratan lain adalah, anggota pria harus berumur 17-60 tahun, untuk wanita harus belum pernah hamil atau melahirkan. Serta sudah lolos tahapan untuk mendonorkan plasma darahhnya di PMI.
sejauh ini sudah lakukan pendonoran plasma darah sebanyak enam kali, bagaimana ceritranya hingga bisa lakukan sebanyak itu
Eduard mengatakan bahwa, dia melakukan donor plasma darah pertama kali saat sembuh dari Covid-19 ini di pertengahan bulan desember 2020 hingga saat ini.
"Saya bersyukur dengan adanya komunitas ini, sudah menjadi mercusuar bagi saudara-saudara yang keluarganya membutuhkan plasma darah. Sehingga walaupun grup kami ini tidak dapat melayani sampai ke daerah, tapi dengan keterbatasan yang kami punya, sudah bisa membantu sesama yang membutuhkan pertolongan plasma darah dalam melawan penyakit Covid-19 ini," jelasnya
Bagi penyintas yang sudah enam kali melakukan donor plasma darahnya, apakah ada dampaknya atau tidak
dr Samson Ehe Teron sebagai Kepala UTD PMI NTT menjelaskan bahwa, untuk penyintas yang melakukan donor plasma, bisa dilakukan setiap dua minggu. Karena apabila plasmanya dikeluarkan, plasma itu merupakan cairan yang berisi nutrisi dan sebagainya dapat kembali dalam waktu yang cepat apabila pendonornya lakukan asupan gizi yang bagus. Tetapi, donor plasma ini dilakukan melalui dua mekanisme yakni,
Tahap pertama konvensional, tahap ini berfungsi seperti donor biasa. Maka yang dikeluarkan itu adalah plasma, sel darah merah dan sel trombosit.
Apabila seseorang mendonorkan secara konvensional, maka harus mengambil sel darah merah, trombosit dan lain-lain.
Jadi, saat mengambil sel darah merah dan sel-sel lain, maka harus pastikan kondisinya, maka akan dipisahkan plasmanya untuk diberikan kepada pasien yang membutuhkan.
Untuk pendonor yang gunakan cara konvensional, kantong yang dipakai yakni berisi 450 cc atau hampir 1/2 liter.
"Pendonor yang ingin mendonorkan plasmanya, saat kami melakukan prosesnya, wajib melalui persyaratan donor biasa, berat tubuh dan sebagainya, maka kami akan mengambil satu kantong, lalu dipisahkan di mesin kami, lalu minimal akan mendapat hasilnya kurang lebih 200-220 cc plasma," jelasnya
Jika pendonor yang melakukan menggunakan cara ini, wajib menunggu 75 hari untuk mendonor lagi. Tetapi apabila dari donor konvensional lalu pindah ke donor mesin, maka dapat dipastikan dalam dua minggu dapat lakukan proses pendonoran lagi.
Ia menyampaikan, sampai saat ini, pendonor plasma convelesce di PMI NTT sebanyak 286 orang (laki-laki 239, perempuan 47 orang).
Yang mendonorkan secara konvensional sebanyak 191 orang, namun yang gunakan mesin sebanyak 95 orang.
Perluh diketahui bahwa sampai saat ini, plasma yang telah diberikan bagi pasien Covid-19 sebanyak 382 kantong.
Untuk permintaan plasma darah dari rumah sakit di Kota Kupang serta dari daerah dalam sehari, 2-18 pasien Covid-19, dengan rata-rata permintaan tersebut antara 2-3 kantong perorang.
"Stok kantong plasma kami saat ini di PMI NTT sebanyak 25 kantong. Sedangkan antrean pasien hari ini sebanyak 2 orang," terangnya
Jadi, kebutuhan saat ini bagi pasien Covid-19 dapat dilayani semua.
Saat ini keadaan Bapak sebagai penyintas berkategori parah bagaimana
Theo Widodo menyampaikan, pada awal dirinya terpapar Covid-19, tidak ada refleks sedikit pun atau OTG.
Saat lakukan pemeriksaan di rumah sakit dinyatakan positif Covid-19 oleh dokter. Namun dokter pun menyampaikan untuk lakukan isolasi mandiri di rumah.
Saat dirinya sudah mengalami demam, dan lakukan pemeriksaan di rumah sakit Siloam Kupang, jalani pemeriksaan ulang ternyata paru-parunya sudah berubah warna menjadi pucat.
"Bayangkan dalam jarak waktu 4 hari, paru-paru yang awalnya bersih, langsung mulai ada perubahan. Meskipun gejala awal itu ringan sekali, tenggorokan kering, meriang, serta klasifikasi parah Covid-19," ungkapnya
Dirinya melakukan isolasi atau perawatan di rumah sakit siloam.
"Di RS Siloam saya menjalani perawatan kurang lebih 3 minggu. Saat itu ada jenis obat termahal yang saya dapat. Tetapi sebelumnya dalam isolasi yang saya lakukan dengan terapi plasma convelescent," tandasnya
Pada saat itu, salah satu kerabatnya yang ketahui bahwa dirinya terpapar Covid-19, sudah siapkan satu kantong plasma darah.
"Saya selama terapi, memasuki tiga kantong plasma convelescent mengalami perubahan, jadi sangat mengurangi kebutuhan oksigen saya," katanya
• Raih Silver Winner, Ini Harapan Pakar Komunikasi untuk POS KUPANG
• Tanamkan Nilai Kebudayaan, Sekola Gembira Akan Selenggarakan Festival Tutu Koda Untuk Anak
• Kabar Baik, Pasien Sembuh Covid di Kota Kupang Capai 70 persen
Pada moment tersebut, dia menuturkan bahwa terapi plasma convelescent ini sangat efektif.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon)