Pemprov NTT Salurkan Nakes 3T Cegah Corona di Kota Kupang

Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) Salurkan Nakes 3T Cegah Corona di Kota Kupang

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Penyerahan SK Nakes 3T dari Sekda Pemprov NTT, Benediktus Polo Maing kepada Wakil Walikota Kupang, Hermanus Man saat apel penyerahan 100 Nakes, Senin (22/2/2021). 

Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) Salurkan Nakes 3T Cegah Corona di Kota Kupang

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) mulai menyalurkan tenaga kesehatan ( nakes) yang bertugas untuk melakukan tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan) dan treatment (pengobatan). Keberadaan Nakes 3T ini untuk mencegah penyebaran virus Corona ( Covid-19).

Pada Senin (22/2/2021) kemarin, sebanyak 100 Nakes 3T yang telah menjalani pelatihan, diserahkan kepada Pemerintah Kota Kupang. Penyerahan dilakukan Sekretaris Daerah (Sekda) NTT Ben Polo Maing kepada Wakil Wali Kota Kupang Hermanus Man, ditandai dengan pemberian surat keputusan (SK).

Acara yang berlangsung di lapangan Kantor Wali Kota Kupang itu dihadiri Ketua Tim Nakes 3T Dominikus Mere, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr Retnowati, para camat dan kepala Puskesmas.

Anggota DPRD di Kota Kupang Positif Covid-19

Nakes 3T berasal dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana, Universitas Citra Bangsa, Poltekes Kemenkes Kupang dan Stikes Maranatha Kupang.

Sekda Polo Maing mengatakan, momentum ini merupakan langkah awal dalam mengawali komitmen Pemprov NTT dan Pemkot Kupang untuk menekan penyebaran Covid-19.

Di lain pihak, Pemprov NTT menyadari adanya keterbatasan kapasitas tenaga kesehatan yang saat ini tersedia, dan sampai batas kemampuan pelayanan.

Setelah di Waibakul Sumba Tengah Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Napun Gete

Agar kasus Covid-19 tidak semakin tinggi dan sekaligus sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat, maka Pemprov NTT merasa perluh mengambil langkah strategis.

Ia menegaskan, strategi 3T (tracing, testing dan treatment) dalam upaya pandemi Covid-19, menjadi pilihan dan kewajiban pemerintah. Untuk implementasi strategi T3, pemprov mengambil inisiatif membentuk tim 3T yang akan diperbantukan di Kota Kupang dan kabupaten yang mengalami eskalasi.

Menurutnya, 100 Nakes 3T yang direkrut ini, dalam penugasan khusus dalam membantu pemerintah dalam pelaksanaan 3T di daerah. Langkah ini adalah salah satu upaya bersama dalam strategis besar untuk bagaimana menangani peningkatan kasus Covid-19.

"Kita ketahui bersama bahwa saat ini, kurang lebih 50 persen warg Kota Kupang dari data kasus peningkatan Covid-19 di NTT, dan termasuk yang ada saat ini di Kota Kupang," ungkapnya

"Apabila pemprov dan pemkot bisa menurunkan angka kasus Covid-19 yang tinggi saat ini di Kota Kupang, maka kami sudah memberikan kontribusi 50 persen dalam menangani kasus di NTT," tambahnya.

Wakil Wali Kota Kupang, Hermanus Man menyampaikan terima kasih atas bantuan Nakes 3T yang diberikan Pemprov NTT.

"Atas nama pemerintah serta seluruh masyarakat, kami harus limpah ucapkan terima kasih kepada Gubernur NTT, Dinas Kesehatan NTT yang sudah melatih 100 Nakes 3T, dan akan membiayai 1 tahun ke depan atau 10 bulan selama Nakes T3 ini menjalani tugasnya di Kota Kupang," ucap Herman.

Ia mengatakan, 100 Nakes 3T ini langsung dibagikan ke 12 Puskesmas yang tersebar di Kota Kupang.

"Saya akan langsung membagi saudara sekalian ke 12 puskesmas di Kota Kupang. Dan, besok saudara bisa langsung bekerja," ujar Herman.

Pemkot Mendata Lansia

Pemerintah Kota Kupang menargetkan 3.400 tenaga kesehatan (nakes) menjadi sasaran penerima vaksin Sinovac Covid-19. Namun hanya 2.720 nakes yang memenuhi syarat.

"Sementara 680 orang tidak memenuhi syarat terutama persyaratan kesehatan, yang tidak memungkinkan untuk mendapat vaksinasi Covid-19," sebut Wakil Wali Kota Kupang, dr Hermanus Man, Senin (22/2/2021).

Herman mengatakan, saat ini Pemkot Kota Kupang melakukan pendataan terhadap orang lanjut usia (lansia) untuk vaksinasi tahap kedua.

"Proses pendataan oleh petugas di puskesmas sedang berlangsung. Pendataan itu dilakukan agar semua lansia di Kota Kupang yang memenuhi syarat kesehatan bisa mendapat vaksinasi Covid-19," ujarnya.

Vaksinasi tahap kedua diprioritaskan untuk lanjut usia, anggota TNI/polri, pedagang, wartawan dan petugas pelayanan publik, seperti di bank dan hotel-hotel.

"Pedagang-pedagang di pasar tradisional di Kota Kupang juga akan divaksinasi Covid-19 pada tahap kedua pada Maret 2021 nanti," katanya.

GMIT Edukasi

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Pdt Dr Mery Kolimon mendorong agar upaya edukasi berkaitan vaksinasi Covid-19 menjadi gerakan bersama pemerintah daerah dengan lintas elemen untuk membuka wawasan memberikan pemahaman masyarakat hingga tingkat terbawah.

"Edukasi soal vaksinasi ini harus benar-benar disiapkan secara baik. Ini mestinya menjadi gerakan bersama karena kalau kita mau jujur, termasuk pemimpin gereja masih butuh edukasi," kata Pendeta Mery dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Kupang, Senin kemarin.

Menurutnya, kegiatan edukasi tentang vaksin dan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat di NTT masih kurang sehingga pro-kontra masih muncul di masyarakat.

Pendeta Mery mengatakan, pemerintah daerah, lembaga agama dan lintas pihak lainnya perlu menyiapkan paket komunikasi, informasi, dan edukasi yang baik kepada masyarakat.

"Misalnya vaksin itu apa sih? Hal yang sederhana itu belum semua orang tahu. Kemudian apakah vaksin tidak akan merusak kesehatan, zat-zat apa saja yang ada di sana, dan sebagainya," katanya.

Menurut Pendeta Mery, hal-hal ini mungkin sudah dipahami secara jelas oleh para dokter atau tenaga medis namun belum bagi masyarakat awam apalagi yang berada di desa-desa.

Ia mengatakan bahkan ada aspek politik juga muncul dalam perdebatan di masyarakat yang mempertanyakan penggunaan vaksin Sinovac dari China yang disebut buatan Komunis.

"Jadi ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi. Kami melihat ini menjadi pekerjaan kita semua dan mesti menjadi gerakan bersama," ujarnya.

Ia menambahkan di internal GMIT, sejumlah klasis sudah berupaya mengundang pihak dinas kesehatan, dokter, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atau jemaat namun masih sebatas inisiatif gereja lokal.

"Kami ingin mendorong juga ada energi yang disiapkan untuk itu. Kami tokoh agama siap tetapi karena tidak dilatarbelakangi ilmu kesehatan maka perlu dilakukan secara bersama-sama," imbuh Pendeta Mery. (cr6/ant)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved