Pemda Ende Target Maret Produksi 30 Ton Pellet, Inovasi yang Diapresiasi Kemendagri

Pellet tersebut akan digunakan untuk co-firing kedua di PLTU Ropa. Co-firing yakni substitusi penggunaan bahan bakar batu bara.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
FOTO.Ā POS-KUPANG.COM/ORISĀ GOTI.
CEO startup company comestoarra Arief Noerhidayat saat menjelaskan pengolahan sampah dan pemanfaatannya menjadi energi alternatif di Pasar Mbongawani Ende, Jumat (12/11/2020). 

Menurutnya, dalam rapat teknis dengan Bupati Ende, beberapa waktu lalu, ia sudah sampaikan, terkait penarikan box-box itu.

"Edukasi dan sosialisasi belum benar-benar tajam, dampaknya, masyarakat tidak paham apa pentingnya box itu, sehingga masyarakat menggunakannya secara tidak proporsional," ungkapnya.

Box itu lanjutnya, merupakan tempat peyumisasi sampah biomasa, nanti setelah itu petugas akan angkut untuk dijadikan pellet biomasa." Nah karena masyarakat belum paham, sampah asal dilempar-lempar saja," keluhnya.

Piet berharap, edukasi dan sosialisasi harus benar-benar berjalan baik dan butuh keterlibatan aktif pemimpin-pemimpin wilayah termasuk yang mengelola pasar.

Dengan ditariknya box sampah itu, lanjutnya, bukan berarti kita berhenti produksi pellet atau program TOSS ini berhenti, justru sebaliknya akan kita tingkatkan.

Disnak Kabupaten Sumba Timur Turunkan Tim Pantau ASF

Bank NTT Ajak Masyarakat Donor Darah dan Plasma Konvalesen

Advokat Antonius Ali Jadi Tersangka, Peradi NTT: Matinya Proses Keadilan

"Saat ini sampah-sampah tetap kita angkut, nanti proses peyumisasi hingga pembuatan pelletnya kita pusatkan di Dinas Lingkungan Hidup Ende," tambahnya.( Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus  Goti

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved