Sirene Ambulans Menggema di Pulau Ende, Bupati Djafar Pulang Dihantar Hujan Lebat
Sirene Ambulans menggema di Pulau Ende, Bupati Djafar pulang dihantar hujan lebat
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Sementara itu, Camat Pulau Ende, Nurdin, menjelaskan, agenda sosialisasi berlangsung di seluruh desa, mengingat kecamatan Pulau Ende telah masuk zona merah covid-19 pasca satu warganya terkonfirmasi positif.
Di tengah sosialisasi, suara adzan menggema, Bupati, para pejabat yang muslim dan sejumlah warga bergerak ke masjid untuk shalat zuhur.
Sejam berselang, KM Sirung bersandar di dermaga Pulau Ende, satu unit mobil ambulans keluar beriringan dengan mobil dinas camat Pulau Ende. Sirene Ambulans menggema. Warga berlarian keluar rumah.
Mobil ambulans yang masih baru itu bergerak dari dermaga menuju Puskesmas yang jaraknya kurang lebih satu kilo meter dari dermaga.
Di Puskesmas Bupati Djafar dan kepala BRI Cabang Ende bersama para Nakes, Kepala Puskesmas sudah menunggu. Acara serah terima mobil ambulans berlangsung di halaman Puskesmas.
Bupati Djafar mengatakan, Nakes merupakan garda terdepan juga terakhir penanganan berbagai masalah kesehatan. Tugas pemerintah menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung.
"Mobil ini untuk membantu penanganan pasien dari desa ke puskesmas. Kita patut bersyukur kepada pihak BRI karena sudah membantu. Nanti untuk urusan bensin pak kepala puskesmas ajukan ke saya. Kita akan bantu,"janji Bupati Djafar
Usai seremonial di Puskesmas mobil Ambulans itu mengelilingi beberapa desa mulai dari desa Rendo Raterua hingga kampung Ekoreko di ujung Selatan pulau Ende. Suara sirene ambulance bertuliskan "BRI Peduli" yang menggema sepanjang jalan membuat warga kaget.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah Kabupaten Ende terutama kepada manajemen Bank Rakyat Indonesia Cabang Ende yang telah memberikan bantuan mobil ambulance untuk puskesmas Pulau Ende," ujar Nuimkhayat, Kepala Puskesmas.
"Dulu kalau ada yang sakit, kami pakai motor saja om untuk bawa ke puskesmas. Sekarang sudah ada ambulance. Luar biasa. Terimakasih pemerintah," ungkap Ahmad, Salah Satu Warga dusun Kemo desa Rendo Raterua.
Bupati Djafar dan rombongan lalu pamit kembali ke Kota Ende dengan Perahu Motor JJ. Ibrahim, Kabag Umum Setda Ende ambil alih kemudi. Ibrahim didampingi Kadis Perhubungan, Mustaqim Mberu.
Separuh perjalanan, hujan lebat dan angin tiba-tiba datang. Rombongan yang duduk luar, hiruk pikuk mencari tempat nyaman di dalam perahu. Sayangnya, di dalam pun kemasukan air hujan. Namun itu dinikmati.
Bupati Djafar terlihat tenang, ia tetap duduk lipat kaki sembari mengutak-atik handphonenya. Hingga perahu bersandar di dermaga Mbongawani, hujan belum juga reda. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti)