Berita Viral Terkini

HATI-HATI -TERNYATA yang Memiliki Kelaianan Jantung Lebih Berisiko Jika Bila Terkena Covid-19, INFO

Kelaianan Irama Jantung Lebih Berisiko Mengalami Gejala Berat Bila Terkena Covid-19 – Sama seperti penyakit jantung lainnya,  penderita  k

Editor: Ferry Ndoen
Net
Ilustrasi 

Kelaianan Irama Jantung Lebih Berisiko Mengalami Gejala Berat Bila Terkena Covid-19

POS KUPANG.COM---– Sama seperti penyakit jantung lainnya,  penderita  kelainan irama jantung (aritmia) akan lebih mengalami perburukan ketika terinfeksi Covid-19.

Sehingga di era pandemi, keluhan sekecil apapun di jantung harus membuat waspada, dan jangan menunda ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan.  

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K) mengatakan, ketika terkena infeksi virus Covid-19, terjadi peradangan.

Ketika di area jantung juga terjadi peradangan, akan memperberat kelainan jantung termasuk  aritmia. 

“Data yang dikumpulkan dibanyak rumah sakit, pasien Covid-19 dengan aritmia umumnya memiliki gejala yang berat, berisiko masuk ICU lebih tinggi dibandingkan yang tidak memiliki aritmia. Sehingga angka kematiannya juga meningkat,” ujar dokter Dicky  saat menjadi pembicara di radio kesehatan dengan tema ‘Kelainan Irama Jantung di Era Pandemi’, Senin (8/2/2021).

Pasien dengan aritmia, ketika terjadi Covid-19 akan  memiliki risiko peningkatan gangguan.

Pasalnya, obat-obatan yang diberikan seperti antivirus, antibiotic, walaupun tidak besar, namun memiliki potensi terjadinya aritmia.

Hal inilah yang membuat penderita aritmia yang terkena Covid-19 berisiko menjadi gejala berat.

Tidak pernah disarankan, pada penderita aritmia yang terkena  Covid-19, melakukan isolasi mandiri di rumah.  Harus di rumah sakit.

Ia menjelaskan, pada aritmia ada kelainan irama di serambi dan atau di bilik jantung.

Dibandingkan kelainan di serambi, kelainan di bilik jantung lebih berbahaya.

Seorang petugas medis saat menjelaskan fungsi organ jantung kepada sejumlah pengunjung di zona jantung yang ada di Museum Tubuh, Kota Batu, Jawa Timur, Senin (22/8/2016).
Seorang petugas medis saat menjelaskan fungsi organ jantung kepada sejumlah pengunjung di zona jantung yang ada di Museum Tubuh, Kota Batu, Jawa Timur, Senin (22/8/2016). (KOMPAS.com/ANDI HARTIK)

Pasalnnya, risiko henti jantung lebih tinggi.

Ketika terjadi infeksi termasuk Covid-19, juga menambah risiko terjadinya stroke.

“Sangat penting bila ada aritmia diobati atau dihilangkan sebelum terjadi infeksi. Kita tidak bisa berharap tidak terkena Covid karena tidak bisa menduga kapan terjadi penularan. Sehingga aritmia  harus segera ditangani maksimal. Bila  terjadi covid dengan aritmia terkontrol pasien tersebut bisa melewati masa infeksi  dengan baik,” ujar dokter dari RS Harapan Kita.

Gejala bila terjadi aritmia yang sederhana adalah merasakan jantung berdebar dengan cepat dan tidak teratur.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved