PGRI Flotim Undang Dua Aktivis Pendidikan Internasional Bincang Edukatif
mensheringkan praktik baik seputar pendidikan melalui ruang zoom meeting dengan topik " Semesta Sebagai Sumber Belajar
Penulis: Gerardus Manyela | Editor: Rosalina Woso
Sebagai penutup dalam pemaparan materinya, Butet Manurung kembali menyodorkan refleksi antara Pendidikan formal dan pendidikan tradisional. "Apakah kita harus memilih? Tidak bolehkah menjawab tantangan global sekaligus juga dapat memenuhi tuntuan lokal?, Adakah hubungannya semakin tinggi pendidikan formal seseorang, makin rendah pula pengetahuan lokalnya. ?Mungkinkah kecakapan berjalan beriringan dengan pendidikan formal?
Narasumber berikut yang tidak kalah hebatnya yakni, Fadilla M. Apristawijaya, Ia meramu khusus materinya dengan judul Problem Posing Education (Pendidikan Hadap Masalah). Dilla memulainya dengan mengatakan, defenisi pendidikan adalah, merespon masalah kehidupan yang nyata.Selain itu, pendidikan harus memanusiakan.
Dalam paparannya, Dilla mengutip beberapa pernyataan inspiratif diantaranya, seorang murid bukan obyek yang harus diubah dan sebuah gelas kosong yang harua diisi. Menjadi seorang pendidik yang baik adalah seseorang yang punya keyakinan terhadap kemanusiaan; yakin bahwa setiap manusia mampu mencipta dan mengubah keadaab dan duniannya.
Menurut Fadilla, pendidikan berbasis masalah dalam praktiknya, harus membangun kolaborasi antar guru, menggunakan alat ikur yang terbuka, dukungan dan komitmen dari Kepala Sekolah dan membangun mitra dengan masyarakat dan komponenya, tidak hanya orang tua.
Masih menurut Fadilla, hadirnya sekolah, harus untuk kehidupan. Dan mesti dicapai dengan pendekatan dialogis. "Butuh keperpihakan sekolah untuk kehidupan. Kurikulum, pendidik dan proses harus dialogis. "Ada beberapa sikap yang dimiliki untuk bagaimana bisa membangun dialogis yakni, sikap membumi, kasih, keyakinan pada keberdayaan komunitas dan kritis.
Hadir pada kesempatan itu, Pengurus PGRI NTT, Kepala Kantor Bahasa NTT, LPMP NTT, Pemimpin Umum Media Pendidikan Cakrawala NTT, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Koordinator Pengawas Dikdas Flores Timur, Kepala Sekolah dan guru.
Egidius Demon Lema, Wakil Ketua PGRI Flores Timur dalam sambutan penutupnya menyampaikan terima kasih kepada dua narasumber yang hebat Butet Manurung dan Fadilla M Apristawijaya, juga para peserta. "
• Anda Disarankan Minum Obat Ini Selama Pandemi Covid-19, Apa Saja ?
• Selama Hujan Angin, BPBD Kabupaten Ngada Terima Tiga Laporan Ruma Rusak
• Satu Pasien Suspek Covid-19 Meninggal Dunia di RSUD dr. Ben Mboi Ruteng Hari Ini
Mewakili segenap Pengurus PGRI Flores Timur menyampaikan terima kasih untuk dua narasumber hebat yang telah berbagi pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman nyata. Topik "Semesta Sebagai Sumber Belajar" dengan sangat menarik dan kontekstual disheringkan. Tidak menjenjal pada teori atau konsep semata tetapi sungguh mendaratkan hal-hal nyata yang dialami sebagai pemantik inspirasi buat peserta,"kata Egidius.(Laporan Reporter POS KUPANG.COM, Gerardus Manyella)