Warga Desa Waijarang Trauma Dengan Banjir Rob Kemarin, Sudah Kosongkan Rumah dan Mengungsi
Dia mengakui ini pertama kalinya banjir rob akibat gelombang pasang menerjang desa mereka.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso

Warga Desa Waijarang Trauma Dengan Banjir Rob Kemarin, Sudah Kosongkan Rumah dan Mengungsi
POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA--Sejumlah warga Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan yang terdampak gelombang pasang atau banjir rob Kamis kemarin masih merasa trauma. Mereka sudah memindahkan perabotan rumah ke rumah tetangga yang lebih aman.
Sejak kejadian banjir rob kemarin, sebanyak 12 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak kemarin juga sudah mengungsi ke rumah keluarga yang lebih aman.
Jaisin Tempo, warga RT 8 Desa Waijarang, mengisahkan air laut mulai merendam pemukiman warga pada pukul 14.30 Wita, Kamis kemarin. Air laut bahkan sampai masuk ke dalam rumah warga dan merendam sejauh kurang lebih 100 meter ke arah darat.
Gelombang pasang yang menerjang ini juga menghancurkan beronjong sepanjang 200 meter.
Siti Jendang, warga terdampak lainnya, juga menguraikan hal senada. Saat kejadian itu, dia sedang berada di rumah tetangga. Dia kemudian mendapat kabar dari anaknya kalau air laut sudah masuk ke dalam rumah mereka.
Dia mengakui ini pertama kalinya banjir rob akibat gelombang pasang menerjang desa mereka.
"Tahun sebelumnya tidak pernah, cuma tahun ini saja terjadi. Kami sempat mengungsi ke rumah keluarga di wilayah yang lebih tinggi," kisahnya saat ditemui, Jumat (5/2/2021).
Kondisi cuaca yang buruk, menurutnya, juga menyebabkan mayoritas warga yang berprofesi sebagai nelayan enggan melaut.
"Kami belum berani melaut karena gelombang masih tinggi. Sejak kemarin, cuaca kurang baik jadi kita istirahat dulu," ungkap Siti.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday dan BPBD Lembata juga sudah turun langsung melihat kawasan terdampak di sana. Wabup Langoday juga sudah memerintahkan BPBD Lembata untuk segera memberi bantuan kepada warga terdampak.
Penjabat Kepala Desa Waijarang Wim Wolor mengaku pada saat kejadian dia dan para aparat desa baru selesai rapat di kantor desa. Lalu, ada warga yang menelepon dan memberitahukan kalau air laut sudah merendam pemukiman rumah.
"Kami habis rapat di desa dan ada warga telepon. Permukaan air sudah lebih tinggi dari beronjong. Ada tiga rumah yang lebih parah air masuk," ujarnya.
• Satu Pasien Positif Covid-19 di Kabupaten Manggarai Barat Meninggal
• DPD Partai Demokrat Provinsi NTT Bantah Jadi Jaminan Pencalonan Orient Riwu Kore
• Kasus Covid-19 di Kabupaten Malaka Meningkat, Pasien Positif Dalam Pemantauan 22 Orang
• Ini Jumlah Pasien Covid-19 di Sumba Timur yang Masih Dirawat
Kini pemerintah desa tetap memantau gelombang pasang dan upaya pencegahan masih tetap dilakukan.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)