Puskesmas Onekore Ambil Swab 15 Siswa Syuradikara Ende untuk PCR
terhadap semua anak asrama yang berjumlah 114 orang. Hasilnya 15 orang positif swab antigen.
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Satpam di pos jaga menjelaskan, saat ini asrama SMK K Syuradikara tidak menerima kunjungan dari manapun, siapapun.
Bahkan, lanjutnya, barang-barang titipan untuk anak-anak asrama tidak boleh di bawa masuk ke dalam asrama. Semuanya dititip di pos jaga.
Pantauan POS-KUPANG.COM, tidak jauh dari POS-KUPANG.COM, ada sebuah mobil dengan kondisi pintu belakang terbuka, tampak sejumlah paket dalam mobil tersebut.
Menurut Satpam, paket tersebut merupakan pesanan online anak-anak asrama yang sementara ditahan diluar, tidak bisa dibawa masuk ke dalam asrama.
Dia mengaku semua anak-anak asrama sudah dipulangkan ke rumah orangtua masing-masing, kecuali yang positif swab antigen, tetap di asrama menjalani isolasi mandiri sambil dipantau oleh tim medis.
Menurutnya anak-anak asrama dipulangkan pasca diketahui ada yang positif swab antigen. "Hari itu juga, mereka pulang ada orangtua datang jemput ada juga yang orangtua kirim tiket pesawat," ungkapnya.
Satpam juga menyesalkan informasi hasil swab antigen dan nama-nama asrama beredar luas. "Bahkan nama kelas berapa juga ada. Saya juga kaget informasi itu beredar," ungkapnya.
Sekolah Sesalkan Hasil Swab Antigen dan Nama Anak Beredar Luas
Lembaga Pendidikan SMK K Syuradikara menyesalkan hasil positif swab antigen dari lima belas muridnya beredar di media whatsapp.
Pasalnya, nama-nama 15 murid itu tertera jelas dan lengkap. Pihak sekolah menegaskan seharusnya nama murid tidak boleh tertera jelas, karena itu merupakan rahasia medis.
Tokoh yang bertanggung jawab memberi informasi kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (5/2/2021) menegaskan, informasi yang beredar tersebut membuat psikologi murid-murid dan orangtua terganggu.
"Prinsipnya nama-nama pasien dilarang keras untuk disebarkan. Itu rahasia medis. Dan sangat berdampak pada beban psikolgis dan sosial anak. Kalau untuk kepentingan internal demi kesehatan dan keselamatan orang-orang di internal boleh-boleh saja. Tapi tidak boleh dipublikasikan," tegasnya.
Narasumber POS-KUPANG.COM tersebut meminta agar namanya tidak dicantumkan. "Tidak usah tulis nama saya di dalam berita. Cukup cantumkan menurut sumber dari sekolah saja," katanya.
Ia berharap berharap informasi hasil swab dan nama anak-anak tersebut segera dihentikan dan tidak dihebohkan.
Menurutnya, ia sudah menyampaikan kepada para guru, jika ada yang bertanya terkait informasi tersebut, para guru memberi penjelasan yang menyejukan dan menguatkan. "Tidak menimbulkan kepanikan dan tafsiran yang melebar," tegasnya.