Kader PDIP Ini Merasa Ketakutan Kritik Pemerintah Padahal Semasa Soeharto Ia Bebas Berpendapat, Lho?

Melihat respon para buzzer yang menyerangnya, Kwik Kian Gie menyatakan saat ini ia akan memilih tutup mulut dulu untuk sementara waktu.

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.COM
Pakar ekonomi senior, Kwik Kian Gie 

Kader PDIP Ini Merasa Ketakutan Kritik Pemerintah Padahal Semasa Soeharto Ia Bebas Berpendapat, Lho?

POS-KUPANG.COM, JAKARTA -- Kader PDIP ini mengungkapkan hal mengejutkan ketika ia baru saja melontarkan kritikan terhadap pemerintah.

Ia merasa ketakutan yang luar biasa karena setelah mengeritik pemerintah, ia langsung diserang habis-habisan.

Padahal sebagai kader PDIP, ia pantas mengedepankan kritikannya itu demi kepentingan bangsa dan negara.

Dialah Kwik Kian Gie, sosok yang dulunya Ekonom dan pernah menjabat sebagai Menko Ekonomi itu.

Ia mengatakan, setelah mengeritik pemerintah, ada begitu banyak akun yang menyerang bahkan mengulitinya.

Akun-akun yang dia namakan sebagai 'buzzer' itu, dengan pedas 'menghajar' dirinya yang mengkritik pemerintah.

Bahkan, akun-akun itu mengkuliti habis Kwik Kian Gie dengan mengumbar masalah pribadi politisi tersebut.

NET
Mantan Presiden Soeharto
NET Mantan Presiden Soeharto (NET)

Bahkan, Kwik membalas salah satu akun yang menyerangnya lantaran Kwik dianggap menyerang Presiden Joko Widodo.

Kwik menyatakan, sampai saat ini dirinya masih menjadi kader PDI Perjuangan.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa dirinya bukanlah tipe penjilat.

Pak @.Marquez, saya ini sejak tahun 1987 kan kader PDI sampai menjadi PDIP, mengalami Kongres Medan dan Surabaya dan tetap kader sampai saat ini. Satu partai dengan Pak Jokowi. Tapi kan tidak lantas harus menjilat terus dan mencari muka terus? Hubungan denng Mbak Mega masih super," jelasnya.

Melihat respon para buzzer yang menyerangnya, Kwik Kian Gie menyatakan saat ini ia akan memilih tutup mulut dulu untuk sementara waktu.

"Saya tak mikir dulu lebih baik tutup mulut total saja atau tambah giat dengan data yg valid an konstruktif. Rasanya koq sulit dibayangkan ya para buzzer itu dibayar. Banyak terima kasih untk semua nasihat yg saling bertentangan

Iya juga, lupa medsos memberi kebebasan total dan mutlak. Memang saya sudah kakek. Tapi banyak yg memuji Mahatir Muhammad. Maka saya akan brenti mbacot dulu sambil mikir keras. Idee yg bagus juga nulis Diary," tandasnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved