Mundur karena AHY, Kini Ferdinand Hutahean Buka Suara Soal Kudeta: Tak Mungkin Rasanya Moeldoko

Mundur karena AHY, Kini Ferdinand Hutahean Buka Suara Soal Kudeta: Tak Mungkin Rasanya Moeldoko

Editor: maria anitoda
Tribun Medan
Mundur karena AHY, Kini Ferdinand Hutahean Buka Suara Soal Kudeta: Tak Mungkin Rasanya Moeldoko 

Menurutnya, isu ini diekspoitasi karena Partai Demokrat bisa mendapatkan suara dari pemilih Gerindra yang kini bergabung ke pemerintahan.

"Kalau misalnya pemilih Gerindra lari ke Demokrat bisa jadi kekuatan utama. Tidak ada salahnya Partai Demokrat mengeksploitasi isu ini," katanya.

Menurutnya, Jokowi harus melakukan tindakan atas isu yang beredar dan melibatkan pejabat Istana.

"Pak Jokowi harus menjawab problem etik karena ada kemungkinan orang terdekatnya yang bisa jadi secara normatif melanggar pakem. Minimal menegur."

"Kalau jadi terbuka itu tamparan buat Moeldoko. Bagaimanapun kejadian ini melibatkan orang terdekatnya," ungkap pria 43 tahun ini.

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko, menjawab tudingan adanya orang Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Akui Dirinya Simpanan, Kiky Saputri Dibayar 10 M Per Bulan, Pejabatnya Suka Heboh di Twitter, Siapa?

Bikin Baper, Arya Saloka Punya Panggilan Sayang Unik Ini ke Istrinya Loh, Ayu Dewi Syok, Apa?

Presiden China Xi Jinping Ternyata Tak Punya Biografi, Hidupnya Misterius Jurnalis Takut, Kenapa?

Moeldoko menjelaskan permasalan ini tidak melibatkan Istana maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya tudingan yang diungkapkan AHY ke Istana salah sasaran karena Presiden Jokowi tidak mengetahui permasalahan ini.

"Jangan dikit-dikit istana dalam hal ini saya mengingatkan dan jangan ganggu pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu apa-apa," ujar Moeldoko, Senin (1/2/2021) malam, dilansir YouTube Kompas TV.

Ia mengungkapkan masalah ini merupakan masalah pribadinya bukan Istana.

"Jadi itu urusan saya Moeldoko bukan KSP," tegasnya.

Mantan Panglima TNI ini menjelaskan dugaan kronologi dirinya bisa dituding ingin mengkudeta partai Demokrat.

"Jadi ceritanya begini, beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan panglima TNI tapi saya tidak memiliki batas dengan siapapun."

"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong kita terima. Konteksnya apa saya tidak mengerti. Pada curhat tentang situasi yang terjadi, saya dengarin," ungkap pria kelahiran Kediri ini.

Moeldoko merasa prihatin setelah mendengar penjelasan terkait kondisi partai Demokrat terkini.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved