Pelabuhan Lewoleba Terancam Ambruk, Syahbandar Minta Dukungan Pemda Untuk Dana APBN
Dermaga Pelabuhan Lewoleba terancam ambruk lima tahun mendatang jika tak segera dibenahi secara total
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA-Dermaga Pelabuhan Lewoleba terancam ambruk lima tahun mendatang jika tak segera dibenahi secara total. Kondisi fisik dermaga dan fasilitas pendukung lainnya sudah rusak parah. Dengan kondisi seperti ini sebenarnya kapal besar sudah tidak layak sandar di sana.
Hal ini juga disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Lewoleba, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, Jhon Ola, Senin (25/1/2021).
"Menurut saya pelabuhan ini fasilitas dermaga sudah rusak parah, sudah tidak layak kapal sandar apalagi kapal besar. Saat ini bagaimana kita berusaha benahi pelabuhan ini kita perbaiki supaya kondisi layak disandari kapal," kata John Ola.
Baca juga: Brian Wicaksono Gantikan Leyfrids Mada Jadi Kasatlantas Polres Sumba Timur
Disampaikannya, yang paling penting sekarang adalah bagaimana mengusahakan anggaran dari APBN untuk membenahi Pelabuhan Laut Lewoleba secara menyeluruh.
"Kalau bicara soal pengelolaan saya tidak bicara itu. Kita jangan bicara soal pengelolaannya dulu. Intinya kita benahi dulu. Kondisi saat ini (pelabuhan) rusak berat," kata John yang baru bertugas di di Lembata pada akhir tahun 2020.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Masih Dominasi Pengidap HIV dan AIDS di Lembata
Secara kasat mata, kata dia, besi-besi dermaga yang seharusnya tertutup semen sudah mulai nampak, tampak penyangga dermaga juga sudah keropos. Jadi tinggal menunggu waktu pelabuhan itu hancur.
Dermaga pelabuhan rakyat, tandasnya, saat ini juga sudah rusak parah. Demikian halnya dengan bagian dermaga nusantara. "Kita butuh dukungan semua pihak terutama pemda setempat," imbuhnya.
Sejak bertugas, dia sendiri juga sudah mendengar keluhan dan komplain perihal kondisi dermaga dari para pengguna jasa pelabuhan.
Sebelum dibenahi total, terlebih dahulu pihaknya akan mengajukan studi kelayakan.
"Saya akan bersurat minta tim dari pusat untuk studi kelayakan, dari hasil survei ini baru kita ajukan anggaran. Yang jelas Pelra itu harus kita bongkar total," tandasnya.
Kalau pelabuhan tidak dibenahi segera, suatu saat kapal tol laut tidak akan sandar lagi di Lembata dan hanya sebatas sampai di Larantuka. Sementara, kapal Pelni baru bisa sandar lagi jika sudah ada survei ulang kolam labuh karena masih ada bekas sisa tenggelamnya Kapal Shimpo.
Dia mengakui Pelabuhan Lewoleba termasuk salah satu pelabuhan di NTT yang cukup ramai aktivitas embarkasi dan debarkasi.
Sementara itu, Kapten Kapal Lembata Express David Vigis Koban mengakui bahwa sudah saatnya Pelabuhan Lewoleba diperbaiki total. Saat ini, memang perlu dukungan dari semua pihak terutama Pemda Lembata supaya bisa mendapat anggaran perbaikan dari APBN.
Dia sepakat yang paling utama sekarang adalah bagaimana membenahi kerusakan dermaga yang ada dan bukan soal kewenangan otoritas pengelolaan pelabuhan.
"Khawatirnya seperti kejadian kemarin, kondisi tidak layak akhirnya fatal," ujarnya.
"Frekuensi kunjungan kapal di Lewoleba tinggi dan terbanyak. Kita harap mau siapa yang kelola itu urus nanti, intinya kita benahi dulu," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)