BPBD TTS: Belum Ada Laporan Bencana

Sekertaris BPBD Kabupaten TTS, Jusuf Alle mengatakan untuk tahun 2021 pihaknya belum menerima adanya laporan bencana alam

Penulis: Dion Kota | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Dion Kota
Jusuf Alle, Sekertaris BPBD Kabupaten TTS 

POS-KUPANG.COM | SOE - Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten TTS, Jusuf Alle mengatakan untuk tahun 2021 pihaknya belum menerima adanya laporan bencana alam, baik dari pemerintah desa maupun pemerintah kecamatan.

Kendati demikian, dirinnya tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada mengingat saat ini intensitas hujan cukup tinggi.

" Belum ada laporan bencana alam untuk tahun 2021. Namun kita tetap waspda jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Apa lagi saat ini curah hujan cukup tinggi," ungkap Jusuf kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (26/1/2021). 

Baca juga: Dinsos dan Minta Pelayanan KSS Bagi Warga Dipercepat

Bagi masyarakat  yang tinggal di dekat Bantaran mau lereng perbukitan diminta untuk mewaspadai bencana banjir maupun tanah langsir.

Mengingat saat ini intensitas hujan masih tinggi. Jika terjadi bencana, dirinya menghimbau agar masyarakat segera berkoordinasi dengan pemerintah desa agar secepatnya melapor ke Bupati atau BPBD.

Baca juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Pasien Covid-19 yang Meninggal di RS Siloam Labuan Bajo

" Di musim hujan seperti saat ini yang harus kita waspadai adalah bencana longsor dan banjir. Oleh sebab itu bagi masyarakat yang tinggal di bantaran kali dan lereng bukit agar ekstra waspada ketika hujan turun," ingatnya.

Diberitakan sebelumnya, sepanjang jalan Desa Tuasene, Kecamatan Mollo Selatan terlalu sempit, menyebabkan banjir melanda Desa tersebut pada Jumat (8/1/2021). 

Debit air hujan yang besar tak mampu ditampung oleh saluran drainase sehingga meluap ke badan jalan dan pemukiman masyarakat. 

Untuk diketahui pekerjaan jalan hotmix dan saluran drainase baru dikerjakan pada tahun 2019.

Ketua DPRD TTS yang juga putra asli Tuasene, Marcu Mbau mengatakan, banjir yang melanda Desa Tuasene di sebabkan oleh dua hal.

Pertama, alur jalan air yang sebelumnya terbagi menjadi dua, saat pekerjaan jalan hotmix di ubah menjadi satu dan di arahkan ke dalam saluran drainase.

Kedua, saluran drainase yang terlalu sempit. Debit air yang besar tak mampu ditampung di dalam saluran drainase sehingga meluap ke badan jalan dan pemukiman masyarakat. (Laporan Reporter Pos-Kupang. Com, Dion Kota)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved