Pilpres 2024
Wacana Megawati dan Jusuf Kalla di Pilpres 2024, Ada Hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden?
Wacana Megawati dan Jusuf Kalla Maju di Pilpres 2024, Ini Kata Ahli Hukum Tata Negara, Ada Hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden?
Wacana Megawati dan Jusuf Kalla Maju di Pilpres 2024, Ini Kata Ahli Hukum Tata Negara, Ada Hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden?
POS-KUPANG.COM -- Wacana Megawati dan Jusuf Kalla Maju di Pilpres 2024, Ini Kata Ahli Hukum Tata Negara, Ada Hubungannya dengan Presiden AS Joe Biden?
Ahli hukum tata negara Refly Harun menilai, dua politisi senior Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla berpeluang maju di pemilihan presiden (pilpres 2024).
Jika ada perubahan konstelasi politik, menurut Refly bukan tidak mungkin Megawati dan JK akan bertarung dalam Pilpres 2024.
Baca juga: Politikus Demokrat Sebut Pemerintah Tidak Konsisten Jalankan Aturan Saat Pandemi Covid-19, Kenapa?
Baca juga: Simak Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 2 Halaman 152 153 154 155 156 157 158 159 Subtema 3 Pembelajaran 5
Baca juga: Simak Kondisi Terkini Pembalap Repsol Honda Marc Marques, Dokter Bilang Begini, Bisa Absen?
Hal itu disampaikan Refly, dikutip Tribunnews, Senin (25/1/2021), dari video berjudul 'Bukan Tidak Mungkin 2024 JK Dan Mega Nyapres Lagi!!' yang tayang di Channel YouTube Refly Harun.
Dalam unggahannya, Refly membacakan sebuah artikel yang berspekulasi bahwa JK akan maju Pilpres mendatang.
Artikel itu dijelaskan terlepas dari usia yang sudah cukup tua, JK memiliki peluang untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.
Sebab kedekatan JK dengan Presiden AS Joe Biden berdampak positif.
Refly Harun menjelaskan, terlepas dari dukungan partai politik atau tidak, ia meminta masyarakat untuk tidak melupakan 'Mahathir Effect'.
"Ada dukungan parpol atau tidak, jangan melupakan bahwa yang namanya 'Mahathir Effect'. Ini seperti fenomena bola salju, menggelinding makin besar dan terbukti misalnya Amerika Serikat pada dua perhelatan pemilu terakhir ini memunculkan orang-orang tua sebagai presiden terpilih Donald Trump dan kemudian juga yang lebih tua Joe Biden," kata Refly.
Refly juga menyoroti umur JK dan Joe Biden yang tak jauh beda, hanya berjarak berapa bulan saja.
Hal itu bisa membuat JK memiliki peluang menjadi presiden seperti Joe Biden.
"Ternyata JK juga usianya sama saja dengan Joe Biden, hanya JK tua enam bulan. Kalau dia ingin maju di tahun 2024, jadi usianya nanti 82 tahun. Artinya bukan tidak mungkin JK kembali menjadi calon presiden jika memang ada peluang ke arah itu," ucapnya.
Refly juga menyinggung kemungkinan Megawati Soekarnoputri kembali maju presiden, lantaran usia Mega yang lebih muda ketimbang JK.
Dia menegaskan untuk tidak menutup peluang Megawati dan JK maju dalam Pilpres 2024.
"Bukan tidak mungkin konstelasi berubah menjadi drastis, yang maju sebagai calon presiden adalah Megawati Soekarnoputri dari koalisi istana, why not," katanya.
"Jangan tutup peluang Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla. Bisa jadi, tiba-tiba orang lanjut usia itu justru kembali bertarung dalam Pilpres. Itu yang namanya politician never die," imbuhnya.
Refly menilai, Megawati akan melihat saingannya tidak banyak lagi.
Hal ini berbeda dengan Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 saat Mega merelakan Joko Widodo (Jokowi) maju.
Sementara, pada Pilpres 2024 Jokowi tidak akan maju lagi lantaran sudah dua periode jadi presiden.
Bagi JK, lanjut Refly, bahkan bisa dua periode menjadi presiden karena belum pernah menjadi presiden jika berminat mencalonkan diri.
"Siapa tahu? Kalau kita bicara usia, usia itu kan tergantung. Kalau maintenance-nya bagus, ya orang yang lebih senior dari kita bisa saja jauh lebih sehat dibandingkan kita semua yang jauh lebih muda. Dan ini akan mengubah konstelasi yang luar biasa," ujarnya.
Terganjal Parpol?
Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan semua kemungkinan bisa terjadi dalam politik.
"Dalam politik memang serba mungkin, termasuk kemungkinan Mega dan JK maju pilpres 2024. Tapi kemungkinan dalam politik bisa diukur dengan mudah," ujar Adi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (25/1/2021).
Untuk Megawati sendiri, Adi memprediksi Ketua Umum PDI Perjuangan itu tak akan maju dalam Pilpres 2024.
Sebab, semua jabatan politik prestisius sudah berhasil direngkuh oleh Megawati. Megawati sendiri diprediksi hanya akan berperan sebagai king maker.
"Saya melihat Megawati tak bakal maju pilpres karena karir politiknya paripurna. Semua jabatan politik prestisius sudah direngkuh termasuk jadi presiden," kata dia.
"Megawati sepertinya lebih cenderung memilih sebagai king maker karena kemungkinan besar tak maju pilpres. Apalagi saat ini PDIP kadernya berlimpah dan yang potensial maju seperti Ganjar, Risma, Puan," imbuhnya.
Hal tersebut, kata Adi, berbeda dengan JK yang belum pernah menjabat sebagai presiden. JK sendiri diketahui dua kali menjabat sebagai wakil presiden.
Meski demikian, Adi melihat JK akan terkendala oleh dukungan parpol. Sebab Partai Golkar yang menjadi tempat bernaung JK diprediksi akan mendorong Airlangga Hartarto dibanding JK.
"Beda dengan JK yang belum pernah jadi presiden, jadi wajar jika JK dikaitkan dengan Pilpres 2024. Problemnya, apakah ada parpol yang siap sokong JK maju? Apalagi ketum Golkar Airlangga Hartarto juga digadang siap tanding Pilpres," tandasnya.
Peluangnya kecil
Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla dinilai memiliki peluang kecil untuk dapat merebut suara rakyat, jika mengikuti kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, menanggapi wacana Megawati dan JK maju di Pilpres 2024.
"Jika tokoh tua muncul lagi, rakyat sepertinya sulit menerima, karena yang berkuasa itu lagi, itu lagi. Istilah anak mudahya L3 (Lo lagi, lo lagi, dan lo lagi)," ujar Ujang saat dihubungi, Jakarta, Senin (25/1/2021).
Menurut Ujang, Pilpres di Indonesia berbeda dengan di Amerika Serikat dan Malaysia, di mana tokoh tua mampu memenangkan Pilpres.
"Jika di Malaysia dan AS kaum tua bisa menang, itu karena rakyat suka dengan mereka," paparnya.
"Namun di Indonesia, kejadiannya berbeda, Mega dan JK akan sulit muncul lagi di 2024 karena rakyat menginginkan perubahan," sambung Ujang.
Ujang melihat, rakyat Indonesia lebih menginginkan sebuah regenerasi, terlebih Pilpres 2024 akan didominasi pemilih kalangan muda.
"Selain karena banyaknya pemilih muda. Itu juga karena rakyat sudah jenuh dengan yang tua-tua. Saatnya yang muda yang berprestasi untuk muncul dan dimunculkan di 2024 nanti," kata Ujang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul https://www.tribunnews.com/nasional/2021/01/25/mungkinkah-mega-dan-jk-jadi-capres-bagaimana-peluang-para-tokoh-tua-di-pilpres-2024?page=all