Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Minggu 24 Januari 2021, Minggu Biasa 3/A: Menjadi Cahaya di Tengah Pandemi

Nabi Yesaya bernubuat bahwa rakyat Galilea yang diangkut ke Asiria akan melihat terang dari Tuhan. Janji itu memberi harapan di tengah kegelapan

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Penginjil Yohanes menunjuk Yesus sebagai kulminasi kabar gembira dan cahaya yang menyinari kegelapan sebagaimana diramalkan Nabi Yesaya. Ajaran dan karya ajaib Yesus di tanah Galilea yang oleh orang Yahudi dianggap berbau kafir menegaskan bahwa keselamatan itu tidak sekadar milik eksklusif orang Israel tetapi terbuka kepada semua hati yang terbuka menerima Sabda Allah dan dipenuhi kehendak luhur untuk berbuat kasih kepada semua ciptaan (Mat:4: 12-14).

Orang beriman yang meletakkan seluruh hidup di bawah kaki Yesus akan menjadi kaya dan tergerak setiap saat untuk “memecah-mecahkan” kekayaan rahmat Tuhan itu kepada semua orang, tanpa sekat dan dalam kondisi segelap apa pun.

Setelah harapan kita diteguhkan oleh Yesus, apa yang harus kita perbuat di tengah realitas pandemi Covid-19 yang kian menggila ini? Ribuan sesama kita terancam kematian. Mayoritas wilayah di negeri ini dilabeli zona merah dan zona hitam.

Artinya, sebuah kegelapan besar sedang mengancam hidup dan masa depan. Ada sebuah ketidakpastian yang seolah menutup celah cahaya masa depan. Apakah kita masih merasa mampu dengan kekuatan diri sendiri?

Pandemi ini mengingatkan kita bahwa hanya dalam kebersamaan dan solidaritas, kita bisa melalui jalan terjal ini. Kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri. Betapa berharga kehadiran kita bagi sesama.

Pandemi ini tidak mengenal agama, suku atau golongan. Inilah momen tampan untuk meruntuhkan sekat-sekat primordial itu dan meretas sebuah harapan baru dalam persaudaraan dan solidaritas.

Setiap kita berharga bagi orang lain. Orang beriman akan peka membawa dan menempatkan diri dengan kiblat keselamatan sesama yang lain.

Mari kita menjaga jarak, hindari kerumunan, memakai masker dan mencuci tangan. Orang beriman menjaga diri, merawat kesehatan diri agar menjadi sumber sukacita dan kegembiraan bagi semua orang seperti “sukacita saat panen dan membagi jarahan.” Inilah jalan religiositas menjadi cahaya bagi semua orang di masa pandemi yang sulit ini. *

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved