Berita BMKG

Ini Penjelasan BMKG Terkait Suara Dentuman yang Gemparkan Warga di Bali Minggu 24 Januari 2021

Ini Penjelasan BMKG Terkait Suara Dentuman yang Gemparkan Warga di Bali Minggu 24 Januari 2021

Editor: Gordy Donofan
Istimewa
Ilustrasi Dentuman 

Ini Penjelasan BMKG Terkait Suara Dentuman yang Gemparkan Warga di Bali Minggu 24 Januari 2021

POS-KUPANG.COM -- Ini Penjelasan BMKG Terkait Suara Dentuman yang Gemparkan Warga di Bali Minggu 24 Januari 2021.

Sejumlah warga di Bali mengaku mendengar suara dentuman misterius pada Minggu 24 Januari 2021.

Suara tersebut, menurut sejumlah warga, sempat membuat kaget.

Baca juga: Berikut Rekap Lengkap Hasil Final Toyota Thailand Open 2021 Badminton, Empat Nomor Juara Bertahan

Baca juga: Rizal Ramli Sebut Hakim Mahkamah Konstitusi Tidak Paham Prinsip Demokrasi dan Konstitusi, Kok Bisa?

Baca juga: Pesawat Pembom China Terbang di Langit Taiwan, Pasukan Taipei Langsung Siaga, Rudal Disiapkan

Warganet pun ramai membicarakan dan mempertanyakan asal suara itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, Made Rentin mengatakan, pihaknya telah mengetahui informasi itu.

Namun, hingga saat ini, petugas terkait masih mencari asal suara dentuman misterius tersebut.

"Masih ditelusuri kemungkinan di laut," katanya, melalui pesan WhatsApp, Minggu 24 Januari 2021

Hasil pantauan BMKG Sementara itu, dilansir dari Antara, Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta memastikan, suara dentuman di wilayah Buleleng Bali memang terekam sensor gempa, namun dipastikan bukan karena aktivitas gempa.

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercatat pada sensor seismik Singaraja (SRBI) pada pukul 10.27 WITA," katanya, Minggu.

Lalu Daryono mengatakan, sensor BMKG merekam sinyal seismik tersebut dalam durasi sekitar 20 detik.

Melihat anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah merupakan sinyal gempa bumi tektonik.

"Jika sinyal seismik tersebut kita coba tentukan magnitudonya menggunakan formulasi penentuan mangnitudo gelombang gempa akan dihasilkan kekuatan 1,1 magnitudo lokal," tambah Daryono.

Pihaknya, tambah Daryono, mengaku belum dapat mengkonfirmasi penyebab dan asal suara dentuman itu.

Gempa di Timur Laut Kecamatan Melonguane

Gempa bumi kembali terjadi di daerah Timur Laut Kecamatan Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.

Sebelumnya, daerah tersebut telah terjadi gempa bumi magnitudo 7,1 pada Kamis 21 Januari 2021.

Gempa bumi kembali mengguncang dengan magnitudo 5,1, Jumat 22 Januari 2021 sore WIB.

Kabar tersebut berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di akun Twitter @infoBMKG.

BMKG memastikan gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.

“#Gempa Mag:5.1, 22-Jan-21 17:45:53 WIB, Lok:4.86 LU,127.40 BT (124 km TimurLaut MELONGUANE-SULUT), Kedlmn:67 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG,” cuit @infoBMKG.

Sebelumnya, gempa magnitudo 7,1 terjadi Kamis kemarin pada pukul 19.23 WIB.

Pusat gempa berada di laut 134 km timur laut Melonguane.

"#Gempa Mag:7.1, 21/01/2021 19:23:07 (Pusat gempa di laut 134 km TimurLaut MELONGUANE), Kedlmn:154 Km Dirasakan (MMI) IV Melonguane, IV Tahuna, IV Ondong, III Manado, III Bitung, II Bolaang Uki, II-III Gorontalo, II-III Halmahera Utara, II-III Galela, #BMKG," demikian cuit akun BMKG.

Sementara itu sebelumnya BMKG menyebut gempa dirasakan dengan skala IV MMI di Meloungane dan Ondong.

Kemudian Skala III dirasakan di Manado, Bitung, Gorontalo, hingga Halmahera Utara dan Galela.

Tak Berpotensi Tsunami

Sementara itu Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno menyebut gempa ini berada di wilayah Laut Filipina.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update atau pembaruan dengan magnitudo M 7,0.

"Episenter gempabumi terletak pada koordinat 4,94 LU dan 127,44 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 119 km," ungkapnya melalui keterangan tertulis.

Sementara itu dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( Thrust Fault )," ungkapnya.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," imbuhnya

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul https://pontianak.tribunnews.com/2021/01/24/heboh-suara-dentuman-misterius-gemparkan-warga-di-bali-ini-penjelasan-bmkg?page=all

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved