Berita Nagekeo Terkini
Bukan dengan Pestisida, Unik, Begini Cara Warga Aeramo di Nagekeo Usir Hama yang Menyerang Tanaman
Bukan dengan Pestisida, Begini Cara Warga Aeramo di Nagekeo Usir Hama yang Menyerang Tanaman
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Gordy Donofan
Bukan dengan Pestisida, Begini Cara Warga Aeramo di Nagekeo Usir Hama yang Menyerang Tanaman
POS-KUPANG.COM| MBAY -- Sejumlah warga dari tiga anak kampung di Desa Aeramo, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, mengadakan ritual adat untuk mengusir hama.
Acara tersebut disebut "Tolak Bala" untuk mencegah atau mengusir berbagai jenis hama penyakit yang belakangan ini menyerang tanaman masyarakat.
Baca juga: Kabar Terbaru Ariel Noah, Hingga Bertemu Anya Geraldine Lakukan Hal Ini, Sentuh Bagian Tubuh?
Baca juga: BEGINI LAFAZ DOA Qunut Sholat Subuh, Qunut Witir dan Qunut Nazilah Tulisan arab dan Latin
Baca juga: Dibalik Ketegangan di Laut China Selatan, Amerika Serikat dengan China, Ternyata Ini yang Terjadi
Sekretaris Desa Aeramo, Ronald Rabu, menyebutkan kegiatan ritual adat ini oleh masyarakat adat suku Nataia dinamakan "Tu Doka" yang artinya mengusir semua jenis malapetaka termasuk hama dan penyakit tanaman.
"Ritual 'Tu Doka' ini dipusatkan di Pantai Nagelewa dan berlangsung Minggu (17/1/2021) siang kemarin," ujar Ronal saat dihubungi POS-KUPANG.COM Senin (18/1/2020).
Ia menyebutkan ritual dipimpin oleh beberapa tetua adat masyarakat setempat.
Ia menyebutkan caranya adalah semua jenis hama, ulat, belalang, walang sangit, tikus dan lain-lain di kumpulkan dan di masukan dalam sebuah minuatur perahu yang dinamakan 'Kowa'.
"Kowa kemudian diantar ke tengah laut sebagai pertanda, semua jenis hama penyakit akan lenyap," jelasnya.
Jaga Kearifan Lokal
Ia menyebutkan ritual "Tolak Bala" ini merupakan bagian dari kearifan budaya lokal masyarakat yang digelar untuk mencegah atau melindungi masyarakat dari berbagai musibah atau malapetaka termasuk berbagai hama penyakit yang menyerang tanaman pertanian.
"Ritual adat ini digelar sebagai satu kesatuan untuk menolak semua musibah termasuk hama penyakit tanaman pertanian. Sebagai kepercayaan asli suku Nataia yang ada di Aeramo, masyarakat adat (Kobagheje, Niokota dan Kobafesa) dan masyarakat Aeeamo secara keseluruhan hari ini kita menggelar ritual 'Tu Doka'," jelas Ronal.
Ia menyatakan dalam tradisi suku Nataia, bahwa setelah acara tersebut digelar, semua warga yang mendiami wilayah suku Nataia pada Senin (17/1/2021 dilarang melakukan aktifitas apapun seperti bertani dan lain sebagainya.
"Larangan tersebut dalam bahasa adat dinamakan Ire," jelasnya.
Tokoh masyarakat Aeramo, Seravinus Mena, menyebutkan ritual ini merupakan tradisi nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun.
Seravinus menyebutkan ritual ini juga bagian arahan dari leluhur bahwa dalam kehidupan sosial, ketika terjadi wabah atau penyakit atau gangguan sosial lainnya, maka lembaga adat atau tokoh adat punya kewajiban untuk melindungi semua orang.